1

178K 9.6K 34
                                    

Suara kicauan burung saat ini sedang menandakan bahwa sang mentari telah mengeluarkan sinar nya yang sangat sempurna.

Eungghh

Seorang perempuan mengeliat sembari membernarkan selimut yang menutup tubuhnya, terus tertidur tanpa lelah seolah menunjukan bahwa tubuhnya baru saja melakukan aktifitas yang sangat berat.

"Nyonya."

Tubuh itu mulai bergerak mengikuti arah gerakan tangan seseorang, mulai membuka matanya hingga tanpa sadar terdiam untuk memastikan semuanya.

"Hah,, ini tempat apa? Bukannya aku lagi dimobil trus ada truk besar yang hampir oleng, dan kenapa sekarang mata aku bisa liat warna yang bercampur-campur." Ucapnya dalam hati.

"Nyonya."

"IYA!" Teriaknya tanpa sadar.

"Maafkan saya nyonya" ujar wanita itu sambil membungkuk dalam.

"Ibu kenapa?"

"N-nyonya!" Ucap wanita itu dengan terbata.

"Ibu kenapa? Trus kenapa manggil saya Nyonya, gimana bisa nyonya nikah aja belom." Ucapnya tanpa sadar.

"Tapi Nyonya sudah menikah."

"APA!!" Teriak nya kembali tanpa sadar.

"Nikah dari mananya, aku ini masih gadis asli."  Teriaknya dalam hati.

"Nyonya apa kepalanya masih sakit, mau saya kembali memanggil dokter?"

"Apaan si, emang saya kenapa? Kan naik mobil trus ada mobil oleng, trus me- kemana Herlin?" Tanya bingung.

"Herlin siapa nyonya?"

"Herlin teman saya, ibu liat teman saya?"

"Wah~ sih Herlin ga bisa di biarin ini, gimana bisa dia ninggalin aku di tempat kayak gini dan dia pasti lagi di rawat di rumah sakit sekarang."

Wanita itu turun dari ranjang, dan tanpa sadar berhenti karna dalam sebuah cermin dirinya dapat melihat perempuan yang sangat-

"Sempurna, gila ini muka beneran sempurna banget."

"Ibu ini muka siapa ya?" Ucapnya tanpa sadar,

Ucapan itu membuat wanita tadi mengerut kan keningnya bingung.

"Itu wajah nyonya."

"Bohong banget, kayaknya ga gini deh muka saya."

"Tapi bayangan itu memang tubuh nyonya."

"Bu bisa stop manggil saya nyonya ga? Panggil Hena aja, biar lebih mudah gitu."

"Hena siapa nyonya?"

"Saya, itu nama saya." Tunjuk nya tanpa sadar.

"Tapi nama nyonya adalah Vereya."

"APA!! Gimana bisa jadi Vereya, nama saya itu Hena Bu, bukan Vereya. Lagian siapa Vereya!."

"Nama nyonya itu Vereya, dan siapa itu Hena?" Ucapan wanita itu tambah membuat Hena pusing bukan main, bagaimana namanya bisa berganti dengan sangat cepat.

"Ish~ lagian siapa itu Vereya, coba jelaskan?" Ucap Hena dengan kesal.

"Nyonya Vereya adalah istri dari Tuan Dave Tivadar Lexander."

"APA!!"

Bugh~

"Nyonya!!!" Teriak wanita tadi,

Wanita itu berlari keluar untuk memanggil pelayan lain agar segera memanggil dokter.

Aku, Vereya?(Transmigrasi) {TERBIT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang