BAB 55

532 43 1
                                    

Seminggu sudah berlalu...

Semenjak Shani mengajak Zee makan malam bersama dan kedanau,gadis itu seperti menghindar dari Shani.enggan untuk menatap mata mamanya.

Shani sudah tau semua rahasia yang di simpan ke dua anak kembarnya.insting seorang ibu pasti tidak akan pernah salah.

Pagi senin yang sangat cerah ini,terlihat Adel sudah turun ke lantai bawah.gadis itu langsung duduk di meja makan melihat Shani yang tengah menyusun lauk pauk seperti biasanya.

"Pagi mama Adel yang paling cantik."

"Pagi sayang.kakak sama Acel mana?"

"Gak tau ma.aku belum ada liat mereka pagi ini."

"Oh gitu ya,ya udah mama mau liat kakak dulu ya.kamu kalau mau makan duluan, makan aja."

"Iya ma"

Shani menaiki anak tangga menuju ke lantai dua.ia mengetuk pintu kamar Ashel. namun sudah tiga kali ia ketuk,tidak ada suara yang terdengar dari dalam.Shani pun membuka pintu itu berlahan dan mengedarkan pandangannya. kosong, kamar itu tidak ada orang.

Shani menutup kamar itu lagi.ia berjalan menuju kamar sebelah nya,yaitu kamar Zee.namun,saat tangannya ingin mengetuk pintu,Shani mendengar kan suara suara yang aneh.ia mengurungkan niatnya dan lebih mendekatkan telinganya ke pintu.

Sesekali terdengar suara suara desahan dari dalam.mendengar itu,seketika jantung Shani terasa seperti di tusuk jarum.sangat sakit sekali.ia sangat tau,suara itu pasti berasal dari suara Zee dan Ashel yang ntah sedang apa di dalam sana.

Darah Shani seketika mendidih,emosinya langsung meningkat.tanpa mengulur waktu,ia pun langsung membuka pintu kamar Zee dengan keras.kedua gadis itu kaget bukan main.begitu juga dengan Shani.

Shani melihat kedua anaknya tengah bercumbu,di tambah Ashel yang belum mengenakan pakaian.Ashel buru buru memakai kembali kimono nya yang sudah jatuh ke lantai dan menutup badannya yang polos tanpa sehelai benang itu.

"Ma-mama." Ucap Zee sangat ke takutan.

"Apa yang kalian lakukan sekarang ini,sering kalian lakukan? Apa kalian pacaran?"

Kedua gadis itu terdiam."JAWAB MAMA!!"

Kedua nya mengangguk sambil menunduk kan kepala.

Shani mendekat dan menampar kedua pipi anak kembarnya itu.

Ashel sudah menangis."Kalian berdua udah janjikan waktu itu sama mama untuk hilangin perasaan itu?"

Kedua gadis itu menunduk. "TERUS, KENAPA DI LANGGAR?!!.MAMA PALING GAK SUKA NGELIAT ANAK YANG PEMBOHONG KAYA KALIAN.MAMA GAK PERNAH NGAJARIN KALIAN KAYA GINI."

Shani sudah menangis.tangisan pilu itu terdengar hingga kelantai bawah.Adel yang mendengarkan tangisan mamanya itu langsung berlari ke lantai atas.

"Mama." Ucapnya berdiri di belakang Shani.ia langsung tau permasalahan apa yang membuat mamanya ini menangis.

Shani menarik tangan Ashel dengan keras.ia mendorong Ashel masuk kedalam kamar nya.ia juga mencabut kunci kamar Ashel yang menggantung di belakang pintu."sekarang pakai baju kamu,mama bakal hukum kalian." Shani pun mengunci Ashel di dalam kamar.

"Ma,mama... bukain pintunya ma.maafin Acel ma..maafin Acel..."gadis itu berteriak dari dalam kamar.ia menggedor gedor pintu dari dalam.telinga Shani seolah tuli. Shani kembali ke kamar Zee sambil menghapus air mata yang masih terus mengalir.

"Kamu..,mama bakal hukum kamu juga Zee.kamu dan Acel,udah melanggar janji kalian waktu itu.mama gak suka melihat anak yang pembohong.mama kecewa banget sama kalian."

"Ma,maafin Zee ma.Zee khilaf ma."

Adel langsung mendorong tubuh Zee dengan kuat hingga gadis itu tersungkur ke lantai.emosi yang sedari tadi ia tahan, ingin ia keluarkan sekarang juga.

"Khilaf lo bilang?,khilaf apaan yang ngelakuin hal kaya gini tiap hari?,"Adel langsung menarik kerah kemeja sekolah Zee dan menyandarkan gadis itu ke tembok.ia mencekik leher Zee dengan kuat,gadis itu meronta ronta.

Shani terlihat panik melihat anak nya seperti itu.Adel seperti orang yang sudah kesetanan.

"LO UDAH BUAT MAMA GUE NANGIS.GUE UDAH PERNAH BILANG SAMA LO,SIAPA PUN ORANG YANG BUAT MAMA GUE NANGIS,BAKAL GUE HABISIN.DAN SEKARANG LO UDAH BUAT MAMA GUE NANGIS ANJING,BANGSAT LO."

Shani menarik pundak Adel agar gadis itu melepaskan Zee.

"Del,udah nak.nanti Zee bisa meninggal di tangan kamu sayang."

"Aku gak perduli ma.dia udah buat mama nangis.dia gak pantes di sebut anak. DASAR GAK NORMAL."

Adel melepaskan cekikan nya pada leher Zee.namun tanpa memberi jeda,Adel langsung menghajar wajah Zee dengan pukulan yang keras dan juga berkali kali di bagian perut.Zee sudah memuntah kan beberapa kali darah dari mulutnya karena pukulan itu.

Shani yang melihat itu langsung menarik tangan Adel dan menjauh kan anak nya.

Zee sudah terbaring sangat lemah.lantai kamar itu sudah berlumuran darah akibat muntahan dari Zee.ia juga memegangi perutnya yang terasa sangat sakit.

"Kamu keluar dulu,redakan emosi kamu.kamu hampir aja membunuh kakak kamu Del.mama mohon ya.bisa tenang kan diri dulu ya." Adel mengangguk,masih mencoba mengatur nafasnya yang berpacu cepat seperti orang yang habis berlari.Adel keluar dari kamar Zee dan menutup pintu kamar itu dengan bantingan yang sangat keras.

Shani membantu Zee untuk bangkit dan membawa gadis itu kasur.Shani membaringkan Zee dengan pelan. menatap wajah anaknya yang sudah babakbelur di tambah beberapa kali masih memuntahkan darah dari mulutnya hingga mengenai sepray.nafas gadis itu juga berpacu dengan kencang.

Zee berusaha membuka matanya dan menatap Shani.

"Ma,ma-maafin Zee ma.Zee nga-ngaku salah ma.pu-pukul Zee juga ma."

Shani membuang wajahnya,enggan menatap wajah Zee yang terlihat sangat memprihatinkan.Shani mengambil kotak P3k yang biasa terletak di dalam laci meja nakas.

Shani juga masih enggan untuk mengeluarkan suara,rasa kecewa itu masih menjalar. Shani mengelap mulut Zee dengan tisu dan mengobati luka luka yang ada diwajah anaknya.ia juga memberikan Zee minum yang ada di nakas itu.

Setelah selesai,Shani meninggalkan Zee begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun.ia juga mengunci Zee dari luar sama seperti Ashel.

Dari kamar sebelah,masih terdengar suara tangisan pilu Ashel yang ingin keluar. Shani berjalan begitu saja. menghiraukan suara tangisan itu.

Shani ingin melihat keadaan Adel.saat sudah di lantai bawah,terlihat Adel sedang di tenangi oleh bi Iyem di ruang tv.

Shani duduk di hadapan Adel dan menggenggam kedua tangan Adel yang masih mengeluarkan keringat dingin.

Bi Iyem permisi untuk pergi,memberikan ruang kepada anak dan ibu yang tengah bersedih.

"Ma,mama jangan nangis lagi ya.aku gak bisa kalau liat mama nangis.hati aku yang sakit ma ngeliat nya.dan Adel minta maaf karena Adel udah diem aja dengan hubungan Zee dan Acel.Adel bodoh udah diem aja dengan hal ini ma.nyembunyiin rahasia ini dari mama membuat Adel udah sama brengseknya kaya mereka." Gadis itu akhirnya menangis.

Shani menangkup kedua pipi Adel dan mengahapus air mata Adel yang masih mengalir.

"Udah sayang,mama udah maafin Adel. lagian kan Adel gak ada salah apa apa sama mama.mama tau rasanya kalau ada di posisi Adel.di satu sisi,Adel pasti juga mau ngelindungi kakak dan Acel dari marah nya mama kan?"

Adel mengangguk."tapi,Adel udah peringati mereka ma.merekanya aja yang tolol gak mau dengerin Adel."

"Sstt,udah udah.urusan kakak dan Acel, biar jadi urusan mama.kamu gak perlu ikut campur ya.yang ada nyawa kakak bisa hilang di tangan kamu nantinya.bisa kan mama minta tolong?"

"Bisa ma."

Terlihat senyuman yang di paksakan dari wajah Shani.ia memeluk Adel dengan sangat erat.

"Ya udah,hari ini kamu gak usah sekolah dulu ya.ntar mama minta izin ke sekolah.kamu istirahat dulu sana.redakan emosi kamu."

"Iya ma."Adel mengecup kedua pipi Shani dan berlalu dari hadapan nya menuju kamar.

3AWhere stories live. Discover now