3

149K 9.2K 46
                                    

Hari sudah sore, dan Vereya melewatkan jam makan siang. Saat ini dirinya sudah sangat terlampau lapar, memutuskan untuk turun dan berjalan ke dapur untuk menemukan sebuah makanan yang dapat di tampung didalam perut kecilnya ini.

"Cellin apa ada makanan? Aku lapar."

"Akan saya siapkan nyonya, nyonya ingin dengan apa?"

"Apa saja yang penting bikin kenyang!"

Duduk di meja makan yang amat mewah ini, menatap sekitar dengan pandangan yang sudah terkagum-kagum.

"Terimakasih." Ucapnya ketika Cellin sudah menyiapkan makan di hadapannya.

"Sama-sama nyonya, saya akan kembali ke belakang."

Vereya hanya mengangguk menandakan bahwa dirinya telah menyetujui Cellin untuk pergi, menikmati makanan ini dengan hati yang bersih.

"Ternyata bengini kalo jadi orang kaya, trus di ladenin gini enak nya gak ketolongan ya."

"Tapi ini cuman sementara doang, abis ini kita perlu cari kerja biar bisa makan." Ucapnya dengan pelan.

Masih terus berfikir, mungkin dirinya akan menikmati kehidupan ini sampai nanti suami antagonisnya menendangnya dari rumah ini. Setidaknya dirinya merasakan hidup mewah, ya walaupun cuman sebentar doang sih.

Menyelesaikan makanannya, Vereya berjalan keluar mungkin dirinya perlu mencari pria kecil bernama Darren tadi.

"Darren!!" Teriaknya kala melihat pria kecil itu hendak kabur.

"Jangan lari, ada yang ingin aku tanya."

"Heii!! Jangan lari, ada yang ingin aku tanyakan!"

Vereya ikut berlari ketika melihat anak kecil itu tidak pernah berhenti berlari, hingga sampai disebuah tempat yang sangat membuatnya kebingungan.

"Maafkan saya Nyonya, saya tidak akan lagi pergi keluar dan bermain di taman bunga milik nyonya." Ucap pria itu dengan suara bergetar.

"Siapa yang ingin memarahi mu?"

Manik mata abu-abu jernih itu membulat sempurna, ketika mendengar nada lembut darinya.

"Aku hanya ingin bertanya saja, tapi kau malah lari kesini. Oh ya~ kalau boleh tau ini tempat siapa? Kenapa kau malah lari kesini, bukannya kamar mu ada didalam masion?"

Ucapan itu sangat cepat, anak kecil ini sangat bingung dengan perkataan orang dewasa.

"Ini kamar saya nyonya."

"APAA!!"

Teriakan Vereya yang tanpa sadar, membuat pikiran anak kecil itu menjadi takut, apa dirinya melakukan sebuah kesalahan.

"Saya siap di hukum nyonya."

Vereya memandang dalam Darren yang sedang menunduk sambil menggenggam jari-jari nya dengan kuat.

"Siapa yang mau menghukum mu? Aku tanya kenapa kau tinggal disini?"

"Saya memang tinggal disini nyonya." Ucap Darren pelan.

"Sejak kapan?"

"Sudah sangat lama."

"Bagaimana bisa anak kecil seperti mu tinggal di tempat ini? bahkan kamar didalam rumah ini tidak akan penuh jika kau mengisi salah satu kamarnya."

"Tapi itu memang yang terjadi nyonya, saya sudah sangat lama tinggal disini."

Menganga lebar dengan ucapan Darren sekarang, sudah di pastikan Darren adalah korban keegoisan kedua orang dewasa itu. Dan Tentu itu adalah dirinya, baiklah akan di pastikan setelah ini Darren akan menjadi milik Vereya.

Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang