Nuansa di dalam rumah Aqilla benar-benar tenang hingga membuat para ejen muda kebingungan karena yang mereka tau, Aqilla memiliki tiga orang kakak laki-laki.
Saat melewati ruang tamu rasa penasaran mereka terjawab ketika seseorang menyambut kedatangan mereka dengan ramah.
"Oh, kalian teman Aqilla yang mau nginep malam ini, kamarnya ada di lantai dua ya, udah di siapkan. Mau makan malam bareng, kebetulan masakan nya baru jadi." Haris menyalami mereka satu-satu,
"ah, maaf sebab merepotkan abang semua malam ni." ucap Jet yang dengan canggung menyalami lama tangan Haris.
"Gak masalah, ini pertama kalinya Aqilla bawa temannya nginep di rumah, walaupun cowok ya." Haris menekankan setiap kata di akhir,
Mereka tertawa canggung, Azis bahkan dengan kikuk menyambut uluran paperback dari Khai, Fahmi juga mengambil paperback pemberian Rudy, setelahnya mereka terdiam kehabisan kata-kata.
Aqilla hanya diam menatap datar kumpulan laki-laki itu, tanpa permisi ia melangkah naik ke lantai atas menuju kamarnya, Haris terhenyak melihat adik perempuannya pergi melewatinya begitu saja.
"Mau sampai kapan kalian di situ. Ayo aku tunjukkan kamar kalian," panggil Aqilla kepada empat temannya.
Khai dan teman-temannya berjalan menunduk melewati ke tiga kakak Aqilla, tanpa banyak bertanya mereka membuntuti Aqilla hingga langkah kakinya berhenti di sebuah kamar.
"Dua kamar ini kosong, kalian bisa pilih sesuka kalian, kamar ku ada di ujung kalau kalian butuh sesuatu."
Setelah berucap demikian Aqilla berlalu menuju kamarnya, Rudy tidak begitu memperdulikan perubahan sikap Aqilla dan beranjak masuk ke dalam kamar karena sudah sangat lelah, tidak seperti tiga temannya yang panik dan mulai menyusun rencana agar bisa mengembalikan suasana hati gadis berhijab itu.
"Apa kita kena buat ni?, sebab kejadian tadi dia takkan nak bagi tau letak markas Black Code. Harus ke kita belikan coklat." ucap Khai yang semakin panik akan kegagalan misi mereka,
"dah lah tu, tak kan kita bisa buat apa kat dia yang tertutup sangat pasal organisasi haram yang besar kan die." tegur Rudy sambil merebahkan tubuhnya ke kasur.
"Tu masih belum pasti la Rudy. Mungkin dia ada masa lalu lain yang kita orang tak tau," jelas Jet sambil mendudukkan diri di tepi ranjang.
"cih, aku tak kesah la." sahut Rudy.
"Jet, jom pegi bilik sebelah sini biar Khai ngan Rudy." panggil Chris yang sudah berdiri di ambang pintu.
"Oke," sahut Jet yang lekas beranjak menyusul Chris.
Setelah menyimpan ransel bersisi buku serta sepasang baju untuk di kenakan besok, mereka duduk termenung di atas kasur.
"Chris, macam mana aku buat laporan ni, ejen Leon dah tanya." panik Jet sambil melempar ponselnya,
"jawab je sama persi kejadian hari ni," sahut Chris.
"Tak boleh, nanti ejen Leon akan suruh kita tuk tangkap Aqilla secara paksa." jelas Jet.
Chris terdiam memikirkan alasan yang tepat untuk isi laporan Jet, tapi dia tidak bisa menemukan rangkaian kata yang tepat, di saat otak mereka berdua mengepul suara ketukan di depan pintu mengejutkan mereka.
Jet melangkah menuju pintu dan membukanya lebar-lebar agar Chris juga dapat melihat sosok di balik pintu, mereka terkejut melihat Aqilla yang berdiri sambil memeluk buku.
"Ayo, alasan kalian ke sini buat belajar sama aku kan, sebenarnya aku malas buat lanjutin sandiwara ini tapi aku yang ngajak kalian nginap, jadi terusin aja lakonnya." ucap Aqilla panjang lebar,
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Code (Lima)
Fanfiction~lanjutan cerita ~TEMAN LAMA ~ "Jadi mereka tetap mati walaupun aku sudah bersusah payah menyelamatkan mereka" ucap Aqilla seraya menyilangkan kakinya dan mengankat tangan kanan untuk menopang dagu "ini bisa jadi masalah besar" Aqilla menatap intens...