Seharusnya sekarang mereka sudah mengerjakan semua soal matematika bersama, tapi dari pagi tadi Aqilla sama sekali tidak terlihat, kakaknya berfikir ia masih marah dan mengurung diri di kamar.
"Yah mungkin aja dia masih marah. Kalian mau mulai jam berapa belajarnya? jangan terlalu lama, ingat yang kami omongin tadi malam." ucap Fahmi seraya membenarkan letak kacamatanya.
"Maaf, kita orang nak pegi tempat lain kejap, boleh?" sahut Jet.
"Iya, jangan lama. Kalian hari ini harus nemenin Aqilla selama kami pergi," pesan Fahmi.
Jet hanya membalas dengan anggukan setelah itu ia mengajak temannya keluar rumah untuk pergi ke suatu tempat yang tidak lain adalah markas MATA.
"Jadi, laporan apa yang korang semua dapatkan?," tanya ejen Leon tepat saat rapat di mulai.
"Abang angkat Aqilla dah tahu rahasia dia yang merupakan anggota Black Code, tapi diorang tak marah." jawab Khai memulai awal laporan mereka.
"Tapi, mereka tak nak bantuan dari ejen MATA, sebab takut Aqilla tekena tahan." lanjut Rudy,
"Diorang cakap nak pegi serang Black Code dengan bantuan dari organisasi yang berjanji nak lindungi Aqilla," Jet ikut menimpali.
"Dan abang Aqilla nak kita orang jaga Aqilla semasa mereka pergi serang Black Code, diorang tak nak Aqilla masuk campur," Chris menutup laporan mereka.
"Hmm, ada abang dia cakap nama organisasi yang bantu diorang tak?," tanya ejen Karya.
"Takde, kita orang tak tau." jawab Jet.
"Kalau macam tu, korang ber empat harus ikut masa penyerang ke markas Black Code, karena sampai sekarang takde yang tau pasti dimana letak markas mereka." jelas Jendral Rama.
"Ketahuan la penyamaran kita orang," komentar Jet.
"Tidak masalah, selama organisasi haram itu berhasil kita tangkap, urusan data pribadi korang semua biar nanti ejen Geetha yang handle." terang Jenderal Rama.
"Jendral, misi masih same?" tanya Khai memastikan.
"Iya, bawa Aqilla kemari karena kita harus segera mengeluarkan chip di otak dia, agar Black Code tidak bisa menjadikan dia boneka lagi." jawab Jendral Rama, sambil terus memperhatikan layar hologram yang di tampilkan ejen Geetha.
Data pribadi Aqilla mereka dapatkan dari tahanan yang dulu sempat bekerja dengan wanita itu, kebenaran tentang adanya chip di otak para anggota Black Code mereka ketahui dari hasil otopsi jenazah yang di duga mantan anggota Black Code yang mereka temui di wilayah gang sepi yang jauh dari keramaian.
Ejen Geetha dengan serius menerangkan seberapa berbahaya chip yang di tanam pada otak anak-anak muda yang di kontrol paksa oleh Black Code, dia mendapati adanya radiasi yang di pancarkan oleh chip dapat membuat emosi penggunanya tidak stabil, dan terkadang tubuh mereka bergerak bukan atas kemauan sendiri, fakta menakutkan lainnya Black Code bisa membunuh boneka mereka dengan meledakkan chip tersebut.
Mendapati seberapa berbahaya organisasi itu, Jendral Rama tidak bisa sembarangan memberi perintah pada ejen muda, tapi jika mereka tidak bergerak sekarang Aqilla bisa mati di tangan Black Code.
Di tengah pembahasan rencana pembebasan Aqilla, dering ponsel membuyarkan konsentrasi semua ejen, dan pelaku dari kebisingan itu adalah Jet yang dengan canggung memeriksa ponselnya.
"Haha, buat hal je." tawa Jet saat di tatap seisi ruangan, tangannya merogoh saku celana mengambil ponsel dan berniat mematikan ponselnya tapi tidak jadi saat melihat nama yang tertera di layar ponsel.
"Azis. Ye, ada ape? kita orang dah nak balek rumah kau ni," bohong Jet saat menjawab panggilan itu.
"Kamu ada ketemu Aqilla gak?" suara Azis di seberang telepon terdengar khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Black Code (Lima)
Fanfiction~lanjutan cerita ~TEMAN LAMA ~ "Jadi mereka tetap mati walaupun aku sudah bersusah payah menyelamatkan mereka" ucap Aqilla seraya menyilangkan kakinya dan mengankat tangan kanan untuk menopang dagu "ini bisa jadi masalah besar" Aqilla menatap intens...