Jaehyun melihat jam yang melingkar di lengannya. Pukul lima sore dirinya baru menyelesaikan tugasnya, guru guru lain juga sebagian besar sudah pulang, dilihat sekolah pun sudah terasa sepi, mungkin hanya ada beberapa anak yang masih tinggal karena ekstrakulikuler beberapa dari mereka menyapanya saat sedang berjalan di koridor.
Pria Februari itu duduk di halte bus sendiri, tadi Jaehyun mendapat pesan dari Johnny kalau dia mungkin tak sempat menjemput karena masih ada pekerjaan. Meskipun dalam hati dia merasa jika Johnny lebih mementingkan pekerjaan dari pada dirinya. Namun Jaehyun menepis pemikiran buruk itu, lagi pula Johnny juga sering menjemputnya, mungkin hanya akhir akhir ini pria itu banyak pekerjaan.
Suara motor sport berhenti tepat didepan Jaehyun membuatnya tersadar dari lamunan. Seorang pemuda dengan helm fullface dengan jaket jeans berwarna hitam.
"Naik, aku anterin"
"Jeno? Kenapa ada disini?" Ya siapa lagi kalau bukan Lee Jeno. Pemuda itu sengaja menunggu Jaehyun pulang.
"Tentu saja menunggumu, kau lama sekali aku hampir tertidur tadi" ucap Jeno sedikit mengaduh.
"Kamu tidak perlu melakukan hal seperti ini Jeno"
"Aku harus, karena kalian berdua adalah tanggung Jawabku dan aku tidak mau mendengar bantahan apapun, cepat naik"
Jaehyun menghela nafas menatap mata tajam Jeno yang terlihat disela sela kaca helm yang terbuka. Sebenarnya Jaehyun tidak mau, tapi karena tubuhnya yang sekarang lebih cepat lelah dan ingin cepat cepat berada di kasur jadi dia tidak menolak.
Pemuda April itu tersenyum kemenangan dibalik helm saat Jaehyun naik di motornya. Dia menarik tangan Jaehyun untuk memeluk pinggangnya.
"Aku kalo motoran ngebut, jadi pegangan yang erat" ucap Jeno sebelum mendengar protesan Jaehyun. Dia tersenyum melihat dari balik kaca spion wajah kesal Jaehyun. Lucu saja menurut Jeno, lalu dia melajukan motornya.
Jeno tidak berbohong, pemuda itu melajukan motornya dengan cepat membuat kedua tangan Jaehyun harus memeluk erat pinggang pemuda itu, sedangkan Jeno tersenyum dia hanya berniat menggoda, itung itung cari kesempatan juga. Pemuda April itu mengurangi kecepatan motornya dan sekarnag membawanya dengan lebih santai.
"Loh Jen apartemen saya kan belok kiri" ucap Jaehyun saat Jeno malah melewatkan jalan yang seharusnya akan menuju rumahnya.
Jeno mendengarnya namun tidak menjawab dan tetap melajukan motornya.
***
Jaehyun tengah duduk di kursi taman rumah sakit, menatap hasil usg yang dia dapat beberapa saat yang lalu. Ya tadi Jeno membawanya kerumah sakit dan memaksanya untuk check up, karena gak mau ribut jadi Jaehyun mau tidak mau menurutinya.
"Ada dua janin di dalam perut tuan Jaehyun"
Ucapan dokter tadi masih terngiang ngiang di kepala Jaehyun. Dia tanpa sadar tersenyum entah kenapa ada rasa bahagia dan haru di hatinya. Padahal sebelumnya dia tidak pernah menginginkan bayi ini.
"Gak nyangka kan?" Jeno tiba tiba duduk disamping Jaehyun dari jauh dia mengamati dan ikut tersenyum tipis.
"Gak nyangka aku bakalan punya anak kembar, apalagi dari orang yang aku cintai" ucap Jeno menengadah ke langit yang terbilang cerah.
Sebenarnya tadi Jeno hanya ingin memeriksa keadaan Jaehyun dan kandungannya, dia tau guru manisnya itu tidak akan rutin check up mangkanya tadi dia bawah ke rumah sakit,meskipun ada perdebatan kecil tadi karena Jaehyun yang menolak, untung Jeno suka memaksa.
Apalagi pas dokter bilang anaknya gak cuma satu, tapi ternyata ada dua Jeno mini. Senang banget dia karena gak sia sia keluar banyak waktu itu. Jeno akan menjadi ayah meskipun usianya masih terbilang masih sangat muda.
"Saya sudah menolak kamu, tapi kenapa kamu tidak pernah menyerah?" Tanya Jaehyun tidak menatap Jeno, pandangannya masih kearah depan.
"Kau tak pernah berkata tidak Jaehyun, itu memberiku harapan"
Memang benar jika Jaehyun selalu menghindari saat Jeno menyatakan cinta padanya. Bahkan satu kata pun tidak diucapkan Jaehyun karena selalu ia abaikan.
"Saya akan menikah dengan Johnny"
"Kau sedang mengujiku ya?" Jeno merasa Jaehyun sedang mengujinya sekarang. "Lagi pula aku tidak akan membiarkanmu menikah dengan orang lain"
Jaehyun diam tidak menjawab, sudah cukup terbiasa dengan pernyataan sepihak Jeno. Anak itu kan suka memaksa.
"kenapa kamu menyukai saya?" Hal itu yang selalu ingin Jaehyun tanyakan, sebenarnya dia juga ingin mengubah topik.
"Apa perlu alasan?" Tanya Jeno balik, Dia seperti merasakan dejavu.
"Orang orang bilang kamu terobsesi sama saya" lirih Jaehyun namun masih didengar oleh Jeno.
Pemuda itu terkekeh. Jeno kira Jaehyun tidak peduli dengan gosip gosip disekolah ternyata pria manis itu cukup peduli.
"aku menyukaimu karena kamu adalah Jung Jaehyun, Jaehyun yang selalu aku kenal"
"Memangnya kamu mengenal saya?"
"Aku memang tidak mengenalmu dengan baik tapi aku yakin aku tidak salah memilihmu karena aku sudah bertekad untuk mendapatkan mu" ucap Jeno dengan tulus dan sangat yakin.
Hal itu membuat Jaehyun dirundung dilemma. Jeno itu masih 18 tahun, tapi terkadang ucapan dewasa pemuda itu selalu bisa meyakinkan hatinya, untuk mengakui bahwa Jaehyun juga mulai menyukai pemuda ini.
•tbc
Dikit dulu lagi gak ada ide:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaehyun saem [Nohyun]
Fanfic🔞BXB Rate M Jeno siswa bermasalah yang terobsesi dengan guru muda bernama Jung Jaehyun. Jeno top Jaehyun bot