***Apa yang sebenarnya terjadi antara kamu dan Jayden Hm? Bunda tau pasti ada sesuatu kan?" Ujar Evan mengelus rambut Aziel
Aziel terdiam sesaat
"Bunda lihat-lihat kamu melihat Jayden dengan pandangan yang berbeda"
"M-maksud bunda?" Aziel terdiam kaku
"Apa kamu menyukai nya?"
"Hah? T-tidak, Ziel tidak menyukai Jayden" elak Aziel
Evan menggelengkan kepalanya, dia paham Aziel pasti malu dan tidak mengakui perasaannya.
"Bunda tau kok, dengan tatapan mata kamu saat melihat Jayden, bunda sudah tau kalau kamu tuh suka sama Jayden" ujar Evan
Aziel akhirnya menghela nafasnya pelan, Evan memang cukup peka dalam hal apapun
"Ya, Jujur saja Aziel menyukai Jayden t-tapi Aziel takut untuk jujur sama dia" cicitnya pelan
"Bunda ngerti perasaan kamu, jadi ini alasan kamu memilih melanjutkan sekolah di Jepang?"
Aziel menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Evan
"Ziel nggk sanggup liat Jayden bersanding sama wanita lain, A-aziel sakit hati Bun"
Evan tersenyum maklum "bunda juga kaya kamu kok dulu"
Aziel mendongak menatap Evan
"Mau dengar cerita bunda sama ayah dulu?" Tawar Evan
"Umm mau, Ziel penasaran bagaimana kalian bisa bertemu" ujar Aziel menganggukkan kepalanya
"Dulu bunda dan ayah kamu hanya sepasang remaja yang tidak saling mengenal, bunda adalah murid pindahan di sekolah, dulu bunda benar-benar polos eum mungkin sedikit bodoh" Evan terkekeh mengingat masa-masa SMA nya
"Saat bunda memasuki sekolah baru itu, bunda belum mempunyai teman sampai pada akhirnya ada seorang laki-laki yang mengajak bunda berkenalan, dia adalah ayah kamu, Marvin"
"Ayah kamu itu terkenal nakal sekali di sekolah, dia sering membolos, merokok dan selalu melanggar aturan sekolah, bunda dulu sangat tidak menyukai ayah kamu karena sikapnya yang nakal, bunda selalu menjauh dari dia sampai akhirnya bunda lelah dan membiarkan ayah kamu selalu mengikuti bunda kemanapun"
"Lama kelamaan ada rasa yang mulai timbul di antara kita, dulu bunda tidak menyangka kalau bunda menyukai ayah kamu, tapi itu fakta nya, beberapa bulan kita dekat akhirnya ayah kamu mengungkapkan perasaannya pada bunda dan ya bunda menerima nya"
"Hubungan kita berjalan sampai kita di jenjang kuliah dan sampai ayah kamu sudah menjadi CEO Muda, bunda tidak menyangka kalau hubungan bunda dan ayah kamu akan sampai di titik itu, tapi setiap hubungan pasti juga ada kandas nya kan?"
"Bunda di kejutkan dengan pertunangan ayah kamu dengan um ibu kamu, bunda tidak tau apapun sampai akhirnya ayah kamu menjelaskan kalau dia terpaksa melakukan itu"
"Jujur bunda sakit hati dengan itu semua, tapi apa boleh buat? Bunda hanya bisa diam tanpa melakukan apapun"
"Akhirnya kami menjalankan hubungan secara diam-diam sampai pada akhirnya bunda mendengar ibu kamu mengandung, bunda kacau waktu itu dan memutuskan pergi tanpa memberitahu ayah kamu, bunda memutuskan hubungan bunda dengan ayah kamu"
Aziel terdiam mendengar cerita Evan, dia tidak bisa menyalakan Evan atas semua kerusakan keluarga, karena memang itu di mulai dari sang ibu.
"Terus b-bagaimana kalian bisa bersama jika bunda memutuskan untuk pergi?" Tanya Aziel penasaran
"Karena ayah kamu, ayah kamu terlalu mencintai bunda sehingga dia mencari bunda tapi bunda bersembunyi terlalu jauh sehingga beberapa tahun kemudian bunda kembali lagi ke negara ini dan bertemu ayah kamu, dulu bunda berlari dan tidak mau bertemu dengannya, tapi ayah kamu selalu memaksa"
"Dia bilang akan memilih bunda dan... Dan meninggalkan keluarganya, bunda jelas menolak tapi ayah kamu tetap kekeh dengan keinginannya"
"Maafin bunda karena merusak keluarga kamu" lirih Evan, rasa bersalah selalu melingkupi hatinya
"Bunda jangan merasa bersalah, mungkin ini adalah takdir, Aziel bersyukur bisa bertemu bunda Evan yang sangat baik dan juga Wiliam"
"Dan untuk mewakili ibu, Aziel meminta maaf atas namanya" lanjut Aziel sungguh-sungguh
"Tidak ada yang salah di sini, ini memang takdir yang harus kita terima" ucap Evan tersenyum
Aziel menghambur memeluk Evan erat, dia menangis di pelukan Evan
"Jadi jika kamu menyayangi Jayden, kejarlah dia" ucap Evan mengelus rambut Aziel
"T-tapi dia sudah mempunyai anak dan istri, bagaimana bisa-"
"Istri Jayden sudah meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan" ujar Evan
Bagaimana Evan bisa tau? Jelas dia tau dari Marvin, Marvin dan Jack memang bekerja sama di perusahaan.
"M-meninggal?" Kaget Aziel melepaskan pelukannya
"Hm, dia meninggal karena kecelakaan bersama ibu Jayden, mereka berdua tidak bisa terselamatkan saat kecelakaan terjadi"
"Maksud bunda, M-mommy Ana juga meninggal?" Shock Aziel, dia tidak menyangka jika ibu Jayden meninggal juga
"A-aziel tidak mengetahui hal itu" lanjut nya lirih
"Tidaka apa-apa, belum terlambat untuk memperbaiki semuanya" ujar Evan tersenyum tipis
"Apa Ziel pantas untuk Jayden?" Tanya nya ragu, dia ragu untuk bersanding dengan Jayden
"Pantas, kamu baik dan mampu menjaga dan mengurus anak nya dan juga Jayden, kamu itu hebat Ziel, bisa menjadi dokter di usia sekarang" ucap Evan
"Jadi kejarlah dia, sebelum kamu menyesali semuanya" lanjut Evan sebelum keluar dari kamar Aziel
Setelah Evan pergi Aziel terdiam, dia bingung
Apa yang harus dia lakukan, apa dia harus mengejar Jayden kembali?
Tapi Aziel takut untuk kembali sakit hati jika Jayden menemukan pujaan hatinya lagi
Tapi jika dia tidak mendekati Jayden, mungkin saja yang seperti Evan katakan, dia akan menyesal di kemudian hari
Arghhhh Aziel bimbang sekarang!!!!!
******
Malem-malem gabut pengen up
KAMU SEDANG MEMBACA
Come back to me [End]✓
Fiksi RemajaS2 dari "Friendzone" sudah 8 tahun berlalu dan Aziel seakan terkurung pada masa lalunya, semua adalah omong kosong, bahkan Aziel tidak bisa melupakan Jayden, seakan Hati Aziel memang untuk Jayden, Aziel selalu mencoba melupakan semuanya tentang Jayd...