Happy reading, semoga suka.
Ebook lengkap sudah tersedia di Playstore dan Karyakarsa. Yang mau baca bab perbab sampai tamat, ada di Karyakarsa ya.
Luv,
Carmen
________________________________________________________________________________
Reina sedang duduk di kursi dan sedang menatap keluar melalui jendela kecil di kamarnya ketika ia mendengar pintu kamarnya kembali terbuka. Tubuhnya kembali menegang saat ia berpikir kalau Garrick Altreides-lah yang memasuki kamarnya. Dan kembali rasa lega menyirami Reina ketika mendapati bahwa bukan pria itu yang sedang berjalan memasuki ruangan tempatnya dikurung itu. Melainkan seorang wanita muda, yang mungkin hanya berusia beberapa tahun lebih tua dari Reina.
Begitu kelegaannya berlalu, alis Reina kemudian mengerut pelan. Ia lalu berdiri dan menatap wanita yang baru saja memasuki kamarnya itu. Sekali tatap saja, Reina tahu kalau wanita itu bukanlah pelayan. Dari pakaian yang dikenakannya saja, Reina tahu kalau wanita itu berasal dari kalangan bangsawan. Dan raut wajah angkuh wanita itu hanya memperjelas dugaan Reina.
Sebelum Reina sempat membuka mulut, wanita itu sudah mendahuluinya.
"Oh, jadi kau adalah pelacur kecil yang disimpan Garrick di menaranya," ucap wanita itu dengan angkuh sementara Reina terkejut dengan kekasarannya.
Ia bergeming saat wanita itu berjalan mendekatinya. Mata biru tajam wanita itu menatapnya dengan penuh rasa tidak suka. Reina tanpa sadar merapatkan selimut yang membungkus tubuhnya sementara wanita itu memberinya ekspresi seolah dia jijik pada Reina.
"Siapa namamu?" tanya wanita itu dengan ketus.
Reina mendapati dirinya langsung menjawab. "Re... Reina."
"Kau tahu siapa aku?" tanya wanita yang kini sudah berdiri di hadapannya itu.
Reina menggeleng perlahan.
Wanita itu langsung mendengus kasar. "Dasar pelacur kecil. Tahunya hanya menggoda pria, bukan? Aku adalah Cassandra Duff, tunangan dari pria yang kau tiduri, pemilik dari Kastil WhiteStone ini."
Reina membuang wajahnya saat wanita itu menundukkkan kepala untuk menatap Reina lebih dekat. Tapi jari-jari itu dengan cepat mencengkeram dagu Reina, menyakitinya dan memaksa Reina kembali menatap wanita itu.
"Jangan berani-beraninya membuang mukamu saat aku berbicara, mengerti?!" bentaknya.
Pelan, Reina mengangguk.
"Dasar tidak tahu malu," bisik wanita itu sambil menyipitkan mata. "Gosip bagaimana Garrick memanggulmu di kastil ini menyebar seperti api. Apa kau tidak punya malu, huh?"
Memangnya ia punya pilihan?
"Tatap aku!"
Renina terpaksa melakukannya.
"Katakan, bagaimana kau menggoda priaku sampai dia tidak bisa lepas darimu, hmm? Kau menggunakan ilmu sihir apa untuk menguasai benaknya?"
Reina berdiri di sini, di hadapan wanita itu dan berpikir apa ia akan berdiri saja seperti ini dan membiarkan wanita itu menghina Reina sesukanya?
"Aku tidak tahu," ucapnya kemudian, sambil menatap mata biru itu, lalu entah mendapat keberanian dari mana, ia kembali melanjutkan. "Kenapa tidak kau tanyakan saja pada dia?"
Reina melihat sepasang mata itu diselimuti amarah dan kebencian dan detik berikutnya yang ia tahu, sebuah tamparan keras melayang ke pipinya dan Reina terhuyung jatuh. Rasa panas perih itu berdenyut membakar pipinya dan mungkin saja ia akan mendapatkan lebih banyak tamparan dan pukulan jika saja pria itu tidak datang.
"Hentikan!"
Suara bentakan itu menghentikan Cassandra yang tengah menjambak rambut Reina. Dengan kasar, wanita itu melepaskan genggamannya dan berbalik untuk menatap pria itu. Sementara Reina setengah merangkak menjauhi keduanya.
"Garrick," panggil wanita itu dengan nada manja, intonasinya berusaha dalam sekejap. "Kau kembali lebih cepat."
Reina melihat wanita itu dengan cepat bergerak mendekati Garrick, lalu mengalungkan kedua lengannya dan mencium bibir pria itu dengan keras. "Aku sudah merindukanmu, Sayang."
"Siapa yang memberimu izin untuk masuk ke sini?" tanya pria itu sambil melepaskan rangkulan lengan-lengan tersebut kemudian matanya melirik Reina sekilas. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Wanita itu berdecak kecil. "Ah, Garrick. Aku tidak ingat ada bagian di kastil ini yang tidak boleh kumasuki. Seingatku, aku bebas berada di sini."
"Perintahku sangat jelas," ujar pria itu lagi sambil menatap wanita itu dengan dingin. "Keluar sekarang juga."
Lalu tanpa melirik Reina lagi, pria itu menarik tunangannya keluar dan meninggalkan Reina yang masih terduduk di lantai. Dengan pipi yang masih terasa terbakar.
Sejak kapan nasib Reina berubah menjadi begitu menyedihkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Revenge
RomanceFor adult only 21+ Dark Romance dark theme, forced submission, suitable for 21++ only Blurb: Garrick Atreides menyimpan kebencian yang teramat sangat pada Greysen Flateye yang telah membunuh ayahnya. Jadi ketika ia mendapatkan anak perempuan pria...