Bab 6B

2.5K 197 3
                                    

Mature Content 21+

Happy reading, semoga suka.

Yang mau baca duluan, silakan ke Karyakarsa ya, sudah update sampai tamat.

Tersedia juga paketnya dari bab awal-epilog

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tersedia juga paketnya dari bab awal-epilog. Enjoy

 Enjoy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luv,

Carmen

____________________________________________________________________________

Prev:

"Ini adalah milikku, Reina. Kau adalah milikku. Jangan pernah menyangkalnya."

...

Pria itu menekankan ciuman pada kening Reina sebelum meraih salah satu borgol gelang itu dari atas meja. Dia kemudian dengan cepat memasangkannya pada pergelangan Reina, mengencangkannya, satu kemudian diikuti yang lain. Setelahnya dia menghubungkan kedua gelang itu dengan tali kulit. Air mata jatuh di kedua pipi Reina saat ia menyadari ada hangat yang mengalir di bagian antara kedua kakinya. She is truly wicked!

Pria itu sama sekali tidak terpengaruh oleh air mata Reina saat dia menarik kedua lengan Reina ke atas dan menggantungkan tali kulit itu ke salah satu gantungan di atas mereka sehingga Reina berdiri dengan kedua lengan tertahan ke atas. Yang lebih membuatnya ketakutan, pria itu kemudian mengikatkan syal itu di sekeliling mata Reina, menghalangi pandangannya dan hanya ada gelap di sekelilingnya.

"Tolong... jangan lakukan ini padaku..." Reina kembali memohon, berusaha menarik lengannya tapi sia-sia saja. Ia tahu seperti apa dirinya terlihat sekarang. Telanjang dan tak berdaya, dada polosnya terdorong ke atas karena posisi lengan-lengannya. Ia sepenuhnya terbuka untuk pria itu, rapuh dan hanya mengharapkan belas kasihan bangsawan kejam itu.

"Sshh..." ucap pria itu, lalu mulai menciumi bibir Reina yang bergetar. "Aku tidak bisa lagi membiarkanmu terus membangkang dan tidak menghukummu, Reina. Kau yang memaksaku."

Ia bergetar, oleh nada pria itu, oleh ucapannya juga oleh belaian ujung jemari pria itu di atas salah satu puncak dadanya, yang kini mengeras karena sentuhan tersebut.

"Bukan keinginanku untuk menghukummu, Reina, tapi kau yang memaksaku. Aku sudah memperingatkanmu berkali-kali tapi rupanya kau tidak mengindahkan peringatanku." Jari pria itu menemukan puncak Reina yang lain dan memainkannya, menggodanya hingga mengeras seperti pasangannya. "Setelah ini, kau tidak akan pernah berpikir untuk lari lagi, Reina."

Pria itu lalu menjauhinya, Reina berusaha mendengar langkah kaki pria itu, menebak-nebak ke mana dia pergi. Apakah pria itu akan meninggalkannya sendirian di sini, tergantung di tempat ini, terlupakan dan akhirnya mati? Garrick Altreides pasti tega melakukannya, Reina yakin akan hal itu. Tapi kemudian rasa sakit yang tajam dan panas itu menghantam bokongnya dan Reina menjerit sakit, seluruh tubuhnya menegang karena sensasi terbakar itu.

"Ohhh!"

Ia melenguh lega ketika merasakan telapak itu mengelusnya dan meredakan sensasi panas perih di bokong kanannya.

"My Lord... please..."

Kalimatnya masih belum selesai ketika pria itu menampar keras bokongnya yang lain dan Reina kembali berteriak, tubuhnya terhuyung ke depan karena kerasnya tangan pria itu. Ia merintih saat merasakan telapak yang menyakitinya itu kembali mengelusnya lembut. Pria itu meneruskan polanya, menyakiti Reina dengan tamparan keras, membuat Reina menggeliat sakit sampai-sampai ia berdiri di atas ibu jari kakinya untuk menahan sensasi panas yang terasa membakar kedua bokongnya lalu pria itu akan mengelus lembut dan mengulanginya lagi.

"Please..." Reina terisak pelan setelah beberapa saat. "Please, tolong jangan lagi, aku berjanji akan patuh. I promise I'll be good."

"Ah, sweet Reina, mengapa terburu-buru? Aku baru saja mulai."

The Devil's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang