Beri aku Vote ya ☺
Brakk..!!
"Ada apa ini?" tanya Daddy panik lalu megarahkan pandangan ke depan.
"Sepertinya ada kecelakaan Tuan" jawab Roi sembari membuka kaca mobil agar terlihat lebih jelas apa yang terjadi di luar.
"Astaga!" kaget Daddy setelah melihat dengan jelas kondisi dua mobil yang sudah ringsek dan darah bercecer ke jalanan.
"Ohh Tuhan" Sharai pun menutup mulut terkejut melihat kerusakan mobil di sana.
Mereka semua tidak tahu jika Sean menjadi orang pertama yang melihat dari awal kejadian kecelakaan. Sean tertegun!. Wajahnya berubah pucat pasi dan memori kecelakaan yang menimpanya dulu memenuhi isi kepala ibarat kaset film yang diputar kembali.
Sharai mengarahkan pandangan pada Sean. Terlihat Sean melamun tampak shock dan wajahnya tampak pucat "Honey.. you okkey?" tanyanya sambil menepuk tangan Sean.
"Honey...?"
"Heii..?"
Tak ada respon. Melihat hal ini Sharai menjadi takut dan kahwatir penyakit Sean kambuh. Dia segera memanggil Daddy.
"Dad, Mas Sean.. " ucapnya dengan nada khawatir.
Daddy membalikan badan melihat putranya yang memandang ke arah kejadian namun, tatapannya kosong. Ia pun memanggil sang anak sembari menepuk pelan pipinya. "Hei.. Hei Son" dan berhasil.
Sean terperanjat "Iya Dad" ucapnya.
"You okkey?" tanya Daddy.
"I-iya i'am okkey"
"Really?"
"Sure" Sean mencoba meyakinkan Daddy nya. Ia menatap Sharai dan tersenyum kecil mengisyaratkan bahwa ia baik-baik saja.
Tempat kecelakaan itu dekat dengan kantor polisi sehingga kasusnya cepat ditangani. Untuk itu, Roi melanjutkan perjalanan kembali menuju Mansion setelah lampu lalu lintas berubah warna menjadi hijau.
Sean menekan tombol power seat kontrol kemudian memejamkan mata. Mencoba menghilangkan ingatan kejadian tadi dari pikirannya.
Sharai yang peka, mengelus tangan Sean. "Dingin.. " gumannya. Dia mengambil selimut dan memakaikan nya pada tubuh Sean.
Perjalanan sampai rumah tersisa satu jam lagi dan mereka akan sampai sekitar pukul 22.30. Sampai dirumah mereka langsung pergi ke kamar untuk istirahat. Sebelumnya Daddy mengirim pesan pada orang rumah bahwa sambutan kedatangan Sean dan Sharai bisa dilakukan besok saja karena mereka terlihat lelah.
★★
02.00 Pagi di Kamar Sean dan Sharai
Sharai terbangun di tengah malam karena merasakan getaran di sebelah nya. Ia membuka mata dan melihat ke sisi ranjang tempat dimana Suaminya tidur. Sharai terpelonjat duduk. "Ohh Tuhan!" ucapnya segera memiringkan badan Sean secara perlahan. "Tenang Sharai.. Jangan panik" ucapnya dalam hati.
"Hubby.. its okkey" Sharai mengelus kening Sean yang berkeringat. 'Kenapa Sean berkeringat?'.
Tangan Sean sudah tremor, kepalanya menengadah ke atas dan keningnya berkerut dengan mata terpejam dan mulut terbuka.
Sharai mengecup pelan kening Sean "It's okkey.. it's okkey.. it's okkey hubby"
"You okkey" mengelus tangan Sean.
