"Naina, aku ingin makan mochi," pinta Novalio di suatu pagi.
"Saya akan meminta Hendrick untuk membelikannya."
Ternyata mochi yang diinginkan Novalio berbeda dengan mochi yang Hendrick bawa. Hendrick membawa mochi biasa sedangkan yang diinginkan Novalio mochi dengan isi strawberry.
"Aku sudah tidak mau makan mochi, aku ingin makan yang lain."
"Sekali lagi maafkan saya Tuan, saya akan memenuhi keinginan anda dengan benar."
"Aku ingin makan seblak."
Hendrick dan Naina melongo sejenak, "Tapi Tuan, itu tidak baik untuk kesehatan anda."
"Aku hanya akan memakannya sedikit."
"Tapi Tuan,"
"Sudah lah Hendrick, belikan saja. Tuan Muda bilang kita harus memberikan apa pun yang Tuan Novalio inginkan."
Hendrick menghela nafasnya panjang, "Baiklah."
"Seblaknya level 5 ya."
"Heh!" Hendrick tanpa sadar membentak Novalio seolah ia adalah sahabat karib sang Tuan.
"Cepat Hendrick!"
Seblak pesanan Novalio akhirnya tiba dalam 30 menit. Novalio buru-buru mengambil piring dan sendok di dapur. Ia mengernyit begitu membuka bungkus seblak itu yang lagi-lagi tidak sesuai dengan harapannya.
"Kok seblaknya nggak merah sih? Ini beneran level 5 kan?"
Hendrick mengangguk cepat. "Itu cabenya pake yang warna putih, jadi ya gitu."
"Emang ada?"
"Ada, Tuan cobain aja langsung."
Novalio mencicip kuah seblaknya lebih dulu. Matanya melotot begitu sensasi pedas dan panas menyengat ke tenggorokannya.
Uhuk uhuk uhuk.
Naina dengan cekatan menyodorkan air putih untuk tuannya itu. Sementara Hendrick mengamankan mangkok seblak dari jangkauan Novalio.
"Sudah tuan, jangan diteruskan makannya."
"Aku belum mencobanya!"
"Tapi tuan langsung batuk-batuk."
"Itu cuma tersedak biasa. Ayo berikan seblaknya!"
Hendrick pun segera mengembalikan mangkok itu. Mereka mengamati sang Tuan yang melahap seblak dengan khidmat walaupun tiap suap diselingi dengan minum air. Novalio bukannya kenyang karena makan seblak, tapi perutnya penuh karena terlalu banyak minum.
"Sambalnya berapa sendok?" bisik Naina.
"Setengah," balas Hendrick.
Naina mengangguk lega. Setengah sendok saja sudah begini, apalagi lima sendok.
"Hah, aku tidak sanggup menghabiskannya. Pedas sekali."
"Kalau begitu Tuan minum susu saja, supaya pedasnya cepat reda."
Pada akhirnya Hendrick yang menghabiskan sisa seblak itu karena sayang masih tersisa banyak.
.
.
.
"Apa Tuan menginginkan sesuatu?"Naina melihat Tuannya itu sedikit melamun di tempat tidurnya.
"Aku bosan, apa aku boleh keluar?" Hanya gelengan yang Novalio dapatkan sebagai jawaban.
"Sudah beberapa hari aku tidak melihat Herza, apa dia tidak pulang?"
"Tuan Muda pulang larut malam, dan beliau pergi bekerja pagi sekali. Sepertinya beliau sedang punya banyak pekerjaan."
Tok tok tok
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate - Hyuckno [End] ✅
FanfictionBerawal dari sebuah insiden hingga cinta yang tumbuh karena terbiasa. Hehehe gak pinter bikin deskripsi, langsung cus baca aja BxB ya gaes Mpreg 21+ Banyak mengandung konten sensitif🙏🏻 ???? Omegaverse (ini versi aku ya, jadi mohon maaf kalau gak...