Novalio terbiasa menghabiskan makan malamnya di kamar seorang diri. Tapi kali ini Terra menemaninya duduk di ruang makan. Para maid menyajikan hidangan khusus yang diminta oleh Terra demi menyenangkan calon menantunya itu.
"Para pelayan bilang kau tidak memilih-milih menu makanan."
"Mereka tidak hanya memasak untukku, tapi untuk Herza juga. Jadi aku hanya mengikuti menu yang Herza inginkan."
Senyum simpul terbit di wajah Terra, ia kepalang gemas dengan calon menantunya itu. "Kau tidak perlu mengikutinya terus. Bagaimana kalau kau tidak menyukainya hmm? Kau tidak perlu sungkan di sini, katakan saja semua keinginanmu pada mereka ya?"
Novalio terenyuh melihat perhatian Terra padanya. Terra harus tau apa saja yang Novalio makan saat di rumahnya dulu. Untuk makan daging saja ia harus menunggu keluarganya bosan dengan menu itu. Ia memang berasal dari keluarga yang berada, tapi sebenarnya ia hidup miskin. Sehari-hari ia hanya makan dengan sayur, tahu tempe dan telur.
"Makan yang banyak ya Novalio." Terra membantu memindahkan beberapa lauk ke piring Novalio yang baru berisi nasi.
"Terima kasih banyak Papi."
Baru beberapa suap Terra menyuap makanannya itu, ia mendapati Novalio tengah sesenggukan.
"Hei, kenapa kau menangis?"
Terra sepertinya lupa kalau orang yang sedang hamil itu sangat sensitif. Dan Novalio bisa sangat emosional untuk hal-hal seperti itu.
"Makan dulu ya, nanti nangisnya dilanjut lagi. Papi temenin kamu nangis oke?"
Novalio menurut dan mengusap air matanya. Jangan lupakan hidung nya yang memerah sambil masih terisak.
"Tuan, Tuan Besar sudah tiba," tutur Maya.
"Oh, minta dia datang ke sini langsung."
"Baik Tuan."
Tak berselang lama, Tuan Besar mereka tiba di ruang makan.
"Honeyyy, I miss youuu!"Tuan Besar yang terkenal sangat berwibawa dan memiliki aura yang mengintimidasi itu bisa berubah seperti kucing dalam hitungan detik saat bertemu dengan pawangnya.
"Lebay banget sih Jo, kita cuma gak ketemu beberapa jam."
"Ya kan biasanya kamu 24/7 sama aku!"
Terra memutar matanya malas saat sang suami mendramatisir hal receh seperti itu.
"Di mana anak itu?"
Nada manja nan menggemaskan yang sebelumnya dibuat-buat seketika lenyap saat ia tidak mendapati putera tunggalnya ada di sana.
"Dia pergi bersama Maverick, mungkin urusan pekerjaan."
"Novalio sayang, dia Jordan, suamiku, Papanya Herza yang akan menjadi Papa mertuamu."
"Ha-halo," Novalio sedikit ragu untuk memanggilnya dengan sebutan Papa atau Om, jadi ia hanya bisa menyampaikan kata halo saja.
Tatapan tajam seolah tengah menyelidik dari Jordan membuat Novalio takut hingga menundukkan kepalanya semakin dalam.
"Ku colok matamu jika kau memberikan tatapan seperti itu lagi pada Novalio," ancam Terra.
Sekejap Jordan langsung mengubah ekspresinya dan menampilkan cengiran konyolnya itu. "Hehe, maaf sayang, aku hanya bercanda."
"Dia sedang sensitif! Jangan macam-macam!"
"Maafkan Papa ya Novalio."
Novalio hanya mengangguk. Degup jantung nya hampir tidak bisa ia kendalikan saat merasakan aura yang begitu mengintimidasinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mate - Hyuckno [End] ✅
FanfictionBerawal dari sebuah insiden hingga cinta yang tumbuh karena terbiasa. Hehehe gak pinter bikin deskripsi, langsung cus baca aja BxB ya gaes Mpreg 21+ Banyak mengandung konten sensitif🙏🏻 ???? Omegaverse (ini versi aku ya, jadi mohon maaf kalau gak...