Waktu telah membeli tepukan tangan kencang, suara-suara yang meneriakkan nama, juga buket-buket bunga yang segera disambutnya. Keringat dan tangis, dan rasa lapar yang kerap ia tahan belasan tahun yang lalu jadi pijakan hak sepatu tujuh senti yang kini berderap tegas menuju ke panggung besar dengan lampu sorot.
"New Diamond Agen, Starlight Beauty Indonesia ... Theodora Basagita!" ujar pembawa acara, diiringi lagu-lagu gegap gempita dan konfeti begitu Thea berada di atas panggung.
"Congratulation, The." Perempuan berambut lurus hitam yang membawa buket bunga paling besar berbisik ke telinga Thea.
"Thank you, Kak Sania." Thea menerima buket bunga, kemudian beralih ke pria tinggi yang mendekat kepadanya.
"Amazing, Thea! Congratulation," ungkap Dave, sembari menyerahkan sebuah papan simbolis bertuliskan uang tunai senilai Rp 50.000.000,-.
"Thank you, Dave."
Sania selaku Executive Agen dan Dave, perwakilan dari Starlight Beauty Indonesia mengapit Thea. Mereka berfoto bersama, seiring lagu meredup suaranya.. Lepas itu, dia bertukar benda dengan Sania. Thea menyerahkan buketnya, lalu menerima mikrofon dari perempuan itu.
Thea tidak langsung bicara. Dia mengedarkan pandangan ke orang-orang yang menatapnya. Perempuan itu menarik napas, lalu sedikit menaikkan dagu. Dia tersenyum, sembari menghembuskan udara pelan.
"Saya sengaja ganti warna rambut jadi merah khusus buat selebrasi hari ini. Soalnya, tiga puluh dua tahun saya hidup, baru kali ini saya dapat uang tunai lima puluh juta rupiah bulat tanpa dipotong pajak dan di luar pendapatan setiap bulan." Kalimat pembuka dari Thea sontak memicu gelak tawa. Thea berjalan makin ke tepi depan panggung. "Ini serius. Siapa yang menyangka seorang mantan OB bisa berdiri di sini dan menerima uang sebanyak itu?"
Thea memiringkan badannya. Di belakang tampak foto lamanya yang ditampilkan dari proyektor. Thea yang kurus dan dekil, berambut hitam, tengah tersenyum dengan seragam biru dan sapu di tangan.
"Apakah saya tampak jelek?" Thea kembali menatap ke hadirin. Tampak beberapa orang memandang dengan kagum, tapi ada pula yang mengerutkan dahi, seolah ingin mengiyakan dengan ragu-ragu. "No. Saya cantik. Tapi saat ini, sebelas tahun kemudian, saya jauh lebih cantik."
Tepukan tangan kembali menggema. "Terus terang saja, karena saya punya uang lebih untuk merawat diri. Saya punya uang buat memastikan makanan saya bergizi. Saya punya uang untuk rekreasi setiap kali saya pusing karena poin saya belum mencapai target. Saya punya uang ... setidaknya untuk ketenangan diri. Saya enggak bingung dan takut adik saya enggak bisa makan besok. Dan saya bersyukur bisa ada di titik ini."
Thea kini berjalan ke sisi kanan panggung, melambai ke salah satu orang yang duduk di sisi paling depan. "Saya berterima kasih kepada upline saya, Mbak Hani, karena sudah mau membuka mata saya soal bisnis mengagumkan ini, juga sudah memberikan saya dukungan, bahkan hingga saat ini."
"Kedua, buat semua teman-teman downline yang mau percaya sama saya, mau kerja keras bareng, dan selalu semangat. Saya percaya, besok dan besoknya, satu per satu dari kalian akan bergantian berdiri di sini, menerima hal yang sama seperti saya hari ini. Kita bisa sukses bersama. Saya benar-benar yakin. Karena kita sudah berada di kendaraan yang tepat. Starlight Beauty."
Thea kembali ke tengah. "Yang terakhir, kalau ada yang tanya bagaimana saya bisa mencapai titik ini, jawabannya adalah karena saya memasang target hidup saya. Kita harus pasang target sedetail mungkin. Apa yang ingin teman-teman capai tahun ini? Berapa banyak uang yang ingin didapat? 10 juta? 50 juta? 100 juta? Level apa yang mau kalian jejak? Tulis dengan rinci dan manifestasikan setiap hari. Sebab, berjalan tanpa arah hanya bikin kaki kita lelah. Tentukan tujuan kalian sekarang, lalu mulai perjalanan menuju kesuksesan. Terima kasih dan selamat siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Cinta Tanpa Semula
عاطفيةGaris dua itu mencelakkan Thea. Ia hamil. Dengan gemetar, ia mencoba mengingat kapan terakhir kali ia melakukan hubungan itu. Ingatannya tertuju kepada kejadian dua bulan yang lalu. Christian Syahreza! Pertemuan dengan perempuan berambut merah di A...