PROLOG

332K 10.9K 117
                                    

BRAKKK-

"HENA!!! BANGUN GA KAMU!" seorang gadis mendobrak pintu kamar seorang gadis lain yang masih bergelut manja dalam selimut miliknya.

"Herlin kamu bisa diem ga!? Ini aku lagi mimpi ketemu sama cowok mana ganteng banget, mau aku nikahin langsung rasanya."

"Hena!! Mama kamu udah misuh-misuh di bawah, ayok turun." Bisik Herlin pelan.

Mendengar sebuah kalimat kramat langsung membuat Hena membulatkan matanya.

"Lin, udah jam berapa sekarang?"

"Jam 10."

"APA!!!!" Teriak Hena sangat kuat.

Brug~

"Njir sakit kepala ini." Ucap Hena sambil memegang kepalanya.

"Lagian kamu ngapain teriak sambil loncat sii, udah siang bangun cepetan. Semalem kamu udah janji mau nemenin aku ke perpustakaan nasional, jadi cepetan siap-siap!" Ucap Herlin.

"Dih~ mager lah, kan janji kemaren sekarang mah udah beda."

"Oh~ yaudah gapapa sih, semoga hari mu beruntung setelah ini. Aku jamin 100% kamu bakalan dapet ceramah gratis tanpa ada iklan sedikit pun, bye."

"Yooo, main-main dia." Cetus Hena sebal.

"TANTE!! HENA BELUM MAU BANGUN!!" Teriakan Herlin saat ini memancing wanita paruh baya yang sedang berada di bawah.

"HENA!! KAMU MAU BANGUN ATAU MAMA SURU LARI KELILING LAPANGAN KOMPLEK INI!"

"IYA HENA UDAH BANGUN MAAAA" Teriaknya juga tidak mau kalah.

"Gila keluarga bengek si ini, gimana bisa teriak saling sahut-sahutan." Beo Herlin pelan.

Herlin berjalan turun ke bawah, melihat tatapan wanita dewasa yang tadi berteriak, membuat nyali Herlin menciut takut.

"Hena belum mau bangun juga Lin? Sini biar Tante aja yang bangunin."

"E-engga usah Tante, Hena tadi udah bangun tinggal tunggu turun aja." Ucap Herlin sambil menahan wanita ini untuk menemui Hena, yang ada malah adu teriak bagian Dua.

"Beneran udah bangun dia?!"

"Iya Tante, beneran udah bangun kok."

Disisi Hena juga sedang misuh-misuh tanpa kejelasan.

"Sumpah deh, kan janjiannya kemaren kenapa ngajaknya sekarang. Kan wanita ini sudah mager, emang si Herlin selalu ngajak ribut. Udah tau punya temen yang spesies mageran, masih aja terus ngajakin."

"Males banget sumpah, Hena sudah terlalu menyukai kegiatan seorang beban keluarga ini Tuhan."

"Dihh~ jadi beban bangga banget kamu Na, ga sadar diri!"

Masih terus berbicara sendiri, berjalan keluar berusaha tetap tersenyum agar menyakikan sang mama tercinta bahwa dirinya tidak akan mencari keributan pagi ini.

"Udah bangun Tuan putri."

"Yo.. udah pasti, saat ini Tuan putri mau makan soalnya udah lapar."

Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang