05. Cekcok dengan Karina
Uhuk! Uhuk!
Itu adalah suara batuknya Jaemin. Bengek dia. Hidung dan matanya memerah karena asap dari perapian untuk memasak.
"Ini tahun berapa lo masih pake kayu buat masak, sih?"
Si wanita meliriknya, sebut saja Karina. "Berisik banget. Lo kalo gak bisa masak, gak usah sok."
Jaemin diam, menatap Karina sedikit tidak percaya. "Lo pendatang, ya?"
"Kagak! Gue SMA sama kuliah di ibukota, lo gak usah sok-sokan, ya. Dasar anak Mama."
"Yaiyalah anak Mama, emangnya anak siapa lagi?" Jaemin berdecak. Dia memilih untuk fokus saja dengan kegiatannya. Memasak dengan banyak asap dan kurang sehat.
Karina menatapnya kesal. Dia tau pria yang sedang duduk di sebelahnya ini. Kabar kalau anaknya Kim Jungwoo datang untuk tinggal selama kurang lebihnya sebulan. Mereka langsung jadi buah bibir, dibicarakan di mana-mana.
"Lo gak bisa, ya, ngalah sama cewek."
"Buat apa ngalah? Kita tuh sama, ya. Sama. Cuman gender aja yang beda."
Karina berdecak. Sepertinya mereka seumuran, tapi kenapa Jaemin sangat menyebalkan, ya? Perasaan teman-teman Karina tidak ada yang seperti Jaemin.
"Sana lo ambil telor."
"Ambil telor?"
Karina berdecak, "Iya sana lo ambil telor di kandang ayam."
Jaemin mengerutkan alisnya, tampak tidak percaya. "Jadi, lo nyuruh gue ambil telor di kandang ayamnya langsung?" tanyanya mendramatisir.
"Iya, kenapa? Lo gak berani gitu?! Cemen banget. Badan aja segede gaban, gak takut tuh ama otot lo?"
Jaemin mengumpat pelan. Tidak terima diejek oleh Karina. Kalau diejek Mark, sih, dia akan biasa saja. Ngambek doang. Lah ini sama cewek, malu lah sama harga diri.
"Ck! Di mana kandang ayamnya?"
"Lewat tuh pintu, lurus aja. Keliatan kandangnya. Buka aja bebas."
Jaemin berdecih, dia bangkit berdiri. "Siapa yang makan kangkung sama telor ceplok?" gerutunya merasa aneh. "Sama ikan gitu, salmon kek."
"Sombong banget lo manusia. Nanti lo cuman makan telor sama kecap."
"Berisik, kurus!"
"Enak aja! Dasar kayu!"
Jaemin memilih abai. Tapi, emang tubuhnya sekeras kayu, ya? Padahal tidak. Mark sering bilang kalau tubuhnya empuk karena banyak lemak. Itu pasti Karina yang bohong.
Pria itu membuka pagar pintu yang mengelilingi area kandang ayam. Jaemin sempat ragu, apalagi saat dia melihat kotoran ayam. Jaemin mengumpat. Seumur hidup bersama Mark, dia tidak pernah berada dalam kondisi yang membuat dia merasa jijik.
Sialan! Sialan sekali!
Dengan nekat, Jaemin berdiri di depan salah satu pintu kecil. Dia mengintip dari lubang kecil. Jelas ada induk ayam yang sedang mengerami telur-telurnya. Jaemin menghela napas, dia membuka pintunya dengan ragu. Amat sangat ragu.
"Sialan! Kenapa juga gue mau disuruh-suruh sama tuh cewek!?"
Jaemin mengulurkan tangannya. Berbekal ingatan dalam video orang yang ngambil telur langsung dari induknya, Jaemin menyelipkan tangannya ke bawah tubuh si induk ayam.
Kelakuannya jelas menganggu. Tangannya bahkan sampai dipatok dan sakit karena kaget. Dia menarik kembali tangannya. Menatap area yang dipatok. Jaemin mengusapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL » MARKMIN ✔
FanfictionEnggak selamanya, tapi Jaemin merasa hidupnya amat sangat sengsara karena hukuman Papa yang katanya, "Kamu bukan istri baik, makanya Papa hukum". Dan Jaemin hanya mampu mengeluh ke Mark. MARK! Dom JAEMIN! Sub