Keadaan kelas yang sudah tidak terkendali membuat Aqilla sedikit muak tapi apalah daya dia bukan ketua kelas yang jika sudah bersuara akan di dengar oleh seluruh penghuni kelas yang nahasnya sang ketua kelas juga ikut terlibat dalam keributan itu, ingin menenangkan diri dengan mendengarkan musik impian Aqilla tidak kesampaian karena kedatangan empat orang primadona kelas yang baru di sah kan hari ini, sedang mencoba mengajak dirinya mengobrol.
"hai..boleh kita orang duduk sini?" tanya Khai seraya menunjuk bangku kosong yang di tinggalkan penghuninya bergibah di belakang kelas sambil duduk lesehan
"hem, boleh aja" jawab Aqilla singkat
Khai menarik kursi itu dan menghadapkannya ke bangku Aqilla, yang lain juga ikut menarik kursi mendekat ke meja Aqilla tapi lucunya tidak ada satupun yang berani memulai bicara,
"jadi?" tanya Aqilla sambil meletakkan ponselnya di sebelah buku tulis
"eerr..kita nak minta tolong boleh?" ucap Khai sedikit ragu ketika melihat Aqilla yang sibuk menulis dan mengabaikan mereka
"emm" sahut Aqilla tidak mengalihkan pandangannya dari buku
"aku dengar kau ni budak pintar yang selalu dapat rangking tiap kenaikan kelas" ucap Khai berusaha menarik perhatian Aqilla
"truss..." respon Aqilla singkat
"boleh kau bantu aku ajar matematik?"
pertanyaan Khai sontak membuat Aqilla mengangkat kepalanya dan memandang tidak percaya kepada pria tampan berkacamata yang terlihat jenius itu, sekilas Khai tersenyum simpul karena telah berhasil menarik perhatian gadis berhijab gelap di depannya,
"what? seriously, kau nak minta dia ajar kau matematik, apani Khai aku kan ade, kau boleh minta aku ajar AWW..." kalimat Jet berakhir dengan teriak kesakitan yang dia dapat di kakinya,
"aku pun nak minta kau ajar juga, boleh tak?" tanya Chris sambil mengembangkan senyumannya tanpa rasa bersalah atas perlakuannya kepada Jet yang dia dengan sengaja menginjak kaki sahabatnya itu agar berhenti berbicara,
"oi, kenapa kau pijak kaki aku" bisik Jet menuntut penjelasan atas sikap tiba-tiba Chris yang menginjak kakinya dengan sangat kuat,
"kau ni bodoh keh ape? dah lupa yang kita tu kena bekawan ngan dia" balas Chris yang juga berbisik
"aku tau lah, tak payah nak berpure-pure jadi budak bodoh macam ni, jatuh lah pride aku" protes Jet
"pride konon" cibir Chris
Aqilla heran melihat kelakuan Jet dan Chris yang tidak berhenti berbisik-bisik didepannya, menghindari kecurigaan Khai segera mengalihkan perhatian Aqilla dari dua bocah yang masih berdebat dengan menanyakan kesanggupan Aqilla atas permintaannya,
"jadi macam mane? boleh kau ajar kita orang?" tanya Khai
"aku sebenernya gak pintar matematika, tapi kalau kalian memang mau belajar bisa minta tolong ajarin sama kakak aku, mau?" saran Aqilla sambil mengutak-atik ponselnya
"boleh juga" sahut Khai
"oke, ayo saling tukar kontak, biar mudah aku ngehubungin kalian" ucap Aqilla seraya menyodorkan ponselnya kepada Rudy yang duduknya lebih dekat dengan dia,
satu-persatu dari mereka mengetikkan kontak pribadinya di ponsel Aqilla, lalu setelahnya mereka menentukan hari untuk belajar bersama di rumah Aqilla, obrolan mereka berlanjut sampai jam istirahat hingga pergi ke kantin bersama, Azis dan Fahmi tidak bisa berkomentar apa-apa saat Aqilla mengajak ke empat pria itu satu meja dengan mereka, tidak cukup sampai di situ keterkejutan Fahmi bertambah saat Aqilla mengatakan jika mereka berempat ingin belajar matematika bersama di rumah dengan Fahmi sebagai guru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Code (Lima)
Fanfiction~lanjutan cerita ~TEMAN LAMA ~ "Jadi mereka tetap mati walaupun aku sudah bersusah payah menyelamatkan mereka" ucap Aqilla seraya menyilangkan kakinya dan mengankat tangan kanan untuk menopang dagu "ini bisa jadi masalah besar" Aqilla menatap intens...