17

3.1K 174 7
                                        

"Habiskan waktumu bersamaku selama satu minggu dan Jangan menghubungi Jeno ataupun bertemu dengannya"

Seharunya itu bukan permintaan yang susah, toh dirinya juga baik baik saja sebelum Jeno masuk ke kehidupannya. Entah bagaimana Johnny membujuk Jeno yang jelas pemuda itu tidak sekalipun menghubunginya dan menemuinya setidaknya untuk tiga hari ini. Padahal sebelumnya pemuda April itu tidak pernah sehari pun absen untuk tidak bersamanya. Bahkan saat disekolah Jaehyun tak pernah melihat Jeno.

Ini baru hari ketiga tapi Jaehyun merasa seperti ada yang hilang, ya dia tau betul. Sekarang dia tidak bisa menyangkalnya jika ia merindukan sosok Jeno. Hari hari tanpa pemuda itu seakan hambar seperti makanan didepannya terlihat menggiurkan tapi Jaehyun seakan tak berselera.

"Kenapa cuma diliatin aja makanannya?"

Suara Johnny berhasil membuatnya sadar jika dari tadi melamun. Dia hanya tersenyum dipaksakan untuk menanggapi dan memasukan makanan dengan tak berselera.

Seharusnya dia senang Johnny memperhatikannya, selalu pulang tepat waktu dan membawanya check up rutin, dia tetap bertanggung jawab meskipun bayi yang ada diperutnya bukan anaknya. Tapi kenapa rasanya berbeda?

Bodoh jika Johnny tidak menyadari perubahan sikap Jaehyun, dia hanya berpura pura bersikap tenang dan terlihat sepeti biasa.

"Setelah ini kamu mau ke suatu tempat honey?"

Jika ini Jeno pasti dia akan membawanya ke manapun tanpa bertanya. Jaehyun sangat hafal jika Jeno sering mengajaknya ke taman bermain, awalnya ia tak mengerti kenapa membawanya ke tempat itu, kemudian dia menjawab jika ia teringat dengan masa kecilnya.

Jadi mereka bermain layaknya anak kecil menemukan mainannya dan pada akhirnya duduk diayunan sambil memakan ice cream. Jaehyun merindukan semua itu.

"Ada tempat yang ingin aku kunjungi"

***

Johnny bingung, karena Jaehyun mengajaknya di taman bermain.

"Ke taman bermain?"

Jaehyun tersenyum tipis dan mengangguk, "kamu mau main jungkat jungkit?"

Tanpa menunggu jawaban Johnny, pria manis itu berjalan lebih dulu dan duduk di jungkat jungkit. Johnny mengubah ekspresi bingungnya menjadi senyuman tipis dan berjalan mengikuti Jaehyun lalu duduk di sisi depan, papan besi itu dengan otomatis naik dan turun.

Dan disana Johnny bisa melihat tawa bahagia Jaehyun, hal itu membuatnya ikut merasakan rasa bahagianya. Mereka bahkan bermain kejar kejaran, sesekali Johnny menangkap dan memeluk Jaehyun.

Beberapa menit kemudian, Jaehyun duduk di ayunan sendiri karena lelah bermain. Dia menunduk memainkan kerikil dengan kakinya karena bosan.
Tak lama sebuah ice cream di condongkan ke arahnya. Dirinya mengernyit karena ice cream itu tidak sesuai dengan kesukaannya.

"Jeno sudah kubilang aku tidak suka ice cream durian—"

Oh Jaehyun lupa jika dia sedang bersama Johnny. Dia bisa melihat perubahan ekspresi pria itu dan Jaehyun merasa telah membuat kesalahan.

"Aku akan belikan rasa lain"

"Tidak usah. Aku bisa memakannya" Jaehyun berkata cepat sebelum Johnny pergi.

"Tidak usah di makan kalau tidak suka"

"Ak—"

Drtt

Tiba tiba ponsel Jaehyun berdering memotong perkataannya, dia mengambilnya dari saku dan melihat nama penelpon ternyata nomor tak dikenal, tapi dia tetap mengangkatnya.

"Halo?"

"Halo pak, ini saya Renjun bapak bisa ke rumah sakit sekarang? Jeno kecelakaan"

"Apa?! Bagaimana bisa?! Tapi dia baik baik saja kan?"

Wajahnya panik mendengar itu Johnny bisa melihatnya.

"dia tidak sadarkan diri setelah operasi, sebaiknya bapak lihat sendiri, nanti alamat rumah sakitnya saya kirim"

"Baiklah aku akan segera kesana"

Kemudian sambungan terputus berganti deting pesan masuk pada nomor yang sama, tertulis alamat rumah sakit lengkap disana.

"Aku harus segera kerumah sakit Jeno kecelakaan" dia mengutarakannya pada Johnny dengan nada panik dan hendak berlalu pergi sebelum Johnny menggenggam tangannya.

"Kamu lupa kesepakatan kita?"

Jaehyun menaikan alisnya, "apa ini waktu yang tepat buat itu Johnny? Jeno dirumah sakit dan aku harus segera kesana!"

"Kenapa kamu sepanik ini?"

"Jeno habis operasi dan dia gak sadar, tentu saja aku panik!"

"Dia gak mati kan? Ini waktu kita jae berhenti memikirkan Jeno!" Johnny benar benar sudah diambang kesabaran sekarnag.

Kali ini ucapan Johnny membuat Jaehyun diam tak percaya jika pria itu bisa berkata seperti itu.

"Kamu egois!"

"Kamu yang egois Jaehyun!"

Jaehyun tertegun mendengar bentakan dari Johnny, itu kali pertama pria itu membentaknya.

"tidak bisakah kamu menghilangkan pikiran tentang Jeno hanya untuk satu minggu ini?—hanya satu minggu. Apa sesusah itu?" Hilang sudah kesabarannya. Ia tidak ingin terus mengalah, biarkan dirinya bersikap egois kali ini.

Jaehyun melepas genggaman tangan Johnny, "semuanya sudah berubah Johnny, aku tidak ingin menyakitimu lebih dalam lagi. Maafkan aku" lalu berjalan menjauh sebelum kalimat Johnny kembali membuatnya terhenti.

"Jika kamu tetap pergi, mungkin kamu tidak akan melihatku lagi"

Namun Jaehyun tidak menjawab ataupun menoleh dia tetap berlalu pergi, meninggalkan Johnny begitu saja.





















tbc
Hi!

Jaehyun saem [Nohyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang