35.Suntik

357 30 1
                                    

5 bulan kemudian. Chiquita saat ini terlihat gemuk dan semakin berat untuk di gendong. Gak masalah buat JeongHaru kalau bayinya semakin berat.

"Dedek besok suntik ya sayang". Ucap Haruto yang sedang menyusui Chiquita.

"DORR!!" Jeongwoo dengan usilnya mengagetkan Haruto dari belakang.

"Astaga! Mas Jeongwoo ih! Bikin kaget aja!". Haruto mencubit lengan Jeongwoo. "Aduh! Sakit mom".

"Kamu duluan yang bikin aku kesel!". "ya udah maaf nyai". "enak aja kalo ngomong!". "salah lagi kan". "tau ah aku kesel sama kamu!".

"Dih masa gitu". "biarin!".

Malam nya
"Mas besok kamu ikut anterin Chiquita gak?". "kemana?". "suntik Imunisasi, kamu mau ikut gak?". "ikut deh".

"anak-anak gimana?". "ya sama papi nya lah". "Aku nya gak enak sama kak Junkyu". "biarin aja, buktinya juga twins anteng kan sama bang Junkyu". "Iya sih tapi-". "ssst udah diem aja".

Keesokan harinya
"Daddy! Buruan! Kita mau berangkat! Nanti nya telat!". Teriak Rakwon.

"Ya sabar dong masih juga jam setengah enam kalian mau ngapain di sana? Mau jemur gigi sampe kering?".

"Emang Daddy nungguin siapa sih?". Kata Junghwan. "Mommy sama adek". "loh ngapain mommy ikut?". "sekalian anterin adek nya imunisasi".

"Suntik ya?". Tanya Junghwan. "Iya lah masa iya mau di cekek". "Kok kita berdua gak?". "dulu kalian juga iya". "di suntik juga?, Kok gak kerasa ya?".

"yang ngerasain mommy sama daddy". "loh kok gitu?". "kalian sehabis suntik itu nangis kejer, malemnya demam panas". "Kok bisa gitu?". "ya mana Daddy tau".

Haruto sudah berdandan cantik dan menggendong Chiquita turun ke bawah. "Mas aku udah selesai, ayo berangkat". "ya udah ayo".

"Cantik banget istri gue". Batin Jeongwoo.

Di mobil
"Rakwon, Junghwan nanti pulangnya sama papi kyu aja ya". Kata Jeongwoo. "Oke!".

Di rs
"Selamat datang tuan nyonya". "iya dok". Jawab keduanya. "Mau suntik ya dedek nya?".

"Kagak! Mau bakar ini rumah sakit! Udah tau mau suntik pake nanya segala". Batin Jeongwoo.

"Lo yang ngasih jadwal. Lo nanya lagi". Batin Haruto.

Batin keduanya sama-sama sinis. Tapi tetep di suntik kok Chiquita nya. Dan dokternya juga mengasih obat penurun panas.

"Ini obat penurun panas ya nyonya, efek nya akan terasa saat malam atau siang. Jangan kaget aja ya". Kata dokter. "Iya dok. Kita pamit pulang dulu ya".  Kedua nya pamit pulang dan Jeongwoo masih keliatan sinis pada dokternya.

Di mobil
"Kamu diem aja mas?". "kesel ama dokternya, udah tau mau suntik nanya lagi". "Kok sama sih, tadi aku juga kesel sama dokternya".

"Kita langsung pulang atau ngadem dulu nih?". "Ngadem dulu deh". "kemana nih ngadem nya?". "Supermarket aja sekalian beli sayuran".

"Tumben, gak di mall aja?". "mahal banget kalo di mall". "Bilang aja bosen kan?". "hehe iya sih, gak kasian sama Chiquita nih?". "Iya iya ini jalan kok".

Sesampainya di supermarket
"Gantian kamu yang gendong Chiquita nya mas". "huft iya mom".

Di supermarket itu Haruto muter-muter nyari bahan masak dan buat Jeongwoo jadi bingung.

"Lama banget nyari apaan si Mak?". Batin Jeongwoo.

"Loh? Kamu dari tadi lama banget muter-muter nya cuman dapet segini doang?". "Yang butuh cuman ini doang, yang lainnya masih ada di kulkas". Jawab Haruto dengan santainya.

"Ck ya udah ayo buruan pulang deh!". Kata Jeongwoo kesal dan keluar dari supermarket itu dengan Chiquita yang berada di gendongan nya.

"Dia kesambet kah? Marah-marah Mulu gak jelas". Batin Haruto.

Di mobil
"Sini Chiquita nya". Pinta Haruto. "Nih". Jawab datar Jeongwoo dan langsung membuang muka ke arah lain.

"Kamu kenapa sih mas! Dari tadi marah Mulu!". "bisa diem?". "Gak bisa!".

Plakk
Satu tamparan dari Jeongwoo yang mendarat ke pipi Haruto. Dan memegangi pipinya.

Haruto bingung kenapa dirinya di tampar? Emang ada salah ya? Batinnya.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah keduanya sama-sama diam dan memasuki rumah dalam keadaan hening.

Haruto menidurkan Chiquita di kamar dan memasak dengan perasaan yang kesal.

"Makan dulu nih!". Ucap Haruto yang menggeprak meja dengan keras. Jeongwoo yang sedang main hp nya pun hanya melirik. Tanpa menjawab.

"Mas Jeongwoo mau makan gak!?". Marah Haruto dan Jeongwoo melempar hpnya ke lantai.

"BISA GAK KALO NGOMONG GAK USAH TERIAK!?". Bentakan Jeongwoo. Dengan tatapan yang marah.

"Jahat!". Haruto pergi meninggalkan Jeongwoo dan mengunci pintu kamarnya dan rebahan di samping Chiquita.

Air mata Haruto menetes dan memeluk Chiquita yang tertidur di sampingnya. "hiks mas Jeongwoo jahat hiks". Isak tangisan Haruto.

"Owaa!"
"Owaa!"
Tangisan Haruto tadi membuat Chiquita ikut menangis lalu Haruto kembali memeluk Chiquita.

menempelkan telapak tangannya ke jidat Chiquita. Tubuh Chiquita panas dan pipinya memerah.

"Hiks Chiquita kenapa sayang? Hm? Adek panas ya?". Haruto mengelap air mata nya dan langsung menuangkan obat penurun panas nya.

Dan meminum kan nya ke Chiquita. Haruto membuka pintu kamarnya. Dan Haruto ke bawah mengambil air panas dan segera mengompres Chiquita. Tidak lupa mencampurkan air dingin agar tidak terlalu panas.

Jeongwoo kemana??
Ada, dia lagi makan makanan yang udah di masak Haruto, melihat Haruto yang panik mengambil air panas membuat Jeongwoo bingung.

"Kenapa buru-buru banget ngambil air nya? Siapa yang sakit?". Batin Jeongwoo dengan polosnya.

Di kamar Haruto yang sedang sibuk mengompres Chiquita dengan handuk kecil dan mengelap seluruh tubuh Chiquita.

Jeongwoo menyelesaikan makannya dan naik ke lantai atas Jeongwoo melihat istrinya sedang mengompres Chiquita dan langsung menghampiri Haruto.

"Chiquita kenapa?". Tanya Jeongwoo. "Demam". Jawab singkat dari Haruto. "Butuh bantuan?". Tawaran dari Jeongwoo. "Gak perlu. Aku bisa sendiri". Tolakan Haruto.

"Kenapa itu matanya bengkak?". "keluar dulu ish! Ganggu terus, udah tau anaknya lagi sakit". Jeongwoo pun keluar dari kamar dan duduk di sofa ruang tamu sambil merenungi nasib. Mana hpnya udah retak tadi di lempar.

*yang sabar pak Jeongwoo. Emang harus sabar hadapin mak Ruto

Jeongharu || Family♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang