Extra Chapter - 2

1.5K 158 15
                                    

Suami Pekerja Keras?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suami Pekerja Keras?

-

“Nngh…”.

Becky terbaring lemah di tempat tidur, sementara Freen sedang meremas handuk basah untuk di tempel ke dahi sang dokter nakal ini. Wajah putih dokter ini benar-benar berubah menjadi sangat merah ketika demam, bahkan saat ini suhu tubuhnya mencapai 39⁰C. Mata dokter nakal ini terlihat sangat sayu dan menandakan betapa lelah dan lemahnya Becky saat ini. Bahkan dia harus libur dari tanggung jawabnya di rumah sakit karena Freen tidak akan pernah mengijinkan suaminya bekerja dalam kondisi seperti ini.

"Maafkan aku sayang..."

"Cukup Becky, berhenti meminta maaf. Oke?" Becky tidak bisa membantah lagi, terutama saat istrinya sudah memanggil dirinya hanya dengan memanggil namanya saja bukan sebutan romantis mereka berdua.

"Nngghhhh-" Becky mendesah lagi karena hawa panas yang dikeluarkan tubuhnya. Sesungguhnya Freen tidak tega melihat kondisi suaminya saat ini.

"Kau benar-benar dokter yang nakal.... Kau jatuh sakit seperti ini karena kamu terlalu banyak bekerja!!"

"Aku minta maaf sayang~" Becky kembali meminta maaf kepada istrinya itu.

Belakangan ini Becky berangkat kerja pada pukul 5.30 pagi, dan sift nya berakhir pada pukul 11.30 malam. Pada saat ia sampai di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 dini hari. Paling lama Becky hanya tidur selama 4 jam setiap harinya. Dan tampaknya Freen telah menyadari jadwal sang suami semakin padat belakangan ini. Bahkan dia melihat wajah lelah sang suami setiap harinya setibanya di rumah setelah pulang bekerja. Hal ini sudah berlangsung selama 2 bulan semenjak mereka menikah dan memutuskan untuk tinggal bersama Freen.

"Sayang~ aku membuatkan bubur untukmu." Ucap Freen sambil membantu suaminya untuk duduk.

"Terima kasih sayang."

Becky duduk dan bersandar pada headboard tempat tidur mereka, sementara Freen sibuk meniup bubur panas sebelum menyuapi suaminya yang nakal itu. Freen memaksa suaminya menghabiskan bubur itu, meskipun Becky selalu merengek tentang lidahnya yang terasa pahit.

"Kamu ini selalu meminta pasien-pasien mu untuk makan dengan baik saat sakit, tapi kenapa kamu begitu manja saat jatuh sakit." Omel Freen dan Becky akhirnya kalah telak, dia menuruti sang isti dengan menghabiskan seluruh isi mangkuk itu.

Freen memberikan pil penurun panas dan juga antibiotik kepada Becky. Setelah memastikan Becky telah mengkonsumsi obatnya, Freen membantu suaminya untuk kembali berbaring untuk beristirahat. Becky merasa lebih baik setelah memakan bubur buatan sang istri.

Eternal DevotionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang