9

5.2K 373 0
                                    

"Kenapa kau turun sendiri? Di mana Novalio?"

"Dia masih tidur Pi, kayaknya kelelahan abis main tadi malem."

"Seriously? Kau benar-benar bercinta dengannya tadi malam? Kau tidak mendengarkan arahan dokter? Kau tidak menyakitinya kan?" Terra mulai panik mendengar pengakuan anaknya itu.

"Sedikit."

"Sedikit? Sungguh? Sini kau biar aku pukul kepalamu!" Terra semakin geram mendengar jawaban sang anak. Hampir saja sendok sayur yang dipegangnya ia lemparkan ke kepala sangat anak.

"Haish, kalau sampai terjadi hal yang buruk padanya dan bayinya, aku akan memotong juniormu itu!" ancamnya.

"Ish, Papi seram sekali. Aku sudah memastikan kalau aku bermain dengan hati-hati. Aku juga sudah menandainya semalam."

"Sungguh?"

"Aneh gak sih Pi, aku mau nikah sama dia tapi dia belum aku tandain, bahaya nanti kalau direbut orang."

"Iya sih."

Tak jauh dari sana, Jordan memperhatikan keributan anak dan papi itu, kali ini ia tidak ingin terlibat, salah-salah sendok sayur itu mendarat di kepalanya. Ia bergabung setelah singa betinanya itu melunak dan bersiap untuk sarapan.

"Papi sudah memilih beberapa dekorasi dan juga design untuk undangan dan cincinnya. Kalian tinggal memilih saja."

"Memang kapan pernikahannya?"

"Dua minggu lagi."

Herza tidak terkejut sama sekali, toh lebih cepat lebih baik. "Aku akan setuju dengan apa pun pilihan Novalio."

"Yee dasar bucin," ledek Papa Jo.

"Bagaimana dengan keluarganya? Mereka akan datang kan?" tanya Terra ragu.

"Tentu saja. Tapi mereka tidak datang sebagai keluarga Novalio, melainkan tamu biasa."

"Tapi Herza,"

"Novalio sudah tidak punya orang tua, mereka tidak lagi menganggap Novalio sebagai anaknya. Jadi mereka tidak punya hak untuk datang sebagai orang tua Novalio," tegas Herza. Rasanya ia ingin marah tiap kali mengingat perbuatan jahat mereka pada Novalio.

Jordan dan Terra hanya bisa mengikuti keinginan sang anak. Tidak ada ruginya juga bagi mereka kalau orang tua Novalio mau datang atau tidak.

"Mungkin saat acara pernikahan nanti akan ada sedikit drama keluarga. Aku ingin menunjukkan pada semua orang terutama mereka kalau Novalio sangat berharga. Dia bukan pembawa sial dan bukan anak yang tidak berguna."

Emosi Herza mendadak menggebu-gebu mengingat bagaimana perlakuan keluarga itu. "Aku ingin sekali melenyapkan mereka, tapi Novalio masih punya hati untuk tidak menyakiti mereka. Meskipun begitu aku akan tetap membalaskan semua perbuatan buruk mereka."

Kedua orang tuanya itu hanya bisa mendukung apa pun yang puteranya lakukan. Sekali Herza berambisi, maka ia akan melakukan apapun untuk memenuhi ambisinya. Jadi, percuma saja jika mereka ingin menentangnya.

"Tapi, apa mereka akan datang? Secara kita tidak saling mengenal. Akan sedikit aneh jika dia tiba-tiba menerima undangan dari orang asing."

"Dia bukan orang asing, dan kita sudah mengenalnya."

"Sungguh?"

Herza mengangguk. "Dia salah satu manager di perusahaan Papa yang beberapa kali mencoba mengenalkan putrinya padaku."

"Benarkah?"

Herza mengangguk lagi.

"Ya sudah kalau begitu. Untuk fitting bajunya kalian tinggal dateng aja ke butik nya Karin, Papi udah bikin janji sama dia."

Mate - Hyuckno [End] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang