#19

137 12 14
                                    

Melalui pelacak yang Rudy pasang pada pria yang mereka temui sebelum nya, para ejen muda bergerak mengikuti kumpulan pria itu dan berpisah dengan Azis dan dua saudara nya, mereka memberi alasan akan mencari Aqilla sekali lagi ke sekolah agar Azis tidak curiga.

"Tak tunggu ejen Fit dan ejen lain ke?" tanya Khai setibanya mereka di rumah yang di arahkan pelacak.

"Lama kalau nak tunggu lagi, nanti makin banyak konco diorang datang." jawab Jet sambil memperhatikan sekitar.

"Sunyi betul lah," komentar Chris.

Mereka memasuki rumah tanpa keraguan sedikitpun, perlahan mereka menggeledah semua ruangan untuk memastikan keberadaan musuh, tapi anehnya rumah itu sangat sepi seperti tidak berpenghuni.

Di saat mereka kebingungan, Khai mendapatkan sinyal dari pemancar yang mengarah pada sudut ruangan, tapi pergerakan mereka terhalang tembok, Khai segera mengaktifkan Aro mode suit tempur.

Ledakan besar pun terjadi, akibatnya tembok itu hancur dan membuka jalan menuju pancaran dari pelacak, Rudy memimpin jalan, mereka menuruni anak tangga yang mengarah ke suatu tempat.

"Woy, kenapa korang datang ber empat je ni?, tak mencabar kalau macam ni." protes Rusdi tepat setelah para ejen muda memasuki ruangan.

"Korang dah tau yang kita orang datang sini?!" kaget Jet yang memasang kuda-kuda bersiaga saat melihat kumpulan pria di depannya.

"Kalian pikir, pelacak sekecil ini mampu mengecoh kami." Iqbal tersenyum mengejek sambil melempar pelacak ke depan Rudy.

"Aku tau kalian sudah mengincar kami dari awal pertemuan kita di kafe," lanjut Iqbal yang sekarang dengan santai berdiri berhadapan dengan Rudy.

Rudy mengepalkan tangannya berikutnya ia melayangkan tinju tepat ke wajah Iqbal yang sayang nya Iqbal sudah mengetahui tujuan Rudy, ia dengan tenang menahan tinju Rudy menggunakan telapak tangan.

"Hanya segini kemampuan mu," cibir Iqbal sambil menarik lengan Rudy lalu meninju kuat perutnya.

"Rudy?!" panik Khai yang langsung mendekati temannya.

"Korang kaki tangan Black Code yang MATA cari, baik korang berserah sekarang." peringat Jet sambil melihat kan ponselnya yang melampirkan gelombang pemancar yang dikirim langsung ke markas MATA.

"Korang ingat kita orang takut," sahut Drac sambil mengetuk-ngetuk kan pistol nya ke kepala.

"Korang berempat yang semestinya berserah sekarang ni, kami ada banyak korang yakin ke bisa menang?" ucap Mark diiringi dengan tawa.

"Siapa bilang mereka hanya berempat," seru seseorang dari arah belakang para ejen muda.

Jet dan ke tiga temannya sangat terkejut dengan keadaan tiga pria yang terlihat siap bertarung.

"Macam mana korang..." Jet tidak bisa melanjutkan kalimatnya sangking terkejutnya dia melihat Azis berjalan santai sambil mengenakan Brass knuckle ke tangan kanannya.

"Kami dapat kabar kalau Aqilla di culik sama Black Code," terang Fahmi sambil melilit kan kain membalut tangannya sebagai sarung tinju.

"Maknanye korang dah sadar yang budak-budak ni anggota Black Code?" ucap Chris sedikit terkejut.

"Gak ada waktu buat cerita, sekarang kita harus mencari Aqilla." sahut Haris yang kini sudah menodongkan pistol kepada Raja.

"Terus maksud lo apa an? nodongin pistol ke gw," ucap Raja seraya menggeser pistol menggunakan ujung pedangnya.

"Gak nyangka orang Indo gabung organisasi seberbahaya Black Code," sinis Haris yang kembali mengarahkan pistol kepada Raja.

"Kenapa? kok lo jadi simpati sama kita, kalo mau serang, ya serang aja, gak usah ragu." tantang Aldi seraya menarik pistol Haris dan mengarahkan tepat ke jantung nya.

Black Code (Lima)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang