"Oh ayolah Jaehyun bisakah kau tenang?" Ucap Jeno jengah, Jeno sengaja memberhentikan mobil disisi jalan untuk berbicara dengan Jaehyun. Pria manis itu dari tadi uring uringan sendiri dikursi disampingnya, setelah beberpa menit yang lalu mereka dari rumah sakit, karena Jeno menemukan Jaehyun di kamar mandi dalam keadaan pingsan.
"Gak mungkin aku hamil, pasti dokter salah kita harus pergi kerumah sakit lain" hendak beranjak dari mobil, Jeno lebih dulu menarik tubuh Jaehyun agar kembali duduk.
"Kau sudah meminta dokter memeriksa sebanyak tiga kali, dan hasilnya tetap sama, kau harus mengakuinya Jaehyun, jika kau hamil anakku"
Jeno mengucapkannya dengan tegas, sebenarnya apa yang perlu diragukan? Jaehyun juga sudah merasakan sendiri bagaimana kondisinya yang kurang fit akhir akhir ini, dan kebetulannya dia yang mendapat jackpot. Dokter juga berkata jika usia kandungan Jaehyun sudah masuk satu minggu. Tapi pria Februari itu masih menyangkalnya.
"Tidak aku tidak boleh hamil, apa yang harus kukatakan pada Johnny?"
Pemuda April itu berdecak sebal,"bisakah kau melupakan Johnny disaat seperti ini?" Jeno merasa Jaehyun terlalu naif.
"Dia calon suamiku, Aku berhak merasa bersalah telah mengkhianati nya seperti ini!"
"Dan aku calon ayah dari bayi yang ada di perutmu! Kau tidak merasa bersalah menyebut pria lain saat kau sedang mengandung anakku?!"
Jawaban Jeno membuat Jaehyun kembali menelan kata katanya, dia tidak bisa menjawab.
"Aku tidak akan lari dari tanggung jawab Jaehyun, jika semua orang tidak mendukungmu, ingat aku disini, aku tidak akan meninggalkanmu" ucap Jeno dengan nada lebih lembut, menggenggam tangan Jaehyun dan mencoba memberi pengertian.
Lagi lagi Jaehyun merasakan jantungnya berdebar, dengan kata kata dan tatapan lembut Jeno. Air matanya terjatuh begitu saja, dia memalingkan muka kearah depan.
"Aku ingin pulang" final Jaehyun mengusap kasar air matanya.
Jeno menghela nafas kasar, mencoba bersabar pemuda itu kembali melajukan mobil menuju apartemen Jaehyun. Sesampainya disana tidak ada pembicaraan bahkan saat di lift. Jaehyun masuk dulu ke apartemennya namun kembali berbalik dan berdiri diambang pintu.
"Pulanglah, aku ingin sendiri" ucap Jaehyun, sebelum Jeno menjawab pintu apartemen itu sudah tertutup menimbulkan helaan nafas oleh pemuda Lee itu lagi. Dia lebih memilih pergi dan membiarkan Jaehyun sendiri untuk sementara waktu.
Jeno memutuskan pulang kerumah saat diruang tamu dia tak sengaja berpas pasan dengan ibu tirinya.
"Jeno kamu sudah pulang?"
"Matamu rusak ya? Sudah jelas aku didepanmu pake nanya lagi" jawab Jeno dengan ketus, sedang malas melihat muka ibu tirinya apalagi di mood yang kurang baik seperti saat ini.
"Bukan seperti itu Jeno, papamu khawatir karena kamu tidak bisa dihubungi, oh ya kamu pasti belum makan, mau mama buatin sesuatu?"
Sebenarnya ibu tirinya itu berkata dengan baik baik, tapi Jeno saja yang suka nyolot. Ada rasa kesal, mengingat ayahnya menikah lagi setelah setahun ibunya meninggal. Jeno itu tipikal yang tidak suka dengan orang baru.
"gak usah sok baik, dan jangan bersikap seolah olah lo tuh ibu kandung gue"
"Jeno tidak sopan berbicara seperti itu!" suara ayahnya yang menuruni tangga mengintrupsi. "Minta maaf!"
Jeno memutar bola matanya malas dan langsung berjalan pergi begitu saja mengabaikan ayahnya yang memanggil- manggil namanya. Dia lagi males debat sama ayahnya, lagian dia juga gengsi mau minta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaehyun saem [Nohyun]
Fanfiction🔞BXB Rate M Jeno siswa bermasalah yang terobsesi dengan guru muda bernama Jung Jaehyun. Jeno top Jaehyun bot