12. Rahasia yang Terungkap

225 15 2
                                    

❝Emang kalau dinikahin sekarang siap?❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Emang kalau dinikahin sekarang siap?❞

🦋

PRIA PARUH BAYA BERKEMEJA biru tersebut tengah menatap serius presentasi dari karyawannya mengenai proyek baru yang akan dilakukan oleh perusahaan.

Ting!

Notifikasi dari ponselnya membuat sang pria mendesis sebal. Dalam rapat, salah satu hal yang ia benci adalah bunyi ponsel. Karena itu dirinya selalu mewanti para karyawan untuk mematikan ponsel mereka sebelum rapat.

Tapi kali ini, ia lupa mematikan ponselnya sendiri. Karena itu ia mencoba mematikan ponsel, tapi tangannya terhenti ketika ada notifikasi masuk.

Lyra

| Aku tak mau mengabari awalnya
| Tapi aku rasa kamu berhak tau
| Ruhizena mengalami insiden
di kemah sekolahnya
| Ada harimau yang mencakar
tubuhnya cukup dalam
| Ia sudah dioperasi, tapi ia masih
belum sadar
| Sekarang Ruhi masih ada di rumah sakit dekat Hotel Palama Bandung
| Dia akan dipindahkan ke Rumah Sakit Wirayasa besok
09.20 A.M

Melihat isi pesan tersebut, buru-buru ia bangkit dari kursinya, sehingga perhatian karyawan lain terarah padanya.

"Ayah?" sang anak, Hikan Armano, yang bingung dengan sikap sang Ayah yang tak biasanya itu bertanya.

Madha Hardiyata Armano. Presiden Direktur dari Armano Group yang merupakan salah satu perusahaan tersukses di Indonesia itu, menatap ke arah putranya.

"Hikan, kau pimpin rapatnya gantikan aku. Ada urusan mendadak," tanpa menunggu jawaban putranya, ia berlari keluar dari ruangan.

Semua yang ada di ruang rapat menganga heran. Ini adalah pertama kalinya Madha bertingkah seperti itu.

***

Arshell mengelus puncak kepala Ruhi yang terbaring tak sadarkan diri dengan penuh kasih sayang. Saat ini ada Ruhi, Arshell, Lyra, dan Helga di ruangan itu.

"Apa tidak bisa kita pindahkan sekarang saja? Ia pasti akan lebih cepat sadar jika dirawat di Wirayasa," saran Helga yang khawatir.

"Lukanya baru dijahit, jadi tak boleh banyak gerakan dulu bagi Ruhi hari ini. Jika di mobil, takut terlalu banyak guncangan," jelas Arshell.

"Terima kasih sudah cekatan menyelamatkan putriku, Dokter Arshell," ucap Lyra.

"Itu tugasku sebagai Dokter dan salah satu orang terdekatnya," Arshell tersenyum sangat tipis.

Hubungan Ruhi dan Arshell masih belum diketahui Lyra dan Helga. Tapi dalam hatinya, Lyra merasa ada sesuatu pada anaknya dan Arshell.

Sesuatu yang sama seperti dahulu yang pernah membuatnya menderita.

Dear, Pak Dokter!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang