7. Keluarga Adrahan

217 17 2
                                    

❝Waktu kematian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Waktu kematian... 16.43 sore hari❞

🦋

"APA MAKSUDNYA SEMUA ini, Hersan?!"

"Dia hamil, Helga. Karena aku."

"Kau? Mengapa... mengapa kau menghamili aktris itu?!"

"Maafkan aku, Helga. Maaf."

"Apa aku masih tak cukup? Kau lupa putramu masih kecil? Bagaimana aku mengatakan semua ini padanya?!"

Pria dengan kemeja biru itu hanya bisa bungkam tak tau harus berbicara apa.

"Lalu apa yang akan kau lakukan wanita itu, Hersan?"

Muncul keraguan dari sang pria untuk menjawab apa yang ditanyakan Istrinya.

"Aku... Aku akan menikahinya," penuturan Hersan membuat Helga terduduk lemas di lantai.

"Lalu bagaimana denganku dan Arshell?"

"Helga, kau akan tetap menjadi Istriku. Dan Arshell juga tetap menjadi pewaris Adrahan."

"Bagaimana jika kau berbohong?" wanita itu berkata dengan air mata di wajahnya.

"Aku tak akan berbohong, Helga. Aku berjanji."

Tanpa mereka berdua sadari, seorang anak berusia 7 tahun, mendengar apa yang terjadi sejak tadi.



ㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤ
"Woy Dokter!"

Teriakan dari sahabat Arshell, yaitu Raydan, membuat pria itu terbangun dari tidur singkatnya. Ia tak sadar dirinya tertidur di ruang kerja.

"Ya, Dokter Raydan?"

"Ada operasi darurat, pasien kecelakaan. Dokter operasi sama saya. Ayo cepat!" ucap Raydan buru-buru.

Mendengarnya, Arshell memasang Snelli miliknya. Ia lalu bergegas mengikuti arah Raydan berjalan.

***

"Nanti pewaris Armano Group mau seminar di sini."

Ruhi yang dengan tenang menikmati makan siangnya, harus dibuat kaget ketika sahabatnya menuturkan sesuatu.

"Pe-Pewaris Armano? Hikan ya?" tanya Ruhi. Hikan adalah pria yang ia temui di pesta amal.

Waktu itu, Ruhi berbohong tentang umurnya. Bagaimana jika pria itu tak sengaja melihatnya dengan seragam sekolah.

Dear, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang