15. Kegelisahan Bunda

88 7 0
                                    

❝Tunggu, Ruhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Tunggu, Ruhi.❞

🦋

"I-INI... BUNDA SALAH DENGAR KAN? Ka-Kalian... pacaran?"

Mendengar pertanyaan Bundanya, Ruhi pun mendadak panik sendiri. Ia tak mengira bahwa hubungannya dengan Arshell akan ketahuan oleh Bundanya.

"Bunda, ini salah paham. Aku sama Kak Arshe──"

"Jangan sekarang, Ruhi. Bunda butuh waktu," Lyra memotong ucapan Ruhi. Ia pun lantas berjalan menjauh dan memasuki rumah untuk menuju kamarnya.

Sepeninggalan Lyra, Ruhi menatap ke arah Arshell dengan wajah sedihnya, "Kakak, gimana ini? Kenapa Bunda kayak nggak suka banget sama hal ini?"

"Dokter Lyra pasti butuh waktu untuk mencerna semua ini. Lagian siapa yang nggak akan kaget? Kamu masih anak SMA, dan aku sudah 28 tahun. Itu reaksi yang wajar," jelas Arshell.

"Tapi gimana kalau Bunda nggak setuju sama hubungan ini?" wajah Ruhi yang tadi sempat berseri-seri, sekarang terlihat begitu suram.

"Bunda kamu cuma butuh waktu. Karena itu ada baiknya kalau mau bicara sama Dokter Lyra, kamu tunggu dia tenang dulu," saran Arshell, "Kalau Dokter Lyra sudah tenang, nanti aku bakal ikut jelasin juga ke dia."

"Nggak perlu, Kak. Cukup aku aja yang jelasin nanti," ucap Ruhi.

Arshell pun mengangguk paham, "Tapi kalau butuh bantuan, kabari ya?"

"Iya, Kak. Sekarang Kakak pulang dulu aja. Kita bicara lewat chat aja," kata Ruhi.

"Kalau begitu aku pamit."

***

Keesokan harinya, Ruhi bercelingak-celinguk di rumahnya mencari keberadaan seseorang.

"Cari apa Non?" tanya pelayan rumahnya.

"Bunda udah berangkat ya Bi?"

"Nyonya udah berangkat dari pagi-pagi sekali, Non. Lebih pagi dari biasanya malahan," jawab Bibi pelayan.

"Ya udah, makasih ya Bi," balas Ruhi.

Bibi pelayan pun kembali melanjutkan pekerjaannya, sedangkan Ruhi hanya bisa menghela napasnya dan berjalan ke kamarnya.

Biasanya Bundanya memang selalu berangkat di pagi hari, tapi mendengar ucapan Bibi pelayan yang mengatakan Bundanya berangkat lebih pagi dari biasanya, ia yakin Lyra memang sengaja menghindar.

"Ahhhh aku harus gimana? Masa aku harus putus?" Ruhi menenggelamkan wajahnya di bantal, seraya menendang-nendang sprei kasurnya.

"Kenapa Bunda sampai kayak gitu ya? Apa yang salah sama Bunda?" heran Ruhi. Tak biasanya Lyra bertingkah begini.

Ia yakin ada yang disembunyikan.

***

"Dokter?"

"Dokter Lyra?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang