Bab 17

1.5K 128 3
                                    

Happy reading, semoga suka.

Full version yang lebih lengkap bisa didapatkan di Playstore dan Karyakarsa.

Full version yang lebih lengkap bisa didapatkan di Playstore dan Karyakarsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

_______________________________________________________________________________

Setelah membulatkan tekadnya, Reina menunggu hingga besok tiba. Ia mencoba bersikap seperti biasa, menjalani rutinitasnya dan tak ingin menimbulkan kecurigaan. Tapi sebenarnya Reina gugup setengah mati. Ada sebagian dari dirinya yang memintanya untuk berpikir ulang. Apakah pergi ke kastil Lord Flateye adalah pilihan yang terbaik? Begitu ia tiba, Lord Flateye pasti tidak akan membiarkannya pergi secepat itu. Bagaimanapun, Reina bisa menjadi ancaman baginya.

Mungkin ada baiknya ia membatalkan rencana kaburnya. Reina bisa mencari jalan lain untuk kabur dari kastil ini.

Ia menggeleng keras kemudian memarahi dirinya sendiri. Kabur dari kastil ini tanpa bantuan siapapun? Jelas tidak akan bisa.

Stick to your first plan.

Ya, Reina akan kabur dengan bantuan pelayan itu. Ia tidak tahu apa hubungan pelayan itu dengan ayahnya tapi dia pasti orang suruhan Lord Flateye.

Jadi sore itu, ia berjalan ke taman, memutari halaman kastil seperti yang biasa dilakukannya sehingga tidak akan menimbulkan kecurigaan. Dan saat melihat ke arah lumbung, ia tahu apa yang direncanakan oleh pelayan itu. Kereta barang yang datang setiap seminggu sekali sedang menurunkan bahan makanan. Ada seorang pria muda di sana dan Reina yakin dia adalah keponakan sang pelayan. Ia berjalan mendekat dan menatap pelayan yang baru saja keluar dari lumbung. Wanita itu mengangguk dan memberi isyarat. Reina lalu mendekat.

Tak lama, Reina sudah mendapati dirinya bersembunyi di dalam salah satu tong makanan kosong, ia kemudian merasa dirinya diangkat ke atas gerobak sebelum gerobak itu mulai berjalan. Dada Reina berdebar begitu keras sehingga rasanya nyaris meledak saat ia menyadari bahwa mereka akan bergerak ke gerbang utama kastil. Di sana, jika ada penjaga yang memeriksa gerobak ini, maka tamatlah riwayat Reina.

Tapi ternyata, ketakutannya tidak menjelma nyata.

Jelas, kalau pemuda itu sudah sering keluar masuk kastil ini untuk mengantarkan bahan makanan.

"Good evening, Alfred, Angus. See you again next week."

Tapi Reina baru berani melepaskan napas lega ketika kereta itu telah berjalan cukup jauh. Tapi Reina sama sekali tidak berani bergerak dari dalam tong gelap itu, bahkan sekadar untuk membuka tutup tong dan mencuri sedikit udara. Mereka pasti sudah berkendara sangat jauh sebelum akhirnya kereta itu berhenti. Suasana di sekitar sunyi, hanya ada langkah kaki. Lalu tiba-tiba, seseorang menaiki gerobak itu dan membuka penutup tongnya.

"Nona?"

"Ya."

"Keluarlah, sudah aman."

Ia baru berani bergerak dan menegakkan diri. Suasana di sekitar mereka sudah hampir gelap. Pria itu dengan cekatan kemudian membantu Reina untuk turun.

"Aku turun di sini?" tanya Reina. Apakah ini hari keberuntungannya? Pria itu akan menurunkannya di sini begitu saja, tanpa mengantarnya pada ayahnya?

Pria muda itu belum selesai bicara ketika tiba-tiba, dari balik pepohonan, muncul dua orang pria bersama seorang pelayan wanita.

"Lady Reina," salah satu dari pengawal itu maju mendekat sementara dua yang lain mengikuti. Mereka membungkuk hormat pada Reina. "Anda berhasil keluar."

Reina mengangguk pelan.

"Syukurlah, ikutlah dengan kami sekarang. Kami akan membawamu kembali ke Kastil Arsfalls."

Kali ini juga Reina mengangguk patuh. Ia tidak punya pilihan selain mengikuti orang-orang ini. Ia hanya berdoa semoga mereka memang akan membawanya ke Kastil Arsfalls. Terkutuklah Reina jika ia diculik lagi oleh musuh ayahnya yang lain.

The Devil's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang