9

3.3K 170 14
                                    

Hari ini Jaehyun masuk kesekolah setelah satu minggu mengambil cuti, dia tidak melupakan tanggung jawabnya untuk mengajar meskipun pikirannya masih penuh dengan kejadian akhir akhir ini. Johnny juga belum memberi jawaban tentang keinginannya pempercepat pernikahan mereka. Setelah perbincangan mereka pagi itu, besoknya Johnny kembali ke kantor untuk bekerja. Pria itu memang workholic.

Dia berdiri menatap pintu kelas didepan. Ini adalah waktu dia mengajar di kelas Jeno. Pesan yang Jeno kirim hari itu hanya dia baca, tanpa berniat membalas, tadi pagi pun anak itu mengiriminya pesan lagi tapi tidak sempat dia buka.

Menghela Nafas kemudian masuk dengan senyum manis seperti yang biasa dia tunjukan, matanya menatap seisi kelas, disana ada Jeno di bangku pojok, pemuda April itu tidur dikelas. Dia tidak terkejut, jika sebelumnya Jaehyun akan menegur kali ini dia biarkan, lebih baik tidak berinteraksi dengan pemuda itu dulu.

Beberapa jam berlalu bel istirahat berbunyi, siswa siswi berhamburan keluar menuju kantin.

"Kenapa tidak membalas pesanku?"

Jeno yang tiba tiba berbicara di dekat telinga Jaehyun dari belakang membuat guru manis yang sedang membereskan mejanya itu menutup matanya terkejut. Jaehyun baru sadar jika dikelas ini masih ada Jeno. Entah sejak kapan pemuda itu bangun.

Jaehyun tidak menjawab membuat Jeno berdecak sebal "Jawab pertanyaanku apa susahnya sih"

Jaehyun menghela nafas "saya gak tau kamu mengirim pesan" jawabnya acuh sebenarnya memang Jaehyun abaikan.

Jaehyun berjalan melewati Jeno hendak keluar dengan tumpukan buku di tangannya. Namun Jeno dengan cepat mengambil buku di tangan Jaehyun membuat si manis berhenti dan memekik kesal.

"Jeno apa yang kamu lakukan? Kembalikan!"

"Kau berniat mengabaikanku? Atau kau mencoba menghindariku Jaehyun?"

Jaehyun menghela nafas kasar "Benar aku mencoba menghindarimu, aku malas bertemu denganmu!Puas!" Dia sedikit berteriak karena kesal. "Sekarang kembalikan buku itu dan biarkan aku pergi"

"Tidak, kau tidak boleh pergi"

Pria manis itu mendesah kesal, tidak habis pikir dengan pemuda di hadapannya. Apa dia tidak tau jika ini masih disekolah? Jika ada siswa siswi atau guru lain yang mendengar pembicaraan mereka bagaimana? Itu bisa jadi masalah.

"Sebenarnya apa sih yang kamu mau Jeno?" Jaehyun merasa frustasi.

"Permintaanku sederhana, kita menikah, hidup bahagia dan membesarkan anak kita bersama, bagaimana?"

"Kamu gila ya?"

"Ya I'm crazy over you, only you Jae"

Ucapan Jeno membuat Jaehyun tidak bisa berkata kata lagi. Jeno meletakan kembali tumpukan buku itu ke meja lalu menarik tangan Jaehyun ke arah bangkunya. Dan mendudukkan Jaehyun kekursinya.

"Sekarang apa lagi?" Jaehyun berbicara dengan pasrah.

Jeno tidak menjawab dia merogoh tasnya entah apa yang dia cari, sedangkan Jaehyun dengan wajah tidak bersahabatnya menatap pemuda itu dengan Jengah.

"berhenti bermain main Jeno, saya tidak punya waktu"

Hendak berjalan pergi tapi Jeno lebih dulu menarik Jaehyun untuk duduk kembali di kursi sampingnya, Lalu mengeluarkan sebuah kotak makan diatas meja. Isinya potongan kecil buah buahan tapi sebagian besar potongan buah peach, karena Jeno tau Jaehyun sangat suka buah mirip pantat itu.

"Aku denger orang hamil harus banyak makan buah, jadi aku buatkan ini untukmu, makanlah" ya tadi pagi dia sengaja menyiapkan bekal ini untuk Jaehyun.

Jaehyun merasakan pipinya memanas. Jantungnya tiba tiba berdebar, Jeno selalu membuat perasaan ini semakin tumbuh dan Jaehyun tidak tau kenapa dirinya menyukai saat Jeno mode hangat seperti ini.

Melihat Jaehyun hanya menatap bekal itu Jeno sedikit malas "jangan dilihatin mulu dong, kamu mau makan kalo aku suapin ya?"

"Setelah memakannya, Jangan mengangguku lagi" balas Jaehyun, padahal sebenarnya dia tidak merasa terganggu, di hanya gengsi saja.

Dia lalu mengambil garpu dan memakan potong demi potong buah itu. Meskipun dalam hati menolak tapi bibirnya berkata lain.

Jeno tersenyum menompang kepalanya dengan tangan menatap guru manisnya yang sedang makan dengan pipi kemerahan dari samping, Jeno tau sedikit demi sedikit sikap acuh Jaehyun akan melunak meskipun, selalu jual mahal jika didepan Jeno namun, ujung ujungnya pemuda Februari itu akan luluh juga.

Dia tersenyum gemas karena dilihat pipi Jaehyun semakin berisi. Hormon orang yang sedang hamil,  dilihat lebih dekat bulu mata Jaehyun itu panjang dan lentik sangat cantik untuk ukuran laki laki.
Matanya beralih bibir Jaehyun yang basah karena buah yang dia makan. Bibir sewarna chery yang begitu manis.

"K-kenapa?" Tanyanya sedikit gugup karena tatapan pemuda itu yang begitu lekat.

"Kamu cantik Jae" tangan Jeno menyelipkan beberapa helai rambut Jaehyun kebelakang telinga.

Sontak kata kata itu membuat pipi Jaehyun bersemu lagi, menimbulkan senyum gemas dari Jeno. Ibu jarinya mengusap bibir bawah Jaehyun tanpa sadar matanya terus terfokus pada benda kenyal itu.

"Bolehkah aku menciummu?" Jeno sedikit mendekat akan wajahnya.

"T-tap—"

Kata kata Jaehyun tertelan saat mata Jeno menatapnya, dia seakan tersihir. Jeno kembali menatap bibir si Februari dan mendekatkan wajahnya perlahan. Jaehyun reflek menutup matanya. Jarak mereka hanya beberapa centi saja Jaehyun bisa merasakan deru nafas hangat Jeno menerpa kulitnya. Bibir mereka hampir bersentuhan.

BRAKK!

"JENO!! Gue cariin gak ad—-ANJING!..maaf maaf gue gak liat kok!" Renjun langsung menutup matanya dan keluar kelas. Tak lupa menutup kembali pintu yang dia buka dengan tidak elitnya

"Jeno gobloknya gak tau tempat" gumam Renjun dibalik pintu sebelum berjalan pergi. Shock banget ngelihat hal yang gak senonoh dikelas.

Jaehyun kaget langsung dorong Jeno sampai anak itu terjatuh dari kursinya. Dia gelagapan terciduk berbuat mesum dengan muridnya.

"Tidak sopan Jeno! Kamu pikir apa yang kamu lakukan?!" Teriaknya marah hanya kedok menutupi rasa malu. Lihat wajahnya yang semakin memerah padam, lucu sekali.

"Kau tidak menolaknya" Jawab Jeno enteng sambil berdiri dari tempatnya terjatuh.

"I-itu tidak benar" bantah Jaehyun terbata.

"Benarkah?" Jeno mengangkat alis angkuh lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Jaehyun membisikan sesuatu. "Berhenti bersikap denial sayang, aku tau kau menyukaiku"

"Apalagi sudah ada Jeno kecil di dalam sini" tangan Jeno meraba perut Jaehyun. Dia menyeringai, sedangkan Jaehyun merasakan bulu kuduknya berdiri mendengar bisikan seduktif dari Jeno.

Dari Jauh terdengar suara murid murid, Jaehyun mendorong Jeno menjauh namun tidak menatap mata pemuda itu. Dia merasa salah tingkah.

Dan tak lama kelas dimasuki beberapa siswi dengan menatap mereka berdua dengan raut bingung. Melihat kelas mulai ramai Jaehyun segera berjalan keluar melupakan setumpu buku yang masih dimeja dan Jeno yang masih menatapnya dengan senyuman nakal.























•tbc

Hehe maaf baru update, tugasku banyak banget akhir akhir ini🥹

Masih ada yang nungguin nih?
Jangan lupa votmen:)

Jaehyun saem [Nohyun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang