8

1.9K 66 0
                                        

Beri aku Vote ya

04.30 Pagi di Mansion Rodriguez

Sean perlahan membuka matanya. Menatap Mami yang masih setia berada disampingnya.

"How do you feel?" Mami mengelus rambut legam Sean.

"Better.." jawab Sean dengan suara serak khas bangun tidur.

"Sayang, hari ini kamu jangan masuk kerja dulu ya" pinta Mami.

"No Mam, Sean baru masuk sebentar masa sekarang udah libur lagi" tolak nya.

"Tapi Mami khawatir sama kamu"

"Tenang Mam, dikantor ada Rio yang akan jaga Sean dan kasih tahu Mami keadaan Sean" ucapnya meyakinkan sang ibu.

"Baiklah..." pasrah Mami. Anak ke duanya ini memang benar-benar tidak bisa di bantah.

"Daddy dimana Mam?" tanya Sean. Ia tidak melihat sang ayah sedari tadi.

"Daddy udah pergi ke kamar dari sebelum kamu bangun sayang"

Sean mengangguk.

"Menu makan hari ini mau sama apa?"

"Pancake madu sama alpukat aja Mam" jawab Sean. Ia tidak ingin membuat ibunya repot memasak makanan request nya jadi Sean memilih menu makanan yang simple saja.

"Siap! akan Mami buatkan"

"Iya Mami, makasih. Sean mau mandi dulu ya Mam" ucapnya seraya bangun dari tempat tidur lalu pergi ke kamar mandi.

Mami mengangguk menatap putranya yang sudah masuk ke dalam kamar mandi. Kemudian ia membereskan tempat tidur sang anak. Mami lebih suka jika ia sendiri yang mengurus keperluan keluarganya dibandingkan oleh orang lain. Ia tidak mau kedua anak dan suaminya nanti merasa tidak diperhatikan olehnya jika ia, meminta pembantu untuk mengurus segala keperluan mereka. Setelah semua rapi, Mami pun pergi keluar dari kamar Sean dan berjalan menuju kamarnya.

Dua puluh menit berlalu. Sean sudah rapih dengan setelan jas berwarna grey dibalut dengan dasi berwarna hitam. Sentuhan terakhir yang wajib yaitu menyemprotkan parfum ke beberapa bagian tertentu dari tubuh dan bajunya. Setelah itu, ia keluar dari kamar menuju ruang makan.

"Selamat pagi.." sapa Sean.

"Pagi Boy/Dek/Son" jawab mereka.

Sean mendudukan diri di dekat orang tuanya. Kegiatan sarapan pagi pun dimulai setelah Opa memimpin do'a. Mereka menyantap makanan dengan tenang sampai habis.

"Boy, nanti malam kamu datang ke ruangan Opa" pintanya.

"Baik Opa" angguk Sean.

"Semuanya, Sean pamit berangkat kerja lebih dulu" pamitnya.

"Iya, hati-hati sayang/dek" jawab mereka.

Setelah kepergian Sean, Opa berucap "Smithh, anakmu baru saja kambuh semalam. Kenapa sekarang ia sudah masuk kerja lagi?"

"Istriku sudah melarangnya Yah tapi, Sean tetap ngotot. Tahulah Sean jika keinginannya di bantah dia akan mendiami kita semua"

Benar juga apa kata putranya itu. Ya, mereka hanya bisa memaklumi dan percaya pada Sean yang menjalani nya. Oh iya, Opa baru menanyakan keadaan Sean karena cucunya itu  paling tidak mau ditanya berulang kali tentang dirinya yang kambuh dan pertanyaan lainnya.

                                  ★★

Pagi hari kali ini di ruang makan keluarga Walton nampak, Sharai makan dengan tidak bersemangat.

se complètent Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang