2

7.8K 544 59
                                        

Pagi harinya Novalio sudah terbangun. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya, terutama di bagian selangkangannya.

"Akh," ternyata peristiwa buruk itu bukan mimpi belaka. Tapi Ia sungguh tidak mengingat detail kejadian tadi malam. Apa jiwa omeganya yang mengambil alih?

Novalio tidak peduli, dia harus segera pergi dari tempat itu. Kalau tidak, dia pasti akan terus dilecehkan oleh orang tadi malam. Dengan mengerahkan seluruh tenaganya, Novalio meraih pakaiannya yang berserakan di lantai. Ia harus pulang, meskipun ia kesulitan berjalan, ia tetap harus pergi dari tempat itu secepatnya.

Novalio berjalan tertatih menuju daun pintu. Saat pintu itu terbuka, terdapat satu orang berpakaian jas lengkap yang berdiri di depannya.

"Tuan, anda sudah bangun?"

Novalio melirik sebentar ke arah orang itu. Kenapa dia memanggilnya dengan sebutan Tuan?

"Apakah Tuan membutuhkan sesuatu?"

"Aku mau pulang."

"Baiklah, mari saya antar."

"Tidak. Aku bisa pulang sendiri."
Kali ini Novalio tidak akan percaya begitu saja pada seseorang.

"Tapi Tuan Muda memerintahkan saya untuk mengantar anda, jika anda ingin pulang."

Tuan muda? Lelaki tambun yang terlihat seperti bapak bapak di atas usia 50 tahun itu dipanggil Tuan Muda? Cih, yang benar saja.

"Aku tidak peduli. Aku akan pulang sendiri!"

"Baiklah, biar saya antar ke depan dan pesankan taksi untuk anda."

Kali ini Novalio tidak menolak, ia menerima bantuan orang itu untuk memapahnya. Jujur saja pinggangnya benar-benar sakit, dan ia kesulitan berjalan.

Setelah sampai di depan, orang itu langsung menyetop salah satu taksi yang lewat. Ia membukakan pintu untuk Novalio.

"Pak, tolong antarkan dia dengan selamat."

Novalio menatap seseorang yang ia duga sebagai bodyguard itu. Ia ingin menaruh curiga pada sosok itu, tapi dirinya terlalu lemas bahkan untuk bertanya lebih lanjut. Ia hanya bisa menjawab alamat tujuan, dan setelah itu taxi pun segera melaju.

.
.
.

Novalio pasrah akan jalan hidupnya setelah ini. Ia bahkan menerima semua caci maki kedua orang tuanya tanpa pembelaan diri.

"Kau benar-benar tidak berguna! Apa kau sebegitu frustasinya tidak mendapatkan pekerjaan sampai menjual diri?" Bentak ayah Novalio.

"Maafkan aku ayah." Novalio ingin sekali membela diri, tapi semuanya percuma. Tidak akan ada yang percaya padanya.

"Mulai hari ini, kau tidak boleh keluar dari rumah ini! Jika kau membangkang, maka aku tak segan-segan untuk membuangmu di jalanan!"

Novalio hanya bisa menurut, ia pun segera menuju kamarnya untuk beristirahat. Tapi ibu tirinya itu tidak membiarkannya beristirahat dengan tenang, ia kembali datang untuk merendahkan dirinya.

"Kau sudah menjual dirimu, lalu di mana bayarannya? Berapa uang yang kau hasilkan?"

"Mama, tolong keluar dari kamarku."

"Apa? Kau berani mengusirku? Kau lupa tugasmu di rumah ini? Cepat bangun! Kau harus mencuci dan membersihkan rumah!" Wanita itu segera menyeret Novalio untuk bekerja.

Wanita yang tidak punya hati itu mengabaikan fakta kalau Novalio baru saja tertimpa hal yang buruk.

.
.
.

Mate - Hyuckno [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang