24

2.3K 196 57
                                    

Seharian Novalio luntang-lantung di jalanan tak tentu arah. Selama berjam jam ia hanya duduk termangu di samping air mancur di taman kota. Salahnya yang langsung pergi begitu saja tanpa membawa ponsel dan uang sepeser pun.

Petang menuju malam, setelah lapar dan dahaga mulai terasa baru lah ia berniat untuk pulang. Taman kota mulai ramai dikunjungi remaja puber yang hendak malam mingguan. Sepertinya akan menyenangkan jika ia bisa menghabiskan malam minggu bersama Herza di tempat itu nanti.

Novalio terus menyusuri trotoar menuju alamat rumahnya. Namun, tanpa ia sadari, seseorang tiba-tiba membekapnya dari belakang, ia sempat memberontak, tapi berkat obat bius yang terhirup oleh indera penciumannya ia pun langsung tak sadarkan diri.

Entah berapa lama dirinya tak sadarkan diri, Novalio terbangun di sebuah kamar. Dilihat dari fasilitas dan tipe kamar itu, ia menduga kalau ia sedang berada di kamar hotel. Sontak ia meraba-raba tubuhnya sendiri karena khawatir ia menjadi korban pelecehan lagi.

Baru beberapa detik Novalio berpikir, pintu kamar mandi terbuka menampilkan seorang pria dengan tubuh tinggi dan tegap. Pria itu keluar sembari meresletingkan celana jeans nya.

"Kau sudah bangun cantik?"

Novalio buru-buru beringsut menempelkan tubuhnya pada headboard. "Si-siapa kau?! Jangan mendekat!"

Pria itu terkekeh sesaat lalu kembali memasang wajah acuhnya. "Aku Jayden Kusuma."

Novalio mendelik. "Kenapa kau membawaku ke sini? Apa maumu?!"

"Aku ingin bersenang-senang denganmu sayang." Jayden bergerak mendekati ranjang. Ia lalu menarik kedua kaki Novalio hingga ia terlentang.

"Apa yang kau lakukan? Lepaskan aku!"

Kaki Novalio yang semula mencoba untuk menendang dan memberontak langsung diduduki oleh Jayden hingga membuat pergerakannya terkunci. Kedua tangan Novalio yang juga mencoba mendorong tubuh besar Jayden langsung dicekal di atas kepalanya.

"Feromonmu sangat istimewa sampai-sampai aku tidak bisa menyentuhmu dalam keadaan tidak sadar."

Titik sensitif Novalio, seperti area cuping dan lehernya mulai dikecupi oleh Jayden. Novalio mengeratkan giginya agar ia tidak mengeluarkan desahan yang bisa semakin memicu birahi Jayden.

Cuih! "Menjauh dariku, dasar menjijikan!" Tanpa rasa takut, Novalio meludahi wajah Jayden.

Jayden jelas tak terima dengan hal itu. Ia menggeram murka dan langsung menampar pipi Novalio.

Plakk.

"Dasar kurang ajar! Ternyata kau tidak hanya cantik tapi juga sangat berani." Tanpa belas kasihan, Jayden mencekik Novalio dan menamparnya berkali-kali.

"Baj-jing-an! Lepas-kan ak-ku!"

Bisa Novalio rasakan sudut bibirnya perih dan berdarah. Ia mencoba untuk mengerahkan semua tenaganya agar bisa lepas dari kungkungan Jayden.

Tapi dengan cepat Jayden melepaskan gesper nya dan mengikat tangan Novalio. "Akhh." Jayden tidak memedulikan jeritan Novalio saat ia mengikat tangannya dan mengabaikan pergelangan tangannya yang memar.

"Kau tidak akan lepas dariku, sayang."
Jayden lalu turun dari ranjang dan menyimpan ponsel dengan kamera yang menyala pada sisi jendela.

"Apa yang akan kau lakukan?!"

"Memberikan pertunjukkan yang hebat untuk suamimu tercinta itu."

"Itu tidak akan pernah terjadi, dasar brengsek!"

"Oh ya? Mari kita lihat."

Jayden sudah selesai mengatur kameranya, ia kembali mendekati ranjang di mana Novalio berada.

Mate - Hyuckno [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang