Renjun mendengarkan penjelasan dosen dengan serius, sesekali ia mencatat materi yang disampaikan. Ia sangat serius dalam hal desain, namun ia masih merasa tidak cukup bakat menjadi seorang desainer.
Ia membuat sketsa gaun wanita di buku koleksi model baju miliknya. Dan menggambar model pakaian di papan ruangan itu.
Renjun sudah sangat sering bahkan hampir setiap pembelajaran, menggambar gaun wanita. Tidak sekalipun ia menggambar tuxedo atau pakaian pria yang lainnya.
"Baik, murid-murid. Materi gaun wanita sudah selesai pada semester ini, kita berganti pada materi pakaian pria." Ucap dosen itu.
Inilah yang membuat Renjun merasa kurang sempurna dalam hal desain, ia tidak pernah mengerti desain pakaian pria.
"Saya ingin kalian menggambar sketsa tuxedo, dan membuat tuxedo itu dengan sebaik mungkin, nyatanya tuxedo lebih mudah dari gaun wanita, jadi saya tidak perlu menjelaskan lagi. Sekian kelas hari ini, saya akhiri." Dosen itu pergi dari ruangan kelas itu.
"Sialan! Gue gak paham." Gumam Renjun menahan kesal.
—Betrothed—
Renjun meminta ditemani Wendy untuk membeli kain untuk membuat tuxedo, namun sekarang ia malah pergi dengan Doyoung. Nyatanya mereka masih tidak mau saling bicara.
Renjun hanya diam dan menatap jalanan tanpa minat menatap Doyoung yang menyetir.
"Kata mama, bikin tuxedo nya yang paling bagus, kalo bisa bikin dua model yang beda." Ucap Doyoung datar. Sedangkan Renjun hanya menanggapinya dengan deheman.
Mereka sampai di pusat perbelanjaan kain dan kebutuhan aksesoris lainnya. Renjun lebih dulu keluar dari mobil.
Jika ditanya, ia didanai dosen atau uang miliknya sendiri untuk membuat tuxedo? Jawabannya adalah didanai Chanyeol tentunya. Maka setelah tuxedo itu dinilai, pendesainnya bebas ingin menjual atau sekedar menyimpan itu. Seperti tahun lalu Renjun menjual gaun buatannya sebesar 4 juta won.
Renjun dan Doyoung berkeliling di area kain hitam yang cocok untuk menjadi jas dan celana. Sedangkan warna putih untuk kemeja mereka sudah membawanya.
"Lebih bagus yang ini kainnya, kak."
"Itu terlalu tipis, Njun, yang ini lebih bagus dan tebal."
"Tapi ini kainnya ada silaunya. Gue mau yang ini."
(Tau silau nggak sih??😭 Bingung ngomongnya tapi kainnya 'nggilap' kalo di bahasa jawa)
"Dibilang ini lebih bagus, anjing."
"Kok lo yang sewot sih? Orang gue yang punya tugas, kok."
"Permisi kak, apa gak lebih baik kalian bawa dua-duanya saja ya?" Ucap salah satu pegawai.
"Ide bagus sih... Yaudah ayo!" Renjun membawa dua gulungan kain hitam itu dengan semangat bercampur kesal. Ia mengabaikan Doyoung dibelakangnya.
Renjun melakukan pembayaran dengan kartu ke dua milik Chanyeol. Setelah itu ia menuju ke mobil.
Setelah ia duduk di bangku bagian sebelah supir, ia masih kesal, dan memaki-maki Doyoung dalam hati.
"Tau apa sih soal desain? Kerja cuma guru olahraga tapi seolah-olah tau desain, sok tau bener, udah gitu pake ngotot." Batin Renjun dalam hati, dengan menatap lurus ke depan tanpa melihat Doyoung disebelahnya yang juga sedang menahan kesal.
"Dibilangin juga, gini-gini hobi gue cari tau tentang kain." Batin Doyoung.
