Tepat jam 5 subuh alaram kamar Aqilla berdering membangunkan si empunya sebagai pengingat bahwa hari ini dia harus berangkat sekolah lebih pagi karena tidak akan ada Papi yang biasanya bertugas mengantarkan dia ke sekolah, jadi hari ini dia terpaksa mengejar bis yang selalu berangkat tepat jam 6 sesuai jam kerja kebanyakan orang, walaupun kakak-kakaknya sempat menolak untuk memberikan izin Aqilla menaiki angkutan umum karena mereka telah disewakan supir pribadi.
"Gak kak, Qilla udah janji sama temen mau naik bis sama-sama."
tentu saja Aqilla berbohong tentang itu, dia hanya tidak ingin berada di kendaraan yang sama dengan saudara angkatnya takut-takut ada organisasi lain yang sedang mengincarnya, akan lebih aman jika dia menjauh dari orang terdekat,
"pagi, Aqilla...kau tak berangkat ngan abang tampan kau tu keh?" sapa seorang wanita
"pagi, aku berangkat lebih dulu karena piket kelas, bye" jawab Aqilla sekenanya dan segera berlalu masuk kelas
ya, begitulah keseharian Aqilla di sekolah yang selalu mendapat sapaan seputar kakak laki-lakinya yang berada di sekolah yang sama tapi tidak dengan Haris karena dia siswa SMA yang berjarak lumayan jauh dari sekolah Aqilla, setiap harinya Azis akan mengantar Aqilla sampai kelas sebelum pergi ke kelasnya sendiri, mereka memang satu angkatan tapi berada di kelas yang berberda, lalu Fahmi berada di kelas dua yang berjarak satu bangunan dari kelas Aqilla,
Kring...Kring...Kring..
Bel masuk telah berbunyi, Aqilla segera mengeluarkan buku paket bertuliskan Bahasa Inggris di sampulnya, lima menit kemudian guru yang mengajar masuk bersama empat orang siswa pertukaran dari sekolah lain, darimana Aqilla tahu akan ada pertukaran siswa? kabar itu dia dapat dari obrolan grup chatting tadi malam,
"eeh, jadi beneran ada siswa pertukaran, kirain cuman gosip belaka" oceh Aqilla
tidak tertarik dengan tampang siswa pertukaran Aqilla menyibukkan dirinya dengan coretan di buku khusus tempat dia menumpahkan imajinasinya dalam bentuk cerpen, hingga perhatian dia teralihkan oleh suara dari ke empat siswa pertukaran itu,
"hai semua, name saye Khai"
"saye Jet"
"ambo Chris"
"Rudy"
Aqilla yang terkejut secara reflek berdiri dari kursinya dan menimbulkan suara hingga menarik atensi seisi kelas padanya,
"iye, ada ape Aqilla?" tegur Ibu guru yang mengajar
"ah, gak papa bu..anu tadi ada kecoa" jawab Aqilla dan segera duduk kembali, sekilas dia melirik ke empat pria itu yang ternyata juga sedang memandangi dirinya dengan cepat Aqilla mengalihkan pandangan,
"baik, korang berempat, duduk kat tempat kosong tu" perintah sang guru
ke empat pria itu berjalan menuju bangkunya masing-masing yang sialnya berada di samping Aqilla, kelas itu menggunakan satu meja dan satu kursi yang di jejerkan secara terpisah, jadi empat baris di samping bangku Aqilla di isi oleh mereka,
"hai, aku Jet, nama kau siapa?" sapa Jet ramah seraya menyodorkan tangannya mengajak Aqilla bersalaman
"Aqilla, salam kenal" jawab Aqilla tanpa menyambut uluran tangan Jet
"ouh, ye salam kenal" balas Jet seraya menarik uluran tangannya
"baik, buka halaman 49!" perintah sang guru
ketika ingin memulai menjelaskan salah seorang dari siswa pertukaran itu mengangkat tangannya
"maaf cikgu, kita orang tak de buku" ucap Khai
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Code (Lima)
Fanfiction~lanjutan cerita ~TEMAN LAMA ~ "Jadi mereka tetap mati walaupun aku sudah bersusah payah menyelamatkan mereka" ucap Aqilla seraya menyilangkan kakinya dan mengankat tangan kanan untuk menopang dagu "ini bisa jadi masalah besar" Aqilla menatap intens...