7

4.3K 202 16
                                    

Pukul delapan malam. Jaehyun sudah bangun beberapa menit yang lalu saat melihat jendela apartemennya yang sudah gelap, tubuhnya merasa lebih enakan setelah meminum obat dan istirahat seharian, aneh dia merasa sedikit lebih puli setelah ada Jeno.

Jaehyun tidak mengubah posisinya, dia tetap berbaring dibawah selimut dengan lengan kekar milik pemuda disampingnya yang menjadi bantal.

Dari siang tadi dirinya tidur ditemani oleh Jeno, karena Jaehyun yang meminta. Dia sendiri juga belum mempercayai itu, Sedangkan pemuda itu masih tertidur disampingnya. Jaehyun sudah mengirim pesan pada mamanya agar tidak usah datang ke apartemennya. Bukan hanya karena ada Jeno disini, tapi Jaehyun juga sudah merepotkan mamanya dua hari ini.

Mungkin ini lancang, tapi Jaehyun dari tadi tak berhenti menatap wajah tampan pria yang lebih muda. Rahangnya tegas, hidung mancung yang sempurna dan surai hitam legam yang membuat pemuda itu begitu mempesona. Jaehyun baru menyadari jika Jeno sangat tampan dari jarak sedekat ini.

Mata Jeno terbuka, dan langsung bersitatap dengan manik coklat milik Jaehyun yang membola terkejut,

"Aku tau aku tampan, kau akan jatuh cinta padaku jika terus menatapku seperti itu" suara serak Jeno diselingi senyum tipis menggoda.

Dia segera berbalik mengubah posisinya. Astaga memalukan dia seperti terciduk menatapi muridnya sendiri. Sedangkan Jeno hanya tersenyum melihatnya. Dia membawa tubuh gurunya untuk mendekat, jadi sekarang pemuda April itu tengah memeluk Jaehyun dari belakang membuat rambut halus Jaehyun menyentuh kulit pipinya.

Tak seperti sebelumnya Jaehyun akan menolak tapi kali ini Jeno tidak mendengar suara penolakan dari pria yang lebih tua.

"Demammu sudah turun" Jeno bisa merasakan jika tubuh Jaehyun tak sepanas tadi. Sedangkan Jaehyun diam menyamankan posisinya. Bodoh amat dengan gengsi, dia akui jika pelukan Jeno sangat nyaman.

"Mau makan sesuatu?" Tanya Jeno disamping telinga Jaehyun, yang mampu membuat simanis menoleh.

"Aku ingin cheseecake durian" Jawabnya antusias tanpa sadar.

Jeno mengernyitkan dahinya "cheseecake durian? Malam malam begini? Bukannya kamu gak suka durian?" Jangan bertanya bagaimana Jeno tau, pokoknya jika menyangkut Jaehyun pemuda itu pasti selalu tau.

Memang benar Jaehyun tidak menyukai buah berbau menyengat itu, tapi entah mengapa saat ini dirinya sangat ingin makanan itu.

"Bagaimana kalo makanan yang lain?, yang lebih mengenyangkan"

Jaehyun mempoutkan bibirnya, ekspresinya berubah "Tidak, aku ingin cheseecake durian Jeno, aku gak pengen makan yang lain"

Iman Jeno yang lemah melihat kegemasan gurunya, kan jadi gak tega, alhasil dia hanya menghela nafas "ya udah ayo, Jangan cemberut gitu dong, minta dicium ya?" Godanya.

"Apaan sih!" Jeno hanya tertawa melihat raut kesal gurunya.


***

Keduanya tengah berada di pantry dapur , setelah dari luar untuk membeli makanan keinginan si manis. Jeno menatapi gurunya yang dengan lahap memakan sepotong cheseecake itu. Lihat ada cream disudut bibirnya, mungkin benar jika umurnya saja yang 23 tahun tapi kelakuannya masih seperti anak tiga tahun.

"Ada apa?" Jaehyun tersadar diperhatikan.

Jeno tersenyum tipis, dia mengambil tisu dan membersikan cream yang ada disudut bibir Jaehyun. Sukses membuat pipi Jaehyun jadi bersemu samar.

"Pelan-pelan aja makannya gak ada yang mau ngambil kok, dasar gembul" Jeno tersenyum, mengusak surai kecoklatan milik Jaehyun gemas.

Jaehyun saem [Nohyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang