14

1.5K 66 0
                                    

Beri aku Vote ya

LANJUTAN

21.30 Malam di Rumah Sakit R

Ambulance baru saja tiba di rumah sakit. Sean datang dengan kondisi wajah yang sudah tertutupi darah dan luka gores di beberapa bagian tubuhnya. Masker oksigen bertengger di hidung dan mulutnya.

"Kita harus melakukan operasi sekarang" ucap Davis cepat. Meskipun saat ini ia ingin menangis melihat kondisi Sean yang datang kepadanya dalam kondisi seperti ini.

Davis dan tenaga medis lain dengan cepat mendorong brankar menuju ruang operasi. Setelah sampai, Sean segera di tindak lanjut oleh dokter yang bersangkutan.

03.00 Pagi

Selama menunggu operasi selesai mereka terus berdo'a pada Tuhan agar semua berjalan lancar. Setelah menunggu selama tiga jam di depan ruang operasi akhirnya tindakan operasi selesai.

"Bagaimana Dok kondisi anak Saya?" tanya Daddy cepat. Pikirannya kalut memikirkan keadaan sang anak.

"Operasinya berjalan dengan lancar namun, pasien harus dipindahkan ke ICU karena kondisinya belum stabil. Benturan dikepalanya cukup serius" jawab Dokter.

"ICU..." lirih Mami yang hampir saja jatuh namun, dengan sigap Daddy menahan tubuh istrinya.

"Untuk diagnosa lebih lanjut kami akan tahu setelah pasien sadar Tn. Simons" ucap Dokter.

"Baik Dok. Terimakasih" ucap Daddy. Ia berusaha kuat untuk keluarganya meskipun ia sangat ingin meraung menangis melihat dan mendengar kondisi putranya.

Tak lama brankar Sean di dorong menuju ruang ICU. Wajah pucat pasi, sebagian kepalanya di lilit perban, selang ventilator untuk bernapas mengganjal di mulutnya, infusan di tangan kanan dan oximeter di jari tangannya cukup menjelaskan bahwa kondisi Sean tidak baik-baik saja.

Butuh waktu selama 5 minggu untuk Sean berada di ruang ICU. Syukurnya sekarang Sean boleh dipindahkan ke ruang rawat VVIP karena kondisinya berangsur membaik meskipun Sean masih dikatakan koma oleh dokter. Daddy dan Mami setia menemani Sean terutama untuk Daddy beliau lebih banyak menghabiskan waktu di ruang rawat Sean.

Empat minggu berlalu setelah keluar dari ICU namun, permata mereka belum juga menandakan akan sadar dari komanya.

"Wake up buddy, we miss you.." ucap Mami pelan. Saat ini ia sedang melap tubuh Sean.


                              ★★


Waktu menunjukan pukul 07.00 pagi. Seorang lelaki tampan yang terbaring lemah di ranjang pesakitan, perlahan membuka matanya sedikit demi sedikit.

"Sean.."

"Sean.."

"Can you hear me?" tanya Davis yang sedang mengecek keadaan Sean.

Mata Sean sudah terbuka sepenuhnya tetapi ia, tidak bisa menjawab ucapan Davis karena tenggorokannya terasa kering dan sakit. Clark yang paham pun segera memberi minum adiknya.

"Ini, minum dulu Dek" ucap Clark.

Sean pun minum dengan bantuan sendok dibantu oleh sang kakak karena, Clark tahu jika adiknya belum kuat untuk minum menggunakan pipet.

"Makasih Kak.." ucap Sean amat pelan.

Clark mengangguk tersenyum.

"Bagaimana perasaanmu Dek. Apa ada yang sakit? tanya Davis.

Sean mengedipkan mata sayunya "Kepala Sean sakit Kak.." adunya pelan.

"Kakak periksa ya" ucap Davis lalu memeriksa Sean.

se complètent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang