15

2.9K 173 18
                                    

Tak terasa satu bulan berlalu, semuanya banyak berubah proporsi tubuhnya kini menjadi sedikit lebih berisi membuat Jaehyun harus selalu memakai baju oversize saat sedang dimana pun terutama di sekolah. Dia tidak mau terkena lebih banyak rumor tidak sedap.

Dan disaat itulah dirinya merasakan bagaimana Jeno menjadi lebih protektif seperti, selalu membuatkannya bekal makanan sehat, membantunya membawa buku buku yang berat, bukan hanya itu, Jeno juga rutin mengajaknya check up setiap minggu. Seolah sekarang Jaehyunlah prioritasnya.

Dia bisa menolak itu tapi, bagaimana dia harus menolak jika Jaehyun saja menyukainya.

"Kamu denger kan Jaehyun?"

"Heh—apa?"

Jeno memutar bola matanya jadi dari tadi dia bicara, Jaehyun tidak mendengarkan? "Jangan bawah yang berat berat Jaehyun, udah berapa kali aku bilangin?" 

Tadi saat Jeno baru sampai di apartemen Jaehyun dia melihat pria manis itu sedang mengangkat kardus dengan susah payah, lantas Jeno langsung mengambilnya dari tangan pemuda manis itu dan menaruhnya di gudang.

"Itu gak seberapa berat Jeno, jangan berlebihan toh aku juga laki laki" ucap Jaehyun dia menghela Nafas.

"Aku tau, tapi posisi kamu sekarang lagi hamil muda, kata dokter kamu gak boleh bawah yang berat berat"

Si manis hanya menanggapi dengan memutar bola matanya malas. "Iya iya terserah kamu, lagian kamu kenapa sih kesini malam-malam?"

"Mau nenen" ucapnya dengan senyum nakal.

Setelah mengucapkan itu dengan santainya pemuda April itu malah langsung merebahkan dirinya diatas sofa empuk disana.

"Aku udah lama nih gak dapet Jatah"

Setelah itu sebuah bantal meluncur ke muka Jeno dengan tidak elitnya.

"Jatah lambemu! Tau diri dong anak lo ada dua disini! Lo kira gak pegel apa bawanya!"

Kesel banget Jaehyun, itu manusia satu emang gak ada peka-pekanya, datang cuma ada maunya doang. Gak tau apa dia lagi sensitif bawaannya pengen marah mulu dari tadi.

"Mending kamu pulang!"

"Eh kok gitu sih Jae?"

"Lagian kamu, kerumah orang tuh dibawa in apa kek. Nikah aja belum minta jatah situ sadar
Diri gak sih?"

"Oh ngode minta dinikahin?"

Jaehyun cuma menghela nafas, moodnya jadi jelek karena Jeno, jadi dia milih ke dapur untuk membuat susu yang biasa dia minum. Namun tiba-tiba tangan kekar melingkar dipinggangnya.

"Maaf ya aku cuma bercanda" sebuah suara berat dan deru nafas terasa di telinganya. "Tapi aku gak bercanda soal nikahin kamu"

Jaehyun hanya menghela nafas tidak memperdulikan Jeno yang menyamankan kepalanya di ceruk lehernya. Itu sudah biasa dilakukan pemuda itu selama ini, mereka selalu menghabiskan waktu sepulang dari sekolah di saat Johnny sedang bekerja lembur, oke ini memang salah, mereka seperti sedang selingkuh padahal ya, memang selingkuh.

Toh mereka sudah salah sejak awal dan pada akhirnya Jaehyun terjebak di permainan muridnya ini.

Tangan Jeno dengan sengaja masuk kedalam sweater yang dikenakan Jaehyun meraba tummy milik si manis dan mengusapnya lembut.

"Jangan gitu Jeno—Geli" kata di mulutnya tidak singkron dengan tubuhnya yang menyukai sentuhan Jeno. Rasanya nyaman.

Jeno membalikan tubuh Jaehyun agar menatapnya, lalu mengecup bibir ranum milik si Februari. Wajah mereka sangat dekat bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas masing masing.

"Bagaimana kalo sekedar ciuman? Bolehkah?"

"Ini tidak seperti dirimu? Biasanya kau tidak mau repot-repot bertanya" mungkin ucapan Jaehyun terdengar godaan ditelinga Jeno.

"Jadi kau lebih suka aku memaksa?" Pemuda April itu menyeringai.

"Honestly I like your kisses"

Jeno bisa melihat senyuman di sana "Sejak kapan kamu jadi binal heum?"

"I don't do this every day, so you're lucky Mr. Lee"

Suka, Jeno suka melihat Jaehyunnya dengan tatapan lacur ini, bibir yang sengaja dia basahi dengan lidah seolah ingin segera dibungkam dengan bibirnya. Jadi kemana pak Jaehyun yang selalu berkharisma dan cuek di sekolah? Apa benar yang ada didepannya? Dengan tatapan penggoda ini?

Tidak yang didepannya ini adalah Jaehyun yang hanya di lihatnya bukan di lihat orang lain.

"Kau mau memulainya terlebih dahulu sayang?"

Jaehyun tersenyum seduktif tangannya dia lingkarkan ke leher Jeno dan perlahan memejamkan mata menyatuhkan bibirnya dengan bibir Jeno. Melumat dan saling melilitkan Lidah masing masing, menimbulkan suara basah dan panas. Jeno mengangkat tubuh Jaehyun lalu menggendongnya kearah sofa ruang tamu tanpa memutus pungutannya. Lalu mengukung tubuh yang lebih tua.

Melanjutkan mengobrak abrik isi mulut si manis dengan penuh nafsu, benang-benang saliva muncul disela sela cumbuan panas mereka.

"Mmmpp~hah"

Jaehyun menolehkan wajahnya untuk melepas cumbuan panasnya. Hal itu membuat yang lebih muda mengerutkan alis tidak suka. Hendak mencium bibir Jaehyun lagi, pemuda manis itu malah mengelak alhasil bibir Jeno mendarat di pipinya.

"Ayolah sayang, kenapa cepat sekali?" Rengeknya menyebalkan.

"Johnny akan pulang sebentar lagi, mendingan kamu pulang" ucap Jaehyun mengusir dengan posisi masih dibawah kukungan Jeno.

Menghela nafas Jeno menatap Jaehyun yang ada dibawahnya dengan malas "kau tau aku seperti orang ketiga disini?"

"Kan memang itu faktanya dan perlu kuingatkan aku masih berstatus tunangan orang lain"

Jeno merotasikan matanya, dia tidak suka, tapi sepertinya Jaehyun sengaja mengatakannya dengan lantang, seolah ingin membuatnya panas. Huh dasar licik!

"Kalau begitu aku akan membawamu kabur bersamaku"

"Kau tidak akan bisa membawanya kabur saat aku masih disini"

Tiba-tiba suara lain menyahuti lantas keduanya menoleh, disana didekat pintu Johnny bersandar menyilangkan dada menatap keduanya dengan ekspresi datar.


























•tbc

Jaehyun saem [Nohyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang