14. Waktu Membahagiakan

188 18 2
                                    

❝Kenapa kamu lihatin aku nggak santai gitu?❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Kenapa kamu lihatin aku nggak santai gitu?❞

🦋

"JADI GUNA SINAR X JELAS untuk menganalisis struktur kristal. Kalau radar elektromagnetik, yang itu baru untuk mendeteksi posisi keberadaan pesawat terbang. Makanya ini salah."

Arshell membulatkan jawaban yang benar di kertas Ruhi saat ia sedang mengoreksi tugas Fisika sang gadis. Setelah Ruhi masuk sekolah, yang membantu mengejar ketertinggalannya adalah Arshell.

Kalian tanya mengapa seorang Dokter bisa memiliki jadwal sesenggang ini? Tentu saja. Karena dia Wakil Direktur, dia bebas mengatur jadwalnya.

"Udah paham belum?" sang Dokter menutup buku di hadapannya, dan menatap ke arah Ruhi.

"Udah dong," gadis itu mengangguk mantap.

"Bagus," Arshell pun lantas mengelus sejenak surai Ruhi sebelum akhirnya ia meminum jus di gelasnya. Setelah meminum jus itu, ia mengernyit bingung.

"Kenapa kamu lihatin aku nggak santai gitu?" tanya Arshell heran.

Ruhi yang tengah menyengir itu lantas menyengir semakin lebar, "Aku habis nonton acara Korea gitu. Ada karakter yang jenius banget dari jurusan Pre-Med. Tapi dia udah punya pawang, jadi aku patah hati. Terus mendadak aku keinget, kan Kakak juga jenius dan dulu anak FK!" seru Ruhi bahagia.

"Nggak, aku nggak jenius Ruhi," Arshell berdehem menetralkan salah tingkahnya.

"Kakak tuh saking pinternya, di usia 26 tahun udah jadi Dokter Spesialis Bedah Umum. Mana dulu pas SMA selalu juara Olimpiade terus," puji Ruhi yang membuat Arshell makin salting.

"Iya tau. Orang-orang juga pada bilang gitu kok," sombong Arshell setelah merendah tadi.

"Kakak kalau ikut acara yang aku tonton itu, mungkin langsung diangkat jadi Idol."

"Udah tua gini nggak bakal jadi Idol," balas Arshell.

"Ih Idol yang seumuran Kakak auranya luar biasa semua tau! Apalagi S.Coups," mata Ruhi kembali berbinar.

"Siapa lagi itu?" Arshell kembali mengernyit. Banyak sekali yang Ruhi idolakan.

"Ada deh, Suami aku."

Pria 28 tahun itu pun lantas hanya bisa menggeleng-geleng heran. Ia sudah terbiasa mendengar kehaluan seorang Ruhizena Ellezora.

***

"Sidang pada hari ini telah selesai, maka sidang resmi di tutup."

Hakim mengetuk palu sebanyak 3 kali setelah memberi putusan mengenai perceraian dari pasangan Madha Armano dan Mireya Armano.

Madha pun bangun dari kursinya, berpamitan kepada orang-orang di ruang sidang. Termasuk mantan Istrinya.

"Mireya, terima kasih selama ini," Madha menjabat tangan Mireya, Ibu dari Hikan.

Dear, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang