41

1.1K 38 4
                                        

Beri aku Vote ya

2 Tahun Kemudian

Usia Sean 31 tahun
Usia Sharai 31 tahun
Usia Ximena 4 tahun
Usia Ellois 5 tahun
Usia Saba 3 tahun

Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Tepat hari ini Sean akan melakukan tes terakhir pemeriksaan penyakit epilepsinya dari mulai tes darah, EKG, CT scan dan EEG kepala.

Beberapa hari lalu secara bertahap Sean melakukan petunjuk dokter dengan menghentikan jadwal rutin minum obat dan diet yang selama ini dijalaninya. Kenapa obat itu harus dihentikan secara bertahap? sebab jika dihentikan secara mendadak bisa berakibat fatal dan mengakibatkan serangan baru yang memiliki dampak serius seperti epilepsi beruntun.

Setelah selama 1 tahun 6 bulan sering mengalami kambuh dan selama 3 tahun ini juga ia tidak mengalami kambuh lagi. Tak terasa perjalanan melawan penyakitnya begitu panjang selama 4 tahun 6 bulan. Jika hasil tes akhir ini menunjukan kerja otak yang normal maka Sean bisa lepas dari jadwal rutin minum obatnya dan ia dinyatakan terbebas dari penyakit epilepsi. Sean bisa beraktivitas kembali seperti sedia kala.

"Sudah siap son?" panggil Daddy di depan pintu kamar putranya yang terbuka.

"Sudah Dad" sahut Sean.

"Ayo kita pergi sekarang"

"Iya Dad" Sean berjalan mengikuti langkah sang ayah, jantungnya berdetak tak karuan seolah ia ketakutan dengan hasil tes nanti.

Daddy tiba-tiba berhenti berjalan sehingga membuat kepala Sean yang menunduk terkantuk ke belakang punggungnya. Ia membalikan badan lalu memeluk putranya. "Calm down. Everything will be fine. Apapun hasil nya kita akan selalu ada untuk kamu. Jangan khawatir okke. Kalau merasa takut, luapkan rasa itu pada Daddy. Jangan ditahan sendirian, mengerti?" ucapnya sembari mengelus lembut punggung kepala sang anak.

Sean tidak menjawab, justru semakin mengcengkram erat tangannya yang mengepal. Daddy yang melihat pun segera melepaskan cekalan itu dan menuntut tangan sang anak agar memeluknya.

"Don't-hurt-your-self. Lebihhh baik lampiaskan pada Daddy. Sean, do you hear what i say before?"

Sean mengangguk dalam dekapan ayahnya. Ia mendengar apa yang diucapkan Daddy, hanya saja rasa cemas memenuhi isi kepalanya. Padahal semalam istrinya sudah banyak memberi kata penenang padanya. Ia harus mengingat kembali kata-kata itu agar pikirannya tenang, paling utamanya mengingat Tuhan yang maha kuasa akan segala hal yang bisa merubah semua dalam sekejap. Tenang Sean, tenang.

"Sudah lebih baik hemm?"

"Iya Dad"

"Syukurlah" Daddy menepuk pundak putranya.

Mereka pun melanjutkan langkahnya menuju ruang keluarga. Terdengar suara riuh pikuk tawa dan celotehan dari para orang tua dan anak-anak.

"Peek a boo" ucap Elois menampak kan wajahnya yang tertutup bantal sofa.

"Peek a boo" ucap Elois menampak kan wajahnya yang tertutup bantal sofa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
se complètent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang