Hari kedua pernikahan mereka berjalan lancar, acaranya cukup sampai pukul delapan malam. Karena pengantin harus segera memindahkan barang ke rumah baru mereka.
Namun, Renjun menolak untuk pergi ke rumah barunya, karena ia masih ingin tinggal bersama keluarganya.
"Renjun, kamu harus ikut Donghyuck, gak boleh cengeng ya." Ucap Wendy menenangkan Renjun yang menangis sesegukan.
"Renjun gak mau! Renjun mau pulang ajaa hueee,"
"Nakal banget dibilangin sih Njun, mama jadi gemes. Gapapa gak ke rumah baru, tapi tinggal di rumah bunda Irene aja, gimana?" Penawaran Wendy dibalas dengan gelengan dari Renjun.
"Renjun maunya rumah kalian!" Renjun mendudukkan dirinya di kursi yang tadinya digunakan untuk tamu.
"We can't, Njun. Tanya dulu suami kamu." Ucap Winwin.
"Gak mau! Pasti dia nya gak bolehin Renjun! Ayo Renjun ikut kabur aja paa maaa hiks–"
"Om, tante, kalian tidak keberatan kalau saya dan Renjun tinggal di rumah kalian sementara? Daripada Renjun dipaksa ke rumah baru, lebih baik ke rumahnya dulu beberapa saat." Jelas Donghyuck, membuat Chanyeol dan Wendy memikirkan kembali ucapan Donghyuck, sesaat kemudian mereka mengiyakannya.
"Hmm, iya deh, Njun di rumah papa dulu ya sehari aja." Putus Wendy.
"IH KOK CUMA SEHARI SIHH, SE DEKADE DONG MAA!" Teriak Renjun dengan tangisan yang makin kencang.
"Hus, jangan teriak teriak, ini bukan ragunan." Ucap Doyoung malas menghadapi adiknya yang sangat cengeng.
"APA SIH LO!" Teriak Renjun lagi membuat Doyoung reflek menutup telinganya rapat-rapat. Karena teriakan Renjun tidak main-main.
"Sst sstt iyaa sayang kamu di rumah papa tiga hari ya." Putus Chanyeol akhirnya. Walau Renjun sedikit tidak terima, tapi akhirnya ia menerima.
Beberapa menit kemudian, keluarga Huang pamit pada keluarga Lee selain Lee Donghyuck dan Lee Renjun (udah lee aja ya).
Pasangan pengantin baru itu ikut keluarga Huang untuk menuruti anggota baru keluarga Lee. Mobil mereka terpisah, Wendy dengan Chanyeol dan Winwin, sedangkan Doyoung dengan mobilnya sendiri, dan Donghyuck dengan Renjun menggunakan mobil baru Donghyuck yang kelihatan mahal di mata Renjun.
Sesampainya di kediaman keluarga Huang, mereka satu persatu menuruni mobil, dan memasuki rumah besar itu.
Donghyuck dan Renjun membawa kopernya masing-masing. Mengapa Renjun membawa koper untuk ke rumahnya sendiri? Karena tadi baju dan barangnya sempat dikemasi orang tuanya untuk pergi ke rumah baru, namun tidak jadi.
Donghyuck mengikuti Renjun yang menuju kamarnya, yang berada di lantai dua paling pojok.
Renjun membuka pintu kamarnya, dan nampaklah kamar bernuansa hitam putih dengan penerangan yang minim.
Dalam hati, Donghyuck bertanya-tanya, mengapa Renjun sangat suka warna gelap? Selain dekorasi pernikahan kemarin, kamarnya juga sangat gelap, bedanya kini tidak banyak penerangan selain cahaya langit yang terlihat dari pintu balkon, cahaya penerangan kamar mandi dan lampu tidur bercahaya putih.
"Ren, kok gelap?" Tanya Donghyuck.
Renjun menoleh heran, "Emang gak boleh? Orang ini kamar gue kok." Balas Renjun ketus.
"Gak takut digigit nyamuk?" Tanya Donghyuck lagi.
"Enggak, ada kipas angin di atas televisi. Gue lebih suka kipas angin daripada AC. Tapi masih ada AC kok."
Donghyuck mengangguk, ia mengikuti langkah Renjun ke kamar itu, Renjun langsung merebahkan tubuhnya di ranjang king size miliknya. Tanpa memedulikan apa-apa lagi, ia sudah sangat mengantuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Betrothed - HyuckRen [ON GOING]
HumorCerita ini tentang kehidupan Donghyuck dan Renjun yang siap atau tidak siap harus tetap dijodohkan. Renjun yang sedang fokus dengan ponselnya tanpa sengaja menabrak bahu orang yang lebih tinggi darinya. Ia meminta maaf kepada orang yang ia...