5

6.8K 452 1
                                    


*****

Saat sampai di mansion, Aziel langsung saja merebahkan dirinya di sofa, badannya benar-benar sakit semua

"Ziel, kamu terlihat sangat lelah?" Ujar Evan membawa segelas susu untuk Aziel

"Hum, badan Ziel pegal semua Bun" ujar Aziel memejamkan matanya

Evan duduk di sampingnya Aziel setelah menaruh gelas di meja, Evan mengelus rambut Aziel lembut

"Kalau ayah kamu tau kamu kelelahan gini pasti dia akan memarahi kamu" ucap Evan membuat Aziel cemberut, ayahnya itu selalu memarahi Aziel jika Aziel kelelahan.

"Jangan sampai ayah tau Bun, Aziel lagi malas mendengar Omelan Ayah" ucap Aziel cemberut

Evan terkekeh pelan, Aziel sangat menggemaskan

"Minum dulu nih susunya" ucap Evan membuat Aziel akhirnya meminum susu itu sampai habis

"Oh iya Bun, Aziel bertemu kembali sama anak yg pernah Aziel ceritain itu loh, yang menangis di mall" ujar Aziel

"Di mana?" Tanya Evan

"Di rumah sakit, dia sakit dan Aziel yg merawatnya"

"Apa dia baik-baik saja?" Tanya Evan sedikit khawatir

"Sudah baikan kok Bun, nanti siang juga dia di perbolehkan pulang" jawab Aziel membuat Evan lega

"Kapan-kapan ajak bunda dong buat ketemu sama dia" ucap Evan yg penasaran dengan muka anak yg di ceritakan Aziel.

"Boleh kok Bun, nanti Ziel ajak bunda deh"

"Kalau begitu Aziel ke kamar dulu ya Bun, Aziel lelah sekali" lanjut Aziel

"Hum, istirahat lah, nanti bunda bangunkan kalau sudah makan siang"

Aziel menganggukkan kepalanya lalu segera naik ke kamarnya, saat sudah sampai di kamar Aziel membersihkan dirinya terlebih dahulu baru dia akan istirahat.

******

Jam sudah menunjukkan pukul 2 siang, Aziel sudah bangun dan juga makan siang bersama dengan Evan.

Aziel berniat ingin menjemput Wiliam, Wiliam ke sekolah di antar oleh supir karena dia belum mempunyai SIM untuk mengendarai kendaraannya sendiri.

Setelah selesai bersiap-siap Aziel pun pergi dengan mengendarai mobil.

Skip sekolahan Wiliam

Aziel menghentikan mobilnya di samping gerbang lalu keluar dari mobil, Aziel melihat gedung sekolahan Wiliam banyak siswa-siswi yg berhamburan ke luar.

Aziel jadi teringat masa-masa saat dia di SMA

"Kakak" Aziel tersadar ketika mendengar suara Wiliam.

"Liam, bagaimana sekolah kamu hari ini?" Tanya Aziel Masuk ke dalam mobil di ikuti oleh Wiliam.

"Membosankan, Liam rasanya malas sekali jika ada pelajaran Matematika" ujar Liam cemberut

"Malas? Hey padahal matematika itu sangat seru tau" ucap Aziel sambil menyetir

"Seru apanya kak? Bukannya seru malah bikin stres" kesal Wiliam

Aziel menggelengkan kepalanya

"Kamu itu, harus belajar yg rajin jangan malas-malasan, udah SMA juga" nasehat Aziel

"Iya iya kakak, Liam akan belajar yg rajin kok" ucap Wiliam cemberut

"Kak ayok beli cake, Liam tau tempat Cake yg terenak" ajak Wiliam antusias

"Hm baiklah" ucap Aziel menyetujui

Akhirnya Aziel menjalankan mobilnya menuju toko cake yg di katakan Wiliam.

Saat sudah sampai di sana Wiliam yg membeli cake nya sedangkan dia menunggu dan mobil.

Cukup lama Aziel menunggu akhirnya Wiliam datang "sudah, ayok kita pulang" ajak Wiliam

Aziel hanya mengangguk kepalanya lalu segera menjalankan mobilnya menuju mansion

Skip mansion

Aziel dan Wiliam masuk ke dalam dan segera pergi ke ruang keluarga, kebetulan di sana sudah ada  Marvin dan Evan.

"Bunda" Wiliam berlari kecil dan memeluk sang ibu

Aziel memutar bola matanya malas, Wiliam Walaupun sudah SMA tetap saja sangat manja dengan Evan.

"Bagaimana sekolah mu hari ini Liam?" Tanya Evan

"Membosankan" cemberut nya

"Kamu sudah besar Liam!! Jangan bermain-main terus" ucap Marvin

"Benar kata ayah, Liam kamu itu sudah besar" timpal Aziel duduk di samping kanan Evan

"Ihh iya iya, Liam tau kok" kesalnya

Evan mengelus rambut Wiliam lembut, Walaupun Wiliam dan Aziel bukan anak kandungnya, dia sangat menyayangi keduanya.

"Ingat kamu sudah SMA, belajar yg sungguh-sungguh, kelak kamu yg akan memimpin perusahaan ayah!!" Nasehat Marvin lagi

Jika kalian bertanya kenapa tidak Aziel saja yg meneruskan perusahaan Marvin? Padahal Aziel Adalah anak kandung Marvin, jawabannya Adalah Aziel yg tidak mau meneruskan perusahaan Marvin, Aziel ingin menjadi dokter seperti sekarang.

Dan kebetulan Wiliam sangat suka dengan bisnis, dia ingin menjadi seperti ayah Marvin.

"Iya yah, Liam paham kok" lirih Liam

"Sudah-sudah, tadi Ziel dan Liam beli ini" lerai Aziel yg tidak tega juga dengan Wiliam.

Akhirnya mereka berempat pun membahasa hal yg lain dan mulai berbincang-bincang tentang pekerjaan Aziel.

******

Di mansion Ravennzy

Kenzo tengah bermain dengan para bodyguard serta maid yg menjaganya

"Om Blam, kapan Daddy pulang?" Kenzo bertanya sambil melempar sebuah mobil-mobilan ke lantai

"Saya tidak tau tuan muda, mungkin sebentar lagi" ucap Bram yg tidak tega melihat Kenzo

"Om Blam, Bi Zian, apa kalian tau mommy pelgi ke mana? Daddy selalu mengatakan mommy sudah bahagia di atas sana? Apa bisa kita menyusul mommy dan membawa mommy pulang? Ken benar-benar ingin belmain dengan mommy" Kenzo berucap dengan sedih

Bram dan Bi Zian tidak bisa berkata-kata lagi, mereka tidak tau ingin mengatakan apa, Kenzo masih terlalu kecil dan sangat butuh sosok orang tua yg mendampinginya.

Mereka yg selalu setia berada di samping Kenzo sejak anak itu lahir, Mereka tau betapa kesepian nya Kenzo walaupun ada mereka berdua, mau bagaimana pun Kenzo tetaplah anak kecil sangat butuh kehadiran orang tua kandung di sampingnya.

****

Come back to me [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang