Beri aku Vote ya ☺
Hari sudah malam. Nampak seorang wanita cantik duduk di kursi sembari mengelus rambut hitam legam milik lelaki tampan yang terbaring lemah. Iya, perempuan itu adalah Sharai dan lelaki itu adalah Sean. Hanya Sharai seorang yang berada diruang rawat karena, Daddy dan Mami pergi ke kantin rumah sakit. Perihal pekerjaan Sharai, sudah mengirim pesan pada Ala bahwa dia tidak bisa masuk ke butik selama beberapa hari kedepan. Untuk pekerjaan Sean sudah pasti di handle oleh Rio.
Sekitar jam delapan malam Davis dan Oriel datang ke ruang rawat, melihat kondisi Sean. Sangat kebetulan sekali. Ketika mereka masuk, Sean ternyata mulai siuman.
"Haii.. " Sharai tersenyum bahagia "I'll call the doctor" ucapnya. Hendak menekan tombol merah namun, gerakannya terhenti saat Davis dan Oriel sudah berada di samping ranjang Sean.
Davis segera memeriksa Sean "How do you feelin?" tanyanya.
"I'm feeling good" jawab Sean tanpa suara dengan tatapan sayu.
"Ini sakit gak?" Davis sedikit menekan belakang tenggorokan Sean.
Sean mengangguk lemah.
Davis memijat bagian sakit itu. "Mau di suction gak? Biar gak sakit lagi"
Sean menggeleng pelan.
"Ohh.. Yaudah" angguk Davis. Jika Sean tidak mau maka dia tidak bisa memaksa karena Sean yang akan merasakan tidak enaknya alat itu, bukan dirinya.
Setelah melakukan pemeriksaan. Mereka pamit pulang, anak-anak dirumah sudah banyak mengirim pesan agar cepat pulang.
"Kita pamit ya Sha" ucap Oriel lalu memeluk Sharai.
Sharai mengangguk. "Iya Kak" dan membalas pelukannya.
Davis dan Oriel pun keluar ruangan tidak langsung pulang karena mereka harus ke ruang kerja terlebih dahulu, menyimpan jas dan alat periksa. Baru setelah itu mereka bisa pulang. Davis sudah mengirim pesan pada Elliot bahwa Sean telah di periksa olehnya.
Setelah kepergian mereka, ruang rawat menjadi hening sampai Sean membuka pembicaraan. "Maaf.. " ucapnya pelan sambil menggenggam tangan Sharai.
Sharai hanya tersenyum. "Makasih sudah bertahan" ucapnya, memberi kecupan di kening sang suami. Sean memejamkan mata menikmati sensasi kehatangan di keningnya.
Lima belas menit kemudian Daddy dan Mami datang diikuti Oma, Opa, Edward, Avalon dan Clark dibelakang nya. Mereka tersenyum haru melihat Sean yang sudah sadar. Satu-persatu mereka memberikan pelukan pada nya. Setelah itu mereka pergi ke ruang istirahat untuk berbicara mengenai kondisi Sean. Daddy menjelaskan kembali apa yang dikatakan Elliot mengenai keadaan Sean pada keluarganya.
★★
Di ruang rawat Sean kini hanya ada Sharai, Daddy dan Mami. Opa dan yang lain sudah pulang dari lima menit yang lalu.
Sean berdehem dan mulai terbatuk seperti akan memuntahkan sesuatu.
Sharai yang ada disamping langsung membenarkan posisi duduk Sean dan melakukan apa yang Elliot katakan. Ia menepuk dinding dada Sean perlahan selama lima menit. Akhirnya dahak keluar, dia memuntahkannya dalam sebuah plastik yang disodorkan Daddy.
"Good job" puji Daddy.
Sean menyandarkan kepala dipundak Sharai setelah diberi minum oleh Mami. 'Rasanya sangat tidak enak sekali dan sangat melelahkan. Dia ingin cepat sembuh'.
Sharai megelus-elus tangannya di punggung Sean sehingga, membuat Sean nyaman dan tertidur. Perlahan dia baringkan Sean dengan hati-hati dibantu oleh Daddy dan Mami.