Dirinya mulai jengah, selalu melihat kamar seperti nya sangat bosan. Berjalan dan Melihat pemandangan dari jendela kamarnya, sepertinya bukan suatu masalah untuk mencoba keluar.
"Gila~ ini rumah apa istana gede banget, tapi ga salah si orang dalam novel aja tertulis Dave sang antagonis adalah pria yang paling kaya."
"Protagonis cowonya itu cuman seorang dokter saraf di rumah sakit, jadi pasti ga terlalu kaya. Eh tapi jangan salah siapa tau ada plot yang di sembunyikan penulis kan mana tau kitanya, pembaca yang ga modal buat beli buku mana tau keseluruhannya."
"Nyonya ingin kemana?" Tanya pelayan yang tadi.
"Tunggu dulu, kalau boleh tau siapa nama mu?"
"Nama saya Cellin Nyonya." Ucap Cellin dengan sopan.
"Baiklah Cellin, sekarang temani aku untuk memutari rumah besar ini."
"Baik Nyonya, mari."
Cellin mempersilahkan Vereya terlebih dahulu, Vereya menatap dengan takjub sampai menganga lebar. Apa ini nyata,
"Mungkin kalau aku ambil beberapa barang kecil disini, aku bakal kaya kali ya." Ucapnya dalam hati.
"Gila cuy, jiwa-jiwa pengangguran masa lampau seperti naik kepermukaan, gimana caranya kamu tetap nganggur tapi uang kamu mengalir terus. Selain punya suami kaya, apa ada hal yang lain."
"Nyonya mau ke taman bunga?" Tanya Cellin dengan sopan.
"Apa disini ada taman bunga?"
"Ada nyonya."
"Ya kali rumah Segede ini ga ada taman bunganya."
"Cellin siapa pria kecil itu?"
Pandangan nya terarah pada sosok kecil yang sedang mengelilingi taman bunga, apa pria bernama Dave itu ternyata memiliki selingkuhan atau pernah memiliki anak dengan wanita lain.
"Itu Tuan muda Darren Nyonya."
"Darren anak siapa?" Tanya nya tanpa sadar.
"Maaf, tapi Tuan muda Darren anak nyonya dengan Tuan Dave."
"What the hell~ gimana bisa, bukannya udah mati karna di cekik duluan kenapa sekarang udah punya anak. Udah mana Segede itu lagi."
"Berapa usia pernikahan kami?"
"6 tahun nyonya."
"APA!! kau tidak mengatakan kebohongan kan Cellin, katakan dengan benar." Teriak Vereya.
"Itu memang kebenarannya nyonya, kalian sudah menikah selama 6 tahun. Dan sekarang Tuan muda Darren berumur 5 tahun."
"Heh,6 tahun menikah. Gimana caranya itu, apa memang udah beda banget sama novel nya. Trus gimana nanti aku hidupnya, siapa tau nanti aku meninggal dengan cara lain."
"Nyonya baik-baik saja."
Vereya langsung luruh kelantai, apa lagi ini. Padahal mau buat rencana yang keren tapi kenapa keluar fakta lain, sebenarnya ada apa.
"Bagaimana kami bisa menikah?"
"Saya kurang tau dengan jelas, tapi nyonya menikah dengan Tuan karna sebuah insiden pada pesta ulang tahun nyonya besar keluarga."
∆^^^^^∆
Ucapan Cellin tadi masih terus terngiang-ngiang dalam pikiran Vereya saat ini, apa kedatangannya sangat menjungkir balikan keadaan tapi kenapa bisa sampe punya anak.
"Tapi kenapa aku malah punya anak!!! gak bener ini ceritanya gimana si kok beda? Sialan~ jangan bilang Vereya tayo itu ngerjain aku, trus kalo aku ga berpatok sama novel berpatok sama apaan dong!! Ya kali sama tembok."
"Tapi tadi anak nya Vereya ganteng banget, mau aku unyel-unyel rasanya."
"Ntar kalo misalkan aku cerai sama antagonis, kira-kira itu anak sama siapa ya? Bapak nya sayang ga ya? waduh bisa berabe ntar kalo dia tinggal sama bapak nya. Kalo ntar bapak nya nikah lagi, trus Mak tiri nya galak kasian dong itu anak si Vereya."
"Eh~ anak aku juga deng." Ucapnya ketika sadar.
"Wahh~ wajib ganti rencana ini mah, tapi rencana apaan ya? Apa aku temuin dulu itu anak baru pikirin rencana? Kalo aku kayak di novel-novel yang aku baca mereka berubah jadi Badas, tapi kalau aku jangan deh ikutin alur dulu aja. Biar ga curiga-curiga amat orang-orang."
"Iya bener itu aja dulu deh, liat keadaan dulu. Kalo pas ya kabur kalo belom mending nikmatin dulu, kapan lagi ya kan."
Dirinya masih sangat penasaran dengan apa yang terjadi saat ini, mereka menikah selama 6 Tahun dan memiliki anak berumur 5 Tahun. Apa anak itu mendapat kasih sayang pas, atau kehidupan novel benar sangat nyata.
"Keegoisan orang dewasa berdampak pada manusia kecil yang ternyata hadir dalam kehidupan sang orang dewasa."
"Jujur Baru banget tinggal disini udah puyeng banget otak ini, apa lagi nanti aku ketemu pemeran lainnya. Stress kali langsung ya."
"Darren forthe Lexander." Gumam nya dalam hati.
"Forthe sama Fiaene, kayak nama yang ga asing. Tapi nama apa ya, ko makin pusing ya."
"Tau ah~ mending aku lanjut tidur aja, mumpung itu kasur empuk banget."
Terlalu malas berfikir, hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk mengistirahatkan otak kecil nya sejenak.
∆^^^^^∆
"Dave, kamu ga mau makan siang apa? Aku dari tadi udah nungguin kamu disini loh." Sungut seorang wanita dengan nada yang sangat manja.
"Keluar!"
"Apa si, aku baru Dateng. Masa langsung keluar gitu aja, kamu harus ingat nenek Jovanka udah jodohin kita. Kamu masih mikirin Silvia terus, kan mereka juga udah mau nikah Dave."
"Aruna stop!! Nenek tua itu tidak perlu ikut campur untuk urusan hidup ku, jadi kau ingin keluar dari pintu atau keluar dari jendela." Tekan Dave.
"Iya, oke aku pulang. Biarin aku aduin sama nenek, biar kamu di omelin. Lagian Silvia itu udah masa lalu kamu, dan saat ini aku masa depan kamu Dave."
"Keluar atau saya lempar." Geramnya dengan nada tertahan.
"Stev!! Tarik wanita aneh ini keluar!!"
Stev yang langsung tanggap berusaha mendekat dan berniat menarik sang tamu tak di undang ini.
"Ok fine, saya bisa sendiri." Teriak Aruna dengan keras.
Brakk-
Pintu tertutup dengan sangat kencang, pria itu menatap pintu yang baru saja tertutup dengan sangat Nyalang.
"Kau sudah melewati batas mau mu nenek tua."
"Stev! Bagaimana keadaan di masion?"
Mendapat pertanyaan seperti itu Stev langsung keluar untuk mengambil semua laporan yang dirinya dapatkan, kembali ke dalam melihat sang Tuan yang terlihat sudah sangat menunggu.
"Maaf Tuan, kejadian terakhir dengan nyonya mengakibatkan nyonya sedikit linglung. Pelayan mengatakan ada beberapa ke anehan yang terjadi, mulai dari sering berbicara sendiri, melupakan namanya dan pernikahannya dan juga melupakan siapa Tuan muda." Ucap Stev.
Mendengar penuturan panjang itu, Dave memikirkan dengan sangat keras.
"Apa memang sangat keras? Tapi itu karna ulahnya sendiri."
"Jadi wanita itu sedikit lupa ingatan?"
"Iya Tuan."
"Bukan kah itu bagus untuk sebuah perceraian, sebelum Silvia menikah bukankah lebih bagus menghamilinya terlebih dahulu." Ucap Dave dengan senyum yang sangat menyeramkan.
"Baiklah kau bisa keluar Stev, siapkan bahwa aku akan pulang."
Berlalu meninggalkan sang Tuan, Stev tadi sedikit mendengarkan gumaman majikannya itu.
"Saya berharap Tuan tidak gegabah dalam sebuah keputusan." Ucapnya pelan.
Terimakasih (༎ຶ ෴ ༎ຶ)
🤸
🌟Yuk vote bantu aku huhu...
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}
Teen Fiction"Tu-tunggu dulu, ini pasti adalah sebuah hayalan. mana mungkin aku jadi istri orang kaya, bahkan yang paling kaya!" "emakkk! Aku bakalan hidup bahagia gak sih?" "sebelum cerai, nikmati dulu uangnya pak suami." Hena Alestia adalah seorang gadis yang...