Semua pertanyaan yang di lontarkan oleh Gracia di jawab dengan pasti oleh Shani, satupun tidak ada yang dia lewatkan, semua hal yang ingin ia ketahui, semuanya di berikan jawaban oleh perempuan itu.Namun mulut yang berucap itu kenapa berbanding terbalik dengan mata yang di lihat, sorot abu-abu antara benar atau salah.
Ia meyakini kata-kata yang di ucapkan Shani, namun kenapa sedikit hatinya menolak untuk percaya.
Gracia menghela nafas dengan berat berbarengan dengan tubuhnya yang terhempas kebelakang bersandar penuh Pada Headboard.
Kepalanya masih penuh akan Shani, pikirannya masih jatuh untuk perempuan itu.
Gracia mau percaya, tapi dia juga masih ragu.
Tapi kenapa?
"Aku seperti tidak mengenal kamu Shan, apa masih ada yang kamu sembunyikan dari aku, hidup kamu, seperti penuh akan rahasia, jika aku spesial kenapa aku tidak boleh tau?"
Tok tok.
Di tengah lamunannya tiba-tiba saja Gracia mendengar suara ketukan dari jendela kamarnya, segera ia bangun untuk memeriksa.
Wanita itu sudah berdiri di depan jendela nya, dengan sedikit ragu tangannya terulur untuk membuka gorden guna memastikan siapa orang yang ada di luar sana.
Krek.
Saat Gorden tebruka sedikit Gracia dapat melihat orang itu tengah berdiri selagi tersenyum kearahnya.
Cepat-cepat dia membuka jendela nya saat tau siapa yang datang, yah dia adalah Shani .
Jendela kamar milik Gracia sudah terbuka sepenuhnya.
"Hai?" Sapa Shani seraya tersenyum pada Gracia, senyuman yang memperlihatkan lesung pipi milik Shani yang makin menambah kecantikan pada perempuan itu.
Gracia menatap dengan wajah yang sedikit terkejut, pasalnya dia heran apa yang Shani lakukan sekarang.
"Ngapain? Kenapa ngga lewat depan ajah" katanya, ia masih terkejut dengan kehadiran Shani disini, jika ada pelru kenapa tidak lewat pintu depan saja pikirnya.
Shani terkekeh pelan "lewat sini lebih dekat" Jawaban yang bisa di mengerti oleh Gracia, hanya saja ini terlalu aneh menurutnya.
Meski, yah lebih praktis sih.
"Oke, terus mau apa?" Ia kembali memastikan.
Shani bergerak mendekat, perempuan itu melipat tangan di bagian bawah jendela kamar Gracia, tubuhnya sedikit maju kedepan membuat jarak mereka makin dekat, tak sampai satu jengkal tangan.
Sontak kepala Gracia sedikit mundur karenanya, gerakan tiba-tiba yang di lakukan Shani benar membuat ia sedikit terkejut.
Dan, Shani terkekeh pelan untuk itu, apa yang Gracia pikirkan?
"Saya khawatir"
Dahi Gracia lantas mengkerut "Khawatir Kenapa?"
"Dokter"
"Aku? Kenapa?"
Shani tersenyum lembut, menarik mundur kepalanya, membuat Gracia sontak kembali berdiri dengan Tegak.
"Ada yang masih mengganggu tentang saya, sampai dokter belum tidur begini?"
Gracia sedikit membulat kan matanya, namun tak sampai melotot, namun cukup membuat Shani tau jika tebakannya benar, dan bagi Gracia darimana Shani tau, peka sekali.
"Tidak, aku cuman ngga bisa tidur aja" Gracia tentu mengelak, jika dia berkata jujur nanti Shani geer, dan jika jujurpun Gracia masih belum tau cara membahas apa yang dia pikirkan pada Shani, takut jawabannya masih tak memuaskan untuknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/346675710-288-k308385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"Xavier"
Fanfiction"ceritakan tentang masalalumu?" "apakah itu penting?" "Yah, aku ingin tau" "jika tidak bisa" "maka mungkin kita tidak akan berjalan jauh" "Baiklah seperti itu lebih baik"