Beri aku vote yaa ☺
Kini semua kembali pada aktivitas masing-masing. Mereka disibukan dengan berbagai pekerjaan. Sean yang selama lima bulan ini tidak mengalami kambuh, membuat mereka senang luar biasa. Syukur- syukur jika penyakit Sean tidak kambuh selama satu sampai dua tahun kedepan karena, itu artinya dia sudah terbebas dari Epilepsy. Janji yang dulu Sean ucap pada Davis benar-benar dipenuhi. Sean bertekad ingin cepat sembuh.
"Ini obat nya" Sharai memberikan beberapa pil obat. Sean ini termasuk pasien Epilepsy yang tubuhnya bisa menerima obat anti kejang.
"Thank you" Sean meminum obatnya.
Meskipun penyakitnya tidak kambuh selama lima bulan, obat anti kejang tetap harus Sean konsumsi sampai waktu yang telah ditentukan dokter.
"Aku udah siapin baju buat acara nanti. Di taruh di kursi belakang mobil" ucap Sharai.
"Siapp. Aku nunggu Kamu di ruang tunggu gak papa?" tanya Sean.
Kening Sharai mengerut "Kenapa disana?"
"Aku takut tiba-tiba kambuh, itu juga kursi duduk khusus " ucap Sean.
"Aku bisa minta kursi tambahan buat Kamu dan itu gak papa" jelas Sharai.
"Gak mau.. " tolak Sean.
Sharai tidak bisa memaksa "Yaudah.. "
Sore ini Sean akan datang ke acara Sharai, yaitu acara penghargaan bergengsi kategori desainer pakaian wanita terbaik NY tahun ini.
"Mam, kita berangkat" pamit Sean di depan mobilnya.
"Iya, hati-hati kalian" ucap Mami.
Sean mengacungkan jempol.
Mobil melaju setelah mereka duduk dengan nyaman. Butuh waktu selama dua puluh lima menit untuk sampai di butik.
"Kamu masuk dulu, baru Aku pergi" ucap Sean.
"Biasanya juga Aku yang kaya gitu" timbal Sharai.
"Sekarang giliran Aku" kekeh Sean.
"Allright. Aku masuk ya" ucap Sharai berjalan mundur seraya melambai kan tangan nya.
"Jalannya yang benar Sayang, Aku takut Kamu jatuh" khawatir Sean.
Sharai terkekeh "Iya.. Ini udah bener kan" ia berucap membelakangi Sean.
"Nah, gitu" lega Sean.
Setelah melihat Sharai sudah masuk. Mobil Sean pun melaju melanjutkan perjalan ke perusahaan.
★★
Sean segera masuk ke ruang kerja dan duduk di kursi kebesaran. Kemudian mulai membaca dokumen-dokumen yang terletak di meja.
"Rio, hari ini ada berapa meeting?" tanya Sean disela kegiatannya.
"Ada 2 meeting Tuan. Dimulai pukul sepuluh bersama tim HRD dan pukul 4 sore bersama klien Perusahaan B"
Sean mengangguk. "Untuk meeting kedua di tunda. Sore ini Saya ada agenda lain"
"Baik Tuan"
Sean kembali melanjutkan kegiatan nya. Sampai tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 3 sore. Dia harus segera bersiap untuk pergi ke acara sang istri.
Sekarang Sean berada di perjalanan menuju acara. "Kita mampir dulu ke toko bunga di depan Rio" ucapnya.
"Baik Tuan" angguk Rio.
Sean turun dari mobil. Kemudian berjalan masuk kedalam toko. Dia memilih bunga berwarna kuning dan orange. Setelah membayar bunganya dia pun masuk kembali ke mobil. Dua puluh menit berlalu akhirnya mereka sampai di tempat acara.
Sean melangkah ke tempat Sharai berada. "Haii.. " dan memberikan satu buket bunga yang dibelinya tadi.
"Waww... so pretty" Sharai menghirup aroma bunganya.
Sean terkekeh pelan. Dia menoleh keseluruh area, banyak sekali orang. Ia ditemani Sharai menuju ruang tunggu. Selama di ruang tunggu, dia tidak melakukan apapun hanya fokus menatap layar monitor di depan yang menampilkan acara. Sekarang telah memasuki akhir acara yaitu pemberian piala penghargaan.
"Pemenang penghargaan kategori Desainer wanita terbaik NY tahun ini adalah... one-two-three. Mrs. Sharai Rodriguez Amethysta Walton Young" ucap kedua MC.
Tepuk riuh menemani langkah Sharai ke atas panggung. Piala sudah berada ditangannya.
"Firstly, i say thank you to God for bless me... and for someone spesial coming here. My husband. I'm very grateful to be your wife. Cause from him i learn something new every second. Thank you" Sharai sedikit menurunkan badan lalu turun dari panggung.
"Ohh..Very nice speech, she's have good relationship. Give applause again for Mrs. Sharai" ucap MC.
Ruangan dipenuhi riuh suara tepuk tangan. Acara ditutup dengan party bersama.
"I'm winner" teriak Sharai pelan dan melangkah cepat merengkuh Sean ke dalam pelukannya.
Sean menyambut hangat pelukan itu.
Ia melonggarkan pelukan, mengelus pipi berisi istrinya. "I'm proud of you, Sweetheart" pujinya."Thank you" ucap Sharai tersenyum bahagia. "Ini penghargaan pertama aku" tambahnya.
Kening Sean mengerut. "Loh kenapa?" setahu dia Sharai sering memenang kan piala penghargaan di beberapa kategori.
"Karena sekarang Aku punya Kamu"
"Punya Aku?" tanya Sean heran.
Sharai mengangguk. "Iya, sekarang posisi Aku udah punya kamu sebagai suami Aku. Jadi ini untuk pertama kalinya Aku menang dengan status yang berbeda yaitu seorang istri Tuan muda Sean Rodriguez Young" jelasnya.
"Bisa aja Kamu" Sean tersenyum haru. "Untuk merayakan kemenangan ini kita akan dinner diluar. Aku udah siapain semuanya"
"Really? i'm so exited"
"Ya. So here we go" ajak Sean.
"Lets go" antusias Sharai.
Mereka berjalan bersama menuju mobil. Tenang saja, Sharai sudah izin untuk tidak ikut party bersama dan mereka tidak apa-apa dengan hal itu.
Rio melajukan mobil menuju tempat yang telah disiapkan Sean. Hanya dalam waktu 20 menit mereka sudah sampai ditempat. Sean membukakan pintu lalu mengulurkan tangannya. Sharai menerimanya. Mereka jalan bersama masuk ke dalam. Untuk Rio, Sean sudah menyuruhnya dia pulang lebih dulu.
"Kamu masih ingat tempat ini?" tanya Sean.
"Tentu. Tempat ini jadi saksi bisu awal mula hubungan kita" jawab Sharai tersenyum menatap Sean.
Ya. Tempat dinner mereka saat ini adalah di restaurant keluarga Rodriguez. Tempat yang akan selalu diingat keduanya.
"Benar apa kata Kamu" ucap Sean setuju.
Sean dengan perlahan membuka pintu ruangan. Begitu di buka nampak banyak orang didalam ruangan.
"Congratulation" teriak mereka.
Suara terompet dan balon bersahutan juga confeti berhamburan.
Sharai mengelus dadanya, sedikit terkejut. Ini kejutan yang sangat luar biasa untuknya. Semua keluarga Rodriguez dan Walton hadir. Dia terharu.
"Auntie, selamat" ucap Nayra yang sudah berada di depannya sambil memegang buket bunga besar.
Sharai menerimanya. Dia sejajarkan tubuhnya dengan Nayra. "Thank you" lalu mencium kedua pipi keponakan nya itu. Kemudian Nayra kembali ketempat.
Sharai menghadap Sean. "Thank you for this" lalu memeluknya erat.
"It's my pleasure, Sweetheart" bisik Sean ditelinga Sharai.
Mereka menghampiri keluarganya. Sharai mengucapkan terimakasih pada semua. Mereka merayakan kemenangan Sharai sekaligus mengingat kembali awal hubungan dua keluarga ini. Setelah berbincang dan menyantap makan malam, mereka tutup dinner ini dengan foto bersama.
Terimakasih sudah baca 😊