Bab 5B

3.3K 225 3
                                    

Mature Content 21+

Yang mau baca duluan, silakan ke Karyakarsa ya, sudah update sampai bab 15. Kalau ada voucher, kalian boleh klaim sebagai potongan diskon.

Follow me there : carmen labohemian

Follow me there : carmen labohemian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

____________________________________________________________________________

Reina bimbang, tahu bahwa semakin ia mencoba untuk mengulur waktu, itu akan semakin tidak menguntungkannya. Mata pria itu sudah menyipit bahaya. Ia kemudian memaksa dirinya bergerak maju mendekati pria itu tapi Reina tetap tak mampu menatap mata abu dingin tersebut, jadi ia memfokuskan tatapannya pada dinding di belakang pria itu.

Dari sudut matanya, ia bisa melihat pria itu mencelupkan satu jemarinya ke dalam piala lalu Reina terkesiap saat merasakan jari basah itu menyentuh salah satu puncaknya. Dan yang memalukan, puncak itu mengeras. Ia lalu melihat pria itu mendekatkan kepalanya lalu menjilati cairan itu dengan jilatan panjang dan menggoda. Otot perut Reina mengetat oleh siksaan manis itu dan ia harus menggigit bibirnya agar tak ada suara yang lolos dari sana.

Tak hanya sampai di situ, pria itu menarik pinggul Reina mendekat hingga kedua lututnya menekan sudut kursi. Napas Reina tercekat di dada saat pria itu kembali mengoleskan cairan anggur dengan jemarinya, tapi kali ini mengusapkannya ke puncak yang lain.

Kali ini Reina harus menggigit bibirnya lebih kuat dan memejamkan matanya tatkala pria itu mulai mengisap puncak yang lain sementara jarinya membelai dan menggoda puncak satunya lagi. Kepala Reina terdongak pelan ke belakang saat tubuhnya bereaksi terhadap mulut dan jari pria itu, dan bagaimana sentakan tajam nikmat mulai terasa di antara kedua kaki Reina.

"Please... My Lord..." Reina terkesiap dan ia tidak tahu apakah ia sedang memohon pria itu untuk berhenti atau memintanya untuk terus melanjutkan.

"So sweet, so innocent," bisik pria itu lalu Reina merasakan jari pria itu bergerak ke bawah menuju perutnya dan terus turun hingga di antara kedua kakinya. Jari pria itu menyentuh, bergerak untuk dan saat satu jemari itu menelusup ke dalam, Reina terkesiap tajam.

"Kau sangat responsif, Reina, sangat menggairahkan," bisik pria itu serak sambil menggerakkan jemarinya pelan.

Reina mencoba bergerak mundur, mencoba menjauhi pria itu tapi saat melihat mata pria itu menyipit berbahaya, ia kembali bergeming. Rasa takut kembali menguasainya. "Jangan melawanku, Reina. Aku selalu menang," ancam pria itu halus.

Jari-jari panjang pria itu bergerak ke rambut Reina lalu berhenti di tengkuknya dan pria itu menyentak Reina turun dengan kekuatan brutal, membuatnya merintih sakit karena tekanan tangan pria itu. Satu-satunya cara untuk meringankan tekanan pria itu adalah dengan menekuk lututnya, lalu melebarkan kedua pahanya agar lutut Reina tidak menekan tubuh keras pria itu.

Pria itu kembali menyentaknya turun hingga puncak dada Reina kini menggesek bahan lembut tunik pria itu. Mulut pria itu lalu tanpa ampun mengklaim bibir Reina, menghukumnya dengan ciuman brutal dan juga menuntut. Saat dia menggigit bibir bawah Reina dan membuatnya terkesiap, lidah pria itu langsung menyelinap masuk dan menguasai mulut hangatnya. Tangan pria itu yang lainnya bergerak ke lekuk punggungnya, mengusap bokong Reina lalu kembali ke depan tubuh Reina dan turun untuk mencari lembah hangatnya.

"Ohh..."

Erangan teredam keluar dari bibir Reina saat jari lihai pria itu membelainya, mengusap dan menggosok tonjolan nikmatnya dan ia bergetar, kedua kakinya bergetar. Reina bahkan tidak bisa merapatkan kedua kakinya bahkan jika ia menginginkannya.

"Mmm... kau menyukainya, bukan? Kau kucing liar kecil yang sangat menggairahkan, Reina."

Reina mendapati dirinya menggeliat di bawah sapuan jemari pria itu. Panas terasa berdenyut di perut bawahnya tatkala pria itu terus membelai, mengusap dan memutar.

Ketika jari pria itu menjauh, Reina tanpa sadar mengerangkan protes ke dalam mulut pria itu. Namun jari itu kembali dan bergerak ke tengah tubuhnya, berusaha kembali menyelinap. Reina merespon, menggerakkan dirinya tapi kemudian ia sadar bukan jari pria itu yang sedang menginvasinya. Tapi sesuatu yang lebih keras, yang lebih besar dan panjang. Rasa takut membuat Reina membeku. Ia masih berdiri mengangkangi pria itu sementara kepala kejantanan pria itu mengisinya. Ia bahkan tidak sadar akan semua itu!

"Take all of me deep inside of you," perintah pria itu kemudian.

The Devil's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang