Jam sudah menunjukkan pukul 21:00 malam, Aqilla tidak menyangka malam ini kafe kedatangan banyak pelanggan dari biasanya dan lagi kebanyakan mereka adalah pasangan kekasih.
Ia sudah berpesan kepada atasan bahwa akan pulang lebih dulu karena ada janji dengan teman-temannya dan bos sudah mengizinkan.
Mungkin kalian bingung dengan sikap Aqilla yang seenaknya meminta jam pulang lebih dulu dari pekerja lain.
Itu hal yang normal, karena di perjanjian kontrak kerja, atasan menyertakan persyaratan khusus untuk Aqilla yang masih anak sekolah, salah satunya adalah pulang tepat di jam sembilan malam.
Hanya saja selama ini Aqilla tidak pernah mengikuti isi surat tersebut dan memilih pulang bersama pekerja yang lain, dia merasa satu persyaratan itu tidak adil jadi dia tidak pernah pulang lebih dulu.
Tapi sekarang, dia terpaksa mengikuti persyaratan itu di karenakan suasana kafe yang mulai membuat dia risih, bukan karena pelanggan yang bejibun, tapi di karena kehadiran sekumpulan pria yang menganggu konsentrasi nya.
"Kenapa kalian ke sini?," tanya Aqilla sambil menatap tajam pria di depannya.
"Apa?, kita kan juga mau malam mingguan," jawab si pria.
"Jangan buat hal!, aku juga ada yang mau di omongin sama kalian, tunggu aku selesai!." setelahnya Aqilla berlalu menuju dapur kafe.
Aqilla bersandar pada wastafel, ia menghembuskan nafas panjang untuk sekedar melepas penat selama seharian ini, tapi dia tidak bisa santai lebih lama lagi ada masalah yang harus segera dia selidiki.
"Aqilla, mana kau?," suara panggilan dari salah seorang senior.
"Iya!!" teriak Aqilla dan segera mendatangi seniornya,
"oh datang juga akhirnya, sorry Aqilla aku butuh bantuan. Costumer semakin banyak, aku tak boleh layan semua, kita tau kau sepatutnya dah balek sekarang ni. Tapi sekarang kita betul-betul butuh kan kau," jelas senior itu sambil terus menata gelas ke dalam nampan yang terus tersusun di depannya.
"Gak masalah kak, besok juga libur kan," ucap Aqilla seraya mengangkat nampan yang sudah penuh.
"Terima kasih Aqilla,"
Aqilla hanya tersenyum dan berlalu menuju meja pelanggan, dalam hati Aqilla menyesali keputusannya yang masih membantu di kafe padahal tadi mereka tidak mempermasalahkan keinginan Aqilla yang meminta pulang lebih dulu, tapi sekarang mereka malah menahannya.
"Haa, sudah lah jalanin aja." gumam Aqilla seraya memindai seisi kafe yang sejauh mata memandang hanya akan terlihat kumpulan manusia sedang mengantri pesanan.
"Kenapa jadi seramai ini ya?," bingung Aqilla, tangannya tak berhenti mengelap meja yang sudah di tinggalkan sampai bersih agar pelanggan baru bisa mengisinya.
Sedang asik memunguti sampah di atas meja, Aqilla di teriaki oleh sang kasir yang meminta tolong untuk di gantikan sebentar karena dia ingin pergi ke wc, dan dengan senang hati Aqilla mengabulkannya.
"Mau order apa kak,?" tanya Aqilla seramah yang dia bisa.
"Eh, lo kerja di sini??" ucap wanita di depan Aqilla heboh,
"Loh, kamu ternyata, mau pesan apa nih Rizka?." kali ini Aqilla menampilkan senyum tulusnya.
"Mint Choco sama Cofelatte," ucap Rizka tanpa berpikir lama.
"Oke, tunggu sebentar ya. Kamu sendirian aja nih?" tanya Aqilla, mengajak Rizka mengobrol sambil menunggu minuman jadi.
"Gak, gw ke sini sama teman." jawab Rizka seraya menunjuk ke meja yang terlihat seorang wanita duduk menghadap ke arah jalan yang membuat Aqilla hanya bisa melihat punggung nya saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/342140345-288-k471398.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Code (Lima)
Fanfiction~lanjutan cerita ~TEMAN LAMA ~ "Jadi mereka tetap mati walaupun aku sudah bersusah payah menyelamatkan mereka" ucap Aqilla seraya menyilangkan kakinya dan mengankat tangan kanan untuk menopang dagu "ini bisa jadi masalah besar" Aqilla menatap intens...