—Betrothed—
Hari selasa, dua hari setelah ia melaksanakan kelas di kampus, dan sehari setelah ia membeli kain bersama Doyoung. Hari ini ia mulai membuat sketsa tuxedo. Ia diberi waktu hanya seminggu untuk membuat, maka hari sabtu besok adalah terakhir. Dan minggu sudah harus ditunjukkan pada dosen.
Renjun menatap proporsi tubuh manekin di kamarnya itu, dan mulai membuat sketsa.
Ia memiliki 2 manekin, bentuk tubuh wanita dan bentuk tubuh pria. Ia sedang menggunakan yang bentuk tubuh pria.
Tok tok tok
"Masuk aja, gak dikunci." Ucap Renjun masih fokus pada sketsanya.
Cklek
"Njun," Panggil seseorang yang memasuki kamar Renjun.
Dan Renjun menoleh, "Mama? Kenapa?" Tanya Renjun.
"Tadi mama beli manekin baru untuk kamu, dipakai, ya?" Ucap Wendy dengan raut senang.
"Tapi Renjun kan udah punya, ma..." Balas Renjun.
"Beda atuh Njun, yang kamu punya itu kan kecil dan seukuran tubuh kamu, yang mama beli ini lebih besar." Wendy membawa sebuah manekin ke kamar Renjun. Dan itu ukurannya hampir 2 kali dari manekin miliknya.
"Wow, besar banget?"
Wendy terkikik, "Iya dong, Njun. Ya udah kamu bikin dua tuxedo, ya? Tadi mama juga beli kain dan aksesoris lagi."
Renjun hanya mengangguk ragu, kenapa mamanya tiba-tiba baik dan mood nya sangat bagus?
—Betrothed—
Hari ke tiga, Tuxedo pertama Renjun sudah selesai dikerjakan. Dan itu menggunakan manekin yang dibelikan Wendy.
Karena terkesan memakan waktu cukup lama karena ukurannya, maka ia menyelesaikan yang itu dahulu, dan hari ini ia akan langsung membuat tuxedo kedua yang sebenarnya tidak serumit tuxedo yang sebelumnya.
Wendy selalu membantu Renjun menyelesaikannya, dan seolah-olah dia adalah pendesainnya, ia membuat tuxedo itu sempurna dengan beberapa aksesoris dan dasi.
Renjun heran, kenapa mamanya yang terlihat sangat bersemangat?
"Ma, Renjun istirahat dulu, capek." Ucap Renjun mengeluh.
"Tinggal dua hari kok, Njun. Ya udah kalo capek kamu tidur aja, biar mama yang kerjain." Ucap Wendy tidak masalah.
Renjun mengangguk, "Makasih, ma. Modelnya lihat sketsa aja, ma. Jangan bikin desain sendiri ya." Setelah itu Renjun membaringkan tubuhnya di atas ranjang empuk dikamarnya.
Jika diingat, ia tidak keluar kamar sama sekali selama tiga hari, mandi pun ada kamar mandi di kamarnya, Wendy membawakan makanan atau sekali-kali membawa minuman dan makanan ringan untuk Renjun.
Padahal dulu saat membuat gaun, Wendy lebih suka merusuh, seperti banyak berkomentar tentang gaunnya dan cerewet hanya perihal aksesoris yang salah arah.
Entahlah, biarkan saja mamanya bertindak untuk kali ini, ia sangat lelah.
"Renjun tidur ya, ma. Semangat." Ucap Renjun dengan suara tidak berdaya, ia mengantuk berat.
"Ya pasti semangat dong kalo bikin tuxedo buat kamu dan calon menantu." Batin Wendy.
—Betrothed—
—Bersambung—
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrothed - HyuckRen [ON GOING]
HumorCerita ini tentang kehidupan Donghyuck dan Renjun yang siap atau tidak siap harus tetap dijodohkan. Renjun yang sedang fokus dengan ponselnya tanpa sengaja menabrak bahu orang yang lebih tinggi darinya. Ia meminta maaf kepada orang yang ia...