Chapter 17

2.9K 335 64
                                    


Kenapa? Kenapa dunia begitu kejam, Kenapa dunia begitu tega pada Shani, Kenapa dia memberikannya hidup seburuk ini?

Kenapa?

Shani tak memilih untuk menjadi jahat, tapi dunialah yang membuat dia seperti itu.

Siapa yang mau hidup seperti ini.

Shani juga tidak mau dia juga mau hidupnya baik, normal, layak, seperti manusia lainnya.

Bukan begini, bukan seperti ini.

Seperti yang Shani pinta, Gracia tidak banyak bertanya, wanita itu hanya diam selagi serius mengobati luka di seluruh tubuh Shani, meski penasaran, meski amat sangat ingin tahu, dia memendam itu sampai ia selesai dengan kegiatannya.

Meski tak bisa ia tampik dadanya sesak sekali melihat kondisi Shani saat ini, Gracia tidak sanggup, jujur saja rasanya sangat tidak tega saat ia menyentuh tubuh Shani dibagian yang terluka, sebenarnya dia Kenapa?

Gracia menjahit robekan pada kulit lengan atas Shani, luka yang cukup parah dibanding luka di tubuh Shani yang lain.

Untuk itu ia kembali meringis, sungguh katakan pada Gracia siapa yang tidak akan sakit melihat orang yang kita cintai terluka seperti ini.

Shani, kenapa suka sekali bermain dengan bahaya.

Shani melihat itu Gracia yang nampak menghela selagi mengusap airmatanya, Shani menatap dengan tidak tega, kasihan sekali Gracia mencintai seorang seperti Shani.

"Maaf"

Gracia lantas mengangkat wajahnya, menatap Shani yang baru saja mengatakan maaf padanya.

Shani menghela nafas pelan "Maaf karena ngga menepati janji saya, Maaf karena selalu datang dalam keadaan seperti ini, maaf Dokter!" Sesal, rasa bersalah, Gracia bisakah dia melihat itu, merasakan jika memang Shani tengah begitu merasa bersalah padanya.

Pada orang yang dia cintai.

Gracia hanya diam, dia jujur tidak tau harus merespon apa, wanita itu kembali menunduk, kembali fokus pada kegiatannya sejenak ia abaikan ucapan Shani sebab dia yang bingung dan malah mau menangis saja sekarang, tenggorokan nya terasa begitu tercekat, Gracia tidak sanggup bicara, terlalu sakit melihat keadaan Shani sekarang.

Dan, Shani tidak marah, dia mengerti, dia tau kekasihnya pasti tengah kecewa sekarang, kecewa karena lagi-lagi Shani melanggar janjinya.

"Saya akan mengatakannya sekarang, perihal kejadian kemarin, semalam, juga hari ini, saya akan jujur sama kamu sekarang Gracia"

Shani akui dia takut saat mengatakan ini, namun dia memang harus segera jujur.

Gracia kembali mengangkat wajahnya, menatap Shani dengan begitu lekat, tiba-tiba saja jantungnya berdebar hebat, ntah kenapa dia merasa siap tidak siap mengetahui semua alasan dibalik semua kejadian ini.

Gracia takut.

"Shan?"

"Tidak adalagi yang akan saya tutupi dari kamu, sekarang saya akan jujur, tentang semuanya, tentang hidup saya!" Shani meremas jemarinya sendiri, sungguh, Shani kembali mau memaki, kenapa dia harus menjalani hidup seperti ini, sulit sekali mau bahagia bersama orang yang dicintai.

Kembali dada Gracia berdebar karenanya, mata Shani yang menatap dengan begitu serius kian membuat dia takut.

Ini, pasti akan menyakitkan.

********
.
.
.
.
.

Mereka telah siap, Gracia cukup terkejut dengan mobil mewah milik Shani, namun dia tak bertanya sebab Shani sudah menjelaskan jika nanti Gracia akan tau, Shani akan membawanya kesuatu tempat.

"Xavier"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang