Chapter 14

4K 359 73
                                    

Hidup tak melulu bahagia, pun tak juga selalu duka, hidup tak melulu tentang tawa, pun juga tak selamanya berurai airmata, hidup itu bahagia, tawa, luka dan airmata, selalu seperti itu selamanya, kedua perasaan itu tidak akan bisa dipisahkan dari kehidupan manusia,  memang mau bagaimana lagi, kita tak bisa mengatur semesta untuk selalu berpihak pada kita.

Pun juga Shani, perempuan itu tak akan bisa bernegosiaisi dengan semesta agar tetap memberkatinya dengan kebahagiaan, pun juga tidak akan bisa membuat semesta sudi tak lagi memberinya rasa sakit.

Lagipula siapa dia kan.

Namun, tangan ini, jemari yang saat ini tengah menaut dengan jemarinya, kulit ini, kulit yang tengah menempel tepat pada kulitnya,  wajah ini, wajah yang tengah ia pandang dengan begitu jelasnya tepat ada di depannya, sosok ini, seseorang dengan rupa yang luar biasa Indahnya ini.

Wanita ini ia yang Shani sebut bahagia, Shani tidak mau kehilangan bahagianya kali ini, Shani akan merayu semesta kali ini, memohon agar seumur hidup dia terus merasa bahagia, bahagianya dalam sosok bernama Gracia.

Tolong jangan hilangkan dia.

Jangan.

Sebab Gracia, adalah bahagia Shani yang nyata.

Sangat nyata.

Dress merah yang saat ini dikenakan Gracia begitu pas, sangat cocok dengannya, Shani akan selalu memuji, sebab memang begitu cantiknya dia.

Gracia selalu cantik mengenakan apapun.

Apalagi jika tidak memakai apapun, ah lupakan itu nanti Shani mau kembali ke kamar hotel.

Kembali berjalan dipantai dengan tangan yang saling berkaitan, kembali menikmati laut dengan sejuta kehindahannya.

Ke tempat, yang paling disukai Gracia.

Pantai dan Shani, keduanya, adalah hal yang paling ia sukai didunia.

"Kenapa suka pantai?" Shani bertanya, dia mau tau ini sejak lama, sebab Gracia memang beberapa kali memintanya untuk mengajaknya ke pantai, mau tahu alasan apa yang membuat kekasihnya ini sangat menyukai pantai.

Gracia tersenyum lembut, ia masih betah memandang kedepan sana, pada hamparan air laut yang begitu luasnya, nampak tak terbatas.

"Ngga ada alasan,.hanya suka ajah" Jawab Gracia, memang, jika mau mengatakan sebab laut indah rasanya gunung juga indah, tapi Gracia tidak menyukainya, jadi dia tidak akan menjawab jika pantai indah mangaknya dia menyukai tempat ini, yang Gracia tau dia hanya suka, tak ada alasan khusus.

Sama seperti dia menyukai Shani, tidak ada alasan khusus, dia hanya merasakan jika dia jatuh cinta pada perempuan itu.

Memang inilah cinta, dia tak memerlukan alasan untuk dapat dirasakan.

Itu terjadi begitu saja.

Sebab hati yang memilih nya.

"Sesuka apa?" Tanya Shani lagi.

Gracia lantas membawa tubuhnya menghadap Shani "Sesuka aku sama kamu" Katanya.

Shani tersenyum kecil "lebih suka saya atau pantai?"

"Kamu" Jawab Gracia tanpa ragu, dia memang lebih menyukai Shani, dia menyukai Shani dalam keadaan apapun, dimanapun tempat mereka berpijak dia akan selalu menyukai Shani, dalam damai juga bahaya dia akan tetap menyukai Shani.

Shani ingin sekali menarik Gracia membawa wanita ini kedalam pelukannya mau mempertemukan bibir mereka lagi, tapi dia masih ingat ini dimana, hari juga masih sangat siang, dan disini terlalu banyak orang.

"Xavier"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang