22

2.3K 197 52
                                    

⚠️ Mental health

Herza pulang sebentar untuk memeriksa kejanggalan yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Dilihatnya kamar mandi tempat insiden itu terjadi sangat bersih. Lantai keramiknya pun sangat kesat, seperti tidak ada bekas sabun yang tertinggal.

Lantas Herza buru-buru memeriksa cctv yang mengarah ke kamarnya. Rekaman itu diputar ulang sebelum waktu kejadian.

"Yuniar?"

Dia adalah salah satu pelayan di mansion itu yang sudah bekerja hampir tiga tahun. Herza tahu betul siapa saja pelayan yang mengurus keperluan pribadinya dan Novalio, dan Yuniar bukan salah satunya.

Yuniar bertugas membersihkan ruang tamu, ruang keluarga dan dapur, lalu kenapa dia berani memasuki kamarnya tanpa izin?

Terlihat Yuniar membawa kemoceng dan kain lap di tangannya. Ia memasuki kamar itu tanpa ragu seolah sudah terbiasa keluar masuk. Selang lima belas menit, ia keluar masih dengan membawa alat kebersihan sebelumnya.

Tersangka utama yang Herza yakini pelaku sebenarnya adalah Yuniar. Namun sayang, Yuniar sudah menghilang dari mansion itu.

"Yuni izin cuti pada Tuan Terra kemarin, dia bilang neneknya sedang sakit, Tuan," jelas Maria.

Dugaannya semakin kuat kalau Yuniar yang telah sengaja mencelakai Novalio. Herza tidak yakin kalau Yuniar cuti dengan alasan neneknya sakit, dia pasti melarikan diri dan bersembunyi. Tapi, sepintar apa pun dia bersembunyi, Herza pasti akan menemukannya. Di mana pun, mangsanya itu tidak akan lepas dari buruannya.

"Maverick, cari Yuniar dan bawa dia ke hadapanku baik hidup atau pun mati."

"Baik Tuan."
.
.
.
"Jemy, tolong jaga Nio sebentar ya, Om mau beli makan siang dulu," pinta Terra.

"Dengan senang hati Om."

Sementara Terra pergi mencari makan, Jeremy menemani Novalio bersama prince yang tengah menyusu di botol dot nya. Sesekali ia menyuapi Novalio dengan apel yang sudah ia kupas dan potong kecil-kecil. Duh, ia jadi membayangkan jadi suami Novalio dan daddy si kembar.

"Lucu banget sih pipinya pengen aku uyel-uyel." Jeremy sangat gemas melihat pipi prince yang kembang kempis menyedot susunya.

Cklek.

Pintu kamar Novalio dibuka dengan sedikit heboh. Ia pikir sang suami yang baru saja kembali, ternyata ibunya yang datang bersama sahabatnya.

"Mama?"

"Lio, Tante Lita katanya pengen lihat si kembar, jadi mama ajak ke sini deh."

Tante Lita adalah teman arisan sang ibu. Ibu Novalio sering menyombongkan diri karena memiliki menantu dan besan seorang konglomerat. Terlebih dia semakin congkak karena akan segera memiliki cucu, sedangkan anak dari teman-teman satu kelompok arisannya itu belum ada yang menikah.

Banyak yang penasaran juga dengan kelahiran si kembar yang terbilang langka karena lahir dari seorang omega laki-laki. Namun hanya tante Lita yang diajak karena ia yang paling dekat dengan ibu Novalio.

"Halo tante," sapanya dengan ramah yang kemudian hanya dibalas dengan senyuman singkat.

"Katanya anaknya kembar ya, mana yang satu nya lagi?"

"Iya tante, dia masih di NICU karena kondisinya belum stabil."

Tante Lita hanya mengangguk-angguk. Matanya memindai dengan cermat tubuh si kecil.

"Lio, boleh mama gendong prince?"

"Eh iya Ma, boleh."

Ibu Novalio segera mengambil alih gendongan prince. Meskipun di awal prince sedikit merengek karena kegiatan menyusunya sedikit terganggu. Sang nenek langsung menimang-nimang cucunya itu dengan lembut agar kembali tenang.

Mate - Hyuckno [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang