Mature 21+
Happy reading, semoga suka.
Yang mau baca dulua, bisa ke Karyakarsa ya.
Luv,
Carmen
____________________________________________________________________________
"Tidak lama lagi perutmu akan diisi oleh anak haramku, Reina dan semua rencanaku akan berjalan dengan mulus," bisik pria itu serak saat Reina berbaring di bawah pria itu, belum pulih dari klimaks sebelumnya.
Ucapan pria itu membuat Reina membeku. Rasa takut dan bingung memenuhinya. "A.. apa? Rencana apa?" Apa sebenarnya yang diinginkan oleh pria itu darinya?
Jari-jari pria itu masih mengusap posesif sementara mata abunya melesak ke dalam mata Reina yang dipenuhi rasa horor. Senyum jahat pria itu membuatnya bergidik ngeri.
"Aku berencana untuk mengisi perutmu dengan anak haramku. Aku akan menghamilimu dan saat berita ini terdengar oleh ayahmu, demi kehormatannya, dia pasti akan merangkak keluar dari dinding kastilnya untuk menghadapiku. Saat itulah, aku akan membunuhnya, Reina, dengan pelan dan menyakitkan. Kau akan kuizinkan untuk melihatnya, Little Girl."
Reina belum sempat bereaksi. Semua kata-kata pria itu membuat otaknya membatu.
Tidak, tidak, tidak... pria ini...
Ia berusaha menggeliat, melawan, juga berusaha menyingkirkan pria itu dari atasnya. Pria itu berengsek, jahat, keji!
"Mengapa kau melakukan ini padaku?! You're a devil! You don't even know me!"
Ia terkesiap saat pria itu dengan cepat berdiri menempatkan dirinya lagi di tengah tubuh Reina. Lalu pria itu menghunjam keras ke dalam dirinya, merenggut napas dari paru-paru Reina dan sebelum ia sempat beraksi, pria itu sudah memompanya keras.
"Ti... tidak..." engah Reina di antara napas beratnya. "Ak... aku..."
Pria itu melesak keluar masuk ke dalam dirinya begitu keras, mendorongnya begitu dalam, menghunjam begitu kuat sehingga Reina tidak bisa lagi memikiran apapun. Ia hanya bisa mengerang dan merintih di bawah pria itu.
"Jangan salahkah aku, salahkan ayahmu," dengus pria itu dari atasnya. "Dia membunuh ayahku."
"Ti... tidak..."
Pria itu menggerung lagi di dekat telinganya, napas beratnya membelai daun telinga Reina. "Dan katamu aku tidak mengenalmu? Kau salah. Aku mengenalmu. Aku tahu kau menyukai apa yang kulakukan padamu, kau suka aku membelai dan meremas dadamu, kau suka ketika aku menggerakkan diriku di dalam dirimu dan walaupun kau bertekad melawanku, tapi tubuhmu tidak menginginkan hal yang sama. Kau diciptakan untuk memberi kenikmatan bagi pria, Reina. To be a man's mistress, to be a man's whore. To be my slut."
Lalu jari pria itu bergerak ke tengah tubuh mereka ya menyatu, bergerak untuk mengusap tonjolan nikmat Reina, membuatnya menggelinjang dan bergetar. Ia mengerang di tengah rengekan.
"Tidak... tidak..." Ia merintih sementara pria itu terus menghunjam. Benaknya menolak tapi tubuh Reina...
"Oh ya, kau tidak bisa menolaknya, Reina. You're my little slut. Come for me."
Semua pikiran Reina terhapus pergi oleh badai nikmat yang dipaksakan padanya. Ia menjerit saat gelombang itu menguasai dan menghempas tubuhnya. Pria itu masih terus menghunjam, memaksa Reina untuk terus merasakan kenikmatan demi kenikmatan hingga rasanya nyaris tak tertahankan.
"Arggghh!"
Hunjaman pria itu meningkat, menjadi lebih keras dan lebih liar. Nikmat dan rasa sakit yang membakar tubuhnya terasa menyatu, garis pembatas itu telah hilang saat pria itu melesak berkali-kali ke dalam dirinya. Satu orgasme hebat lainnya menghantam Reina dan ia membungkus pria itu begitu erat, mencengkeramnya...
"Oohhh!"
"Shit!"
Ia bisa merasakan pria itu menegang, berkedut lalu meledak di dalam dirinya, jauh di dalam dirinya. Lalu pria itu jatuh di atas tubuh Reina, terengah dan napasnya menderu. Sementara itu Reina berbaring kaku di bawah pria itu, mencoba menyerap saat-saat tersebut, berusaha memahami segalanya.
Pria itu hanya menjadikan Reina sebagai umpan, untuk memancing Lord Flateye, ayahnya. Ia samar mengingat pria itu. Sudah berapa lama mereka tidak pernah bertemu? Sejak ibunya meninggal, Reina nyaris tidak pernah melihat pria itu lagi. Dan saat dia menikah lagi, pria itu diam saja ketika ibu tirinya mendepak Reina keluar dari kastil tersebut.
Apakah adil? Apakah adil saat ia dijadikan umpan dan juga korban pelampiasan amarah Garrick Altreides?
Reina terkesiap saat jari pria itu menyentuhnya di bawah dan mata mereka bertatapan saat pria itu mengangkat wajahnya. Mereka berdua tahu bahwa pria itu mungkin saja akan mendapatkan apa yang diinginkannya. Rasa takut yang hebat mencengkeram bagian dalam hati Reina. Tidak... ia tidak ingin hamil anak pria itu.
"Kau benar, kau memang seharusnya takut padaku, Reina."
Mulut pria itu kembali menciumnya paksa. Dan Reina tidak bisa melakukan apapun untuk menghentikannya.
Saat pria itu menjauh, dia juga menarik dirinya dari dalam Reina.
Pria itu bangun lalu merapikan celananya. Reina langsung memalingkan wajah karena malu. Pria itu bahkan tidak perlu repot-repot menelanjangi dirinya ketika dia menyerang Reina seperti binatang liar.
Setelah selesai, pria itu menunduk untuk menatap Reina. "Tidak lama lagi, Reina, aku bukan saja akan menguasai tubuhmu, tapi jiwamu, juga pikiranmu, semua bagian dari dirimu."
Itu terdengar seperti ancaman.
Lalu setelah membuka ikatannya, pria itu meninggalkan kamar.
Berbaring di sana, Reina mencoba menenangkan diri dan berpikir. Sekarang setelah ia tahu rencana pria itu, Reina tidak bisa tetap tinggal dan membiarkan dirinya menjadi umpan. Walau bagaimanapun, Reina tdak bisa membiarkan Garrick Altreides memanfaatkannya untuk mendapatkan ayahnya. Ia hanya punya satu pilihan – ia harus melarikan diri dari tempat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Revenge
RomansaFor adult only 21+ Dark Romance dark theme, forced submission, suitable for 21++ only Blurb: Garrick Atreides menyimpan kebencian yang teramat sangat pada Greysen Flateye yang telah membunuh ayahnya. Jadi ketika ia mendapatkan anak perempuan pria...