6. Perubahan Arshell

228 16 3
                                    

❝First couple look

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝First couple look.❞

🦋

SEJAK TADI, SENYUMAN TERUKIR di wajah Ruhi. Sampai-sampai kedua sahabatnya bingung kerasukan apa sahabat mereka ini.

"Giginya kering loh," Naomi memperingati.

"Biarin."

"Cerita dong kenapa," Jasmine menaik turunkan alisnya. Meminta teh untuk dituangkan.

"Rahasia."

"Pasti tentang si Dokter itu nggak sih Jas?" ucap Naomi, menyimpulkan.

"Tumben banget. Biasanya galau mulu kalau tentang Dokter Arshell," timpal Jasmine.

Kedua sahabatnya lantas sibuk mendiskusikan apa yang terjadi pada Ruhi, sampai akhirnya gadis itu membuka mulut.

"Aku udah pacaran sama Kak Arshell."

Hanya dengan kalimat itu, ia membungkam sahabatnya selama beberapa menit.

"Beneran gila," kata Naomi kaget.

"Tiba-tiba pacaran?!" heran Jasmine.

"Begini," Ruhi pun menceritakan semua yang terjadi. Kedua gadis tersebut lantas mendengarkan dengan seksama, dan dibuat gemas.

"Selamat sayangku," Jasmine memeluk Ruhi, disusul oleh Naomi.

"Akhirnya kita semua taken," ujar gadis keturunan Jepang tersebut.

***

Belum saja Ruhi menghabiskan waktu bersama Arshell sebagai kekasih barunya, gadis itu malah jatuh sakit.

"Makanya jangan kebanyakan es krim," Arshell datang ke kamar Ruhi, membawa handuk untuk mengompres gadis itu.

"Tapi es krim enak," balas Ruhi, seraya dahinya di kompres.

"Kalau sakit gini, kan yang lain juga repot," tegur Arshell.

"Jadi aku ngerepotin Kakak?" Ruhi memasang wajah melasnya.

"Nggak. Maksudku bukan gitu. Kalau aku nggak ada di sini rawat kamu, mungkin pelayan ada yang merasa repot," katanya.

"Aku nggak perlu dirawat, Kak. Aku cuma perlu istirahat," ucap Ruhi lemas, "Kakak pergi aja nggak apa."

"Yakin?"

"Iya. Lagian Kakak juga ada pekerjaan kan."

Tanpa membalas kembali ucapan Ruhi, ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, menelepon sebuah kontak yang ada.

"Halo, Dokter Arshell?"

Ketika panggilan tersambung, Arshell lantas membuka mulutnya.

"Batalkan agenda saya hari ini," titahnya pada bawahan.

Dear, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